6.8. Hubungan Antara Ketersediaan Alat Pelindung Diri Dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri APD di Industri Pengelasan Informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota
Tangerang Tahun 2013.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pekerja di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang tahun 2013
didapatkan para pekerja yang bekerja di bengkel las dengan APD lengkap dan menggunakan APD sebanyak 15 orang 62,5, pekerja yang bekerja di
bengkel las dengan APD lengkap namun tidak menggunakan APD sebanyak 9 orang 37,5, pekerja yang bekerja di bengkel las dengan APD kurang
lengkap dan menggunakan APD sebanyak 9 orang 40,9 sedangkan pekerja yang bekerja di bengkel las dengan APD kurang lengkap dan tidak
menggunakan APD sebanyak 13 orang 59,1. Berdasarkan hasil uji statistik, dengan menggunakan uji Chi Square
X
2
pada variabel ketersediaan APD didapatkan pvalue yaitu 0,143 yang berarti nilai Pvalue 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara ketersediaan APD dengan penggunaan Alat Pelindung Diri APD pada industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong,
Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asriyani 2011
didapatkan P = 0,002 Pvalue 0,05 sehingga menunjukkan ada hubungan antara ketersediaan APD dan perilaku penggunaan APD. Kemungkinan bias
pada variabel ini adalah ketersediaan APD di tempat kerja tidak hanya APD yang tersedia tidak lengkap dan standar, tetapi juga ketentuan dari pemilik
usaha sehingga menjadi penentuan dalam pengadaan APD ditempat kerja.
Hasil penelitian diatas tidak sesuai dengan pendapat Green dalam Notoadmojo 2005 yang menyatakan ketersediaan APD merupakan salah
satu faktor pemungkin enabling factors yang mendorong atau menghambat individu untuk berperilaku dalam hal ini penggunaan APD.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Bandura dalam Syaaf 2008 yang mengemukakan bahwa ketersediaan APD merupakan faktor
lingkungan yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, bila pekerja menggunakan APD yang ada maka dapat mencegah risiko dan
bahaya yang ada di tempat kerja. Hal ini mungkin karena APD Utama yang tersedia di tempat kerja
tidak lengkap karena industri pengelasan informal biasanya tidak mempunyai risiko dan bahaya yang cukup tinggi dikarenakan presepsi
mengenai APD tertentu berdasarkan potensi bahaya yang ada dari pemilik usaha dan pekerja. Adapun APD Utama kurang lengkap dipakai para
pekerja dikarenakan frekuensi dari bahaya yang ada biasanya risiko rendah sering terjadi di tempat kerja. Walaupun tersedia peralatan APD utama
maupun APD tambahan di tempat kerja, masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD. Namun ada beberapa pekerja yang memiliki inisiatif
menggunakan APD yang mereka punya sendiri.
6.9. Hubungan Antara Pengawasan Dengan Perilaku Penggunaan Alat