Pengertian dan Karakteristik Karyawan
interaksi substansi fisik dan psikis, berupa kemampuan mencipta, kemampuan mengkhyal, kemampuan berfikir, yang mengasilkan gagasan, kreativitas, inisiatif,
kemampuan memecahkan masalah, memprediksi, wawasan kemasa depan, ketrampilan dan keahlian dan lain-lain. Kemampuan itu sangat tinggi nilainya,
jika dikongkritkan menjadi kegiatan bisnis yang kompetitif, sebagai kemampuan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Oleh karena itu jumlah yang banyak tidak
akan berarti apabila bukan terdiri dari SDM yang potensial dan berkualitas dimiliki oleh organisasi perusahaan, maka akan mampu mengantarkan
prganisasinya dalam mencapai sukses.
28
Dalam kaitannya karakteristik karyawan maka adanya Study prilaku ilmiahyang muncul karena dorongan psikologi tingkah laku Behavioral
Psychology , namun dilakukan melalui pengintegrasian berbagai disiplin ilmu. Berbagai disiplin ilmu sosial seperti psikologi industri, psikologi organisasi,
psikologi sosial, ilmu organisasi, ilmu komunikasi, teori prilaku dalam berorganisasi, ilmu hukum, sosiologi dan lain-lain diintegrasikan dengan ilmu
biologi, mathematik, dan statistika, untuk memberikan makna prilaku manusia karyawan dalam bekerja secara eksak. Studi seperti itu berkembanga karena
didasari pendapat bahwa manusia memiliki unsur jasmaniah yang ikut mempengaruhi prilakunya secara organk.Misalnya dalam mempelajari proses
kesadaran seseorang terhadap suatu perangsang stimulus yang menyentuh syaraf mata atau pendengarannya, yang kemudian diteruskan oleh otak sebagai pusat
syaraf, yang dengan cepat mencernannya, kemudian memerintahkan salah satu anggota tubuh memberikan respon.
28
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis yang kompetitif. Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.2005: hal 40-41
4. Dengan mempergunakan berbagai disiplin ilmu itu, studi prilaku secara
ilmiah merekomendasikan bahwa industri atau prusahaan sebagai organisasi merupakan suatu masyarakat yang memiliki budaya kultur
masing-masing yang unik. Dalam kondisi seperti ini suatu organisasi bukan sekedar merupakan sistem sosial sebagai perwujudan hubungan
manusiawi yang statis dan rutin. Akan tetapi harus diterima kenyataan bahwa kultur yang unik itu dipengaruhi pula oleh struktur dengan berbagai
jabatan, yang menempatkan seseorang pada posisi tertentu. Setiap posisi mengemban kekuasaan atau wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-
beda, meskipun perangsangnya sama. Demikian pula dilingkungan para pekerja yang tidak menempati salah satu posisi berdasarkan struktur
organisasi yang terdapat di perusahaan industri, yang dalam kultur yang unik akan berbeda pula dalam memberikan respon terhadap suatu
perangsang. Disamping itu, karena teknologi dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda, maka keunikan kultur organisasi menjadi semakin
berkembang. Dalam kultur seperti itu sulit untuk dibantah bahwa pengaruhnya berakibat pada semakin banyaknya variasi karyawan dalam
merespon suatu perangsang. Misalnya prilaku dalam menerima teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas, yang dpat menimbulkan berbagai
respon. 5.
Oleh karena itulah pada fase ini studi prilaku menjadi penting, karena bermaksud mengungkapkan cara merespon suatu stimulus perangsang yang
berlangsung dalam bentuk prilaku karakter atau cara bekerja sebagai individu yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pekerja lain sebagai individu pula
dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam prakteknya terdapat berbagai cara yang perlu diidentifikasi untuk mengetahui dampakna pada produktivitas
kerja. Beberapa cara itu antara lain dengan mempergunakan penekanan, pemaksaan, berbohong, persekongkolan dan lain-lain yang dapat berakibat
buruk terhadap respon pekerja dalam melaksanakan tugasnya.
29
29
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis yang kompetitif. Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.2005 hal 54-55