Aktivitas Keagamaan TINJAUAN TEORITIS

Adapula pengertian aktivitas yang termaktup di dalam kamus Besar Ilmu Pengetahuan, yakni kata aktivitas berasal dari kata Ing: activity, Latin: activus : aktif, bertindak yaitu bertindak pada diri setiap eksistensi atau makhluk dengan dunia. Manusia mengalih wujudkan dan mengalahkan alam. Berkat aktivitas atau kerjanya, manusia mengangkat dirinya dari dunia dan kemudian secara bertahap mengembangkan proses historis-kultural yang bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhan. Ada dua jenis aktivitas yaitu: 1. Aktivitas Eksternal adalah jika operasi manusia terhadap objek-objek menggunakan lengan, tangan jari-jari dan kaki. 2. Aktivitas Internal adalah aktivitas yang menggunakan tindakan mental dalam bentuk gambaran-gambaran dinamis. Aktivitas internal merencanakan eksternal 21 Pendapatnya Maslow dengan “Need Hierarchy Theory”yang menyebutkan bahwa manusia dalam aktivitasnya termotivasi oleh sejumlah “basic need”. Kebutuhan dasar menurut maslow ada lima yaitu : 1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan keamanan 3. Kebutuhan rasa akan memiliki, dimiliki dan kasih sayang 4. Kebutuhan penghargaan dan 5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri 21 Save M. dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta; Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, LPKN, 1997, Cet 1, h.15 Dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah sebuah tindakan untuk menghasilkan sesuatu, baik dilakukan secara perorangan maupun kolektif, aktivitas juga dapat terkait pula dengan lembaga atau organisasi. Menurut Ensiklopedia Islam, kata “agama” dalam Bahasa Indonesia berarti sama dengan kata “din” dalam bahasa Arab. Sedangkan kata “din” artinya “menguasai, memudahkan, patuh, utang, batasan, atau kebiasaan”. “Din” juga membawa peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang harus dipatuhi, dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan. 22 Religi berasal dari bahasa latin. Menurut satu pendapat asalnya ialah relegere yang mengandung arti mengumpulkan, membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan. Ini terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain kata itu berasal dari religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Oleh karena itu agama di beri definisi-definisi sebagai berikut : 1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. 2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia. 3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. 22 Dewan redaksi, Ensiklopedia Islam, Jakarta : Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1993, Cet. Ke-1, h. 63 4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu. 5. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib. 6. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. 23 Pengamalan agama sebagai bagian dari religiositas di kemukakan antara lain, oleh Glock and strak,menurut mereka terhadap 5 dimensi keberagamaan yaitu : keyakinan, praktek agama, pengalaman, pengetahuan dan dimensi konsekuensi Dimensi keyakinan diindikasikan bepegang teguh pada pandangan teologis tertentu, dan mengakui doktrin-doktrin teologi tersebut. Dimensi praktek Agama diindikasikan dengan teologi tersebut. Dimensi praktek agama diindikasikan dengan mengerjakan atau adanya perilaku pemujaan ritual dan ketaatan agama yang dianut . Dimensi pengalaman diindikasikan dengan perasaan , presepsi-presepsi dan sensasi-sensasi yang dialami yang mengkomunikasikan esensi ketuhanan dan otoritas transendental. Dimensi pengetahuan diindikasikan dengan pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan dan pengetahuan mengenai ritur-ritur , kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi konsekuensi diindentifikasi sebagai akibat dari : keyakinan keagamaan, praktek pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Disebutkan bahwa ada 5 aspek yang terkait dengan keagamaan , yaitu : ideologi , ritual , intelektual , pengalaman keagamaan dan kegiatan keagamaan 23 Harun nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspek jilid 1, Jakarta ; Universitas Indonesia UI-Press, 1985,Cet. 5, hal.2. sehari-hari dalam Bafadal, ed 2003: 62. Aspek-aspek yang dimaksud . menunjuk kepada ajaran agama sebagai pedoman hidup bagi manusia, pelaksanaan ibadah, usaha memahami kitab suci dan kajian keagamaan secara umum untuk meningkatkan pengetahuan dan penghayatan sosial. Adapun ekspresi pengalaman keagamaan menurut Wach meliputi : pemikiran thought, tindakan action dan persekutuan followship dalam Djamil 2001:XXX Aspek keberagamaan menurut Glock and Strak dan ekspresi menjadi dimensi pengalaman keagamaan menurut Wach diformulasikan menjadi dimensi pengalaman agama menurut hasil pengkajian lintas agama dengan pimpinan agama-agama resmi indonesia sebagai berikut : a. Pelaksanaan ibadah secara rutin b. Partisipasi dalam kegiatan atau upacara sosial keagamaan c. Etika berpakaian d. Menggantungkan harapan kepada Tuhan dan menjalankan aktivitas sehari- hari menghadapi suasana gembira dan susah e. Menjaga kesusilaan f. Kegiatan soaial g. Bantuan dana untuk kegiatan keagamaan h. Langkah-langkah untuk meningkatkan pengetahuan dan penghayatan keagamaan dan i. Komunikasi dengan tokoh agama Dapat disimpulkan bahwa aktivitas keagamaan adalah tindakan untuk menghasilkan sesuatu baik dilakukan secara perorangan maupun kolektif yang berkaitan dengan keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan.

E. Pengertian dan Karakteristik Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga kantor, perusahaan, dan sebagainya dengan mendapatkan gaji upah, pegawai, pekerja. 24 Karyawan adalah penjual jasa pikiran dan tenaga dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. 25 Karyawan adalah orang yang banyak menyumbangkan tenaga dan jasanya dalam suatu bentuk usaha, baik usaha pemerintah ataupun dalam usaha swasta dan sebagai imbalan jasanya ia mendapatkan upah atau gaji. 26 Secara umum bukan mutlak dalam suatu lingkungan pekerjaan, kita akan menghadapi karakter-karakter karyawan sebagai berikut : 1. Patuh 2. Penjilat 3. Pemberontak 27 Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja dilingkunagan suatu organisasi disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja dan karyawan . Unsur manusia yang dilihat dari potensinya disebut sumber daya, berbeda dengan sumber daya material. Manusia sebagai sumber daya bersifat potensial abstrak, tidak dapat diukur dari jumlahnya. Potensi itu merupakan proses dan hasil 24 Departemen Pendidikan Nasional , Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Jakarta; Balai pustaka, 2007 25 Malayu S.P Hasibuan , Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta: Bumi Aksara, 2002 hal; 94 26 IG Wirsanto, Dasar-Dasar Manajemen Personalia Jakarta: Pustaka Dian, 2000 hal: 26 27 http; Deni Kurnia,. Mengenal Karakteristik Karyawan, Weblog.htm interaksi substansi fisik dan psikis, berupa kemampuan mencipta, kemampuan mengkhyal, kemampuan berfikir, yang mengasilkan gagasan, kreativitas, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, memprediksi, wawasan kemasa depan, ketrampilan dan keahlian dan lain-lain. Kemampuan itu sangat tinggi nilainya, jika dikongkritkan menjadi kegiatan bisnis yang kompetitif, sebagai kemampuan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Oleh karena itu jumlah yang banyak tidak akan berarti apabila bukan terdiri dari SDM yang potensial dan berkualitas dimiliki oleh organisasi perusahaan, maka akan mampu mengantarkan prganisasinya dalam mencapai sukses. 28 Dalam kaitannya karakteristik karyawan maka adanya Study prilaku ilmiahyang muncul karena dorongan psikologi tingkah laku Behavioral Psychology , namun dilakukan melalui pengintegrasian berbagai disiplin ilmu. Berbagai disiplin ilmu sosial seperti psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi sosial, ilmu organisasi, ilmu komunikasi, teori prilaku dalam berorganisasi, ilmu hukum, sosiologi dan lain-lain diintegrasikan dengan ilmu biologi, mathematik, dan statistika, untuk memberikan makna prilaku manusia karyawan dalam bekerja secara eksak. Studi seperti itu berkembanga karena didasari pendapat bahwa manusia memiliki unsur jasmaniah yang ikut mempengaruhi prilakunya secara organk.Misalnya dalam mempelajari proses kesadaran seseorang terhadap suatu perangsang stimulus yang menyentuh syaraf mata atau pendengarannya, yang kemudian diteruskan oleh otak sebagai pusat syaraf, yang dengan cepat mencernannya, kemudian memerintahkan salah satu anggota tubuh memberikan respon. 28 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis yang kompetitif. Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.2005: hal 40-41