Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
∫∇ ⊂〉≅…≅⎥ϖ≅≈Α ∫ℜ Β≅∫≥ ∫Α ∫⊄ ⎠ϕ≅≅⎠α 〉⇐ ⎮Α ⎠ℜ ⎮⊂≅∫∈≅⎮≈Α∫⊄ ⎠⊃≅⎟…≈Α Β≅⎠Ι ∫⊕≅∫↵ 〉Α ⎮⊕≅∫↵ ⎠⊃≅⎟…≅≈Α∫φ≅⎠ς≅〉ν≅∫↵ ⌠ϕ≅⌠
ℵ≅⎮♦≅∫⊆ Β≅∫ℵ≅⎥≅℘⎠Α ⎮⊕≅⎠↵ Α⎮⊂≅⌠℘ ⎮⊂≅⌠÷⎥≅⊆ ⎮∅∫Α ∫≠⎠≅⋅≅Φ〉≈ ⊄⌠Α ©≅〉Φν≅
⎮♦≅∫↓ ∫⊃≅⎟…≈Α ⎥⇐⎠Α ∫σ≅⎮β≅∫⊆ ⎮ℑ≅∫≈ ∫⊄ ∫∇ ⊂〉≅• ⎥λ≅≈Α ©∫≅ Μ 〉Α ∫⊄
∫⊕≅⎮⊆ ⎠φ≅∫Ν≅⎮∪≅≅⌠ ℵ≅≈⎮Α
Artinya : Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang- orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk. QS. At-Taubah : 18
Sebagai umat Islam, kita tidak boleh puas hanya sampai pada keberhasilan membangun masjid yang megah, karena itu Rasulullah SAW mengingatkan agar
diperhatikan dan diupayakan juga pemakmuran masjid seoptimal mungkin sesudah pembangunannya selesai. Karakter dan identitas seseorang yang hatinya
meyakini bahwasannya ia beriman kepada Allah dan hari akhir ialah orang-orang yang senantiasa terpaut hatinya untuk memakmurkan masjid sebagai tempat
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sesungguhnya orang yang beriman akan mendapatkan pertolongan Allah di mana tidak ada pertolongan pada hari
kiamat yakni salah satunya orang yang memakmurkan masjid. Jangan sampai sebuah masjid yang dibangun dengan megah dan indah, tetapi hanya sedikit orang
yang memakmurkannya. Rasulullah SAW bersabda :
ﱠ ا ﺎﻬ ْوﺮ ْﻌﻳ ﱠﺛ ﺪﺠْﺴ ْﺎ ن ْﻮه ﺎ ﻳ ن ﺎ ز سﺎﱠ ا ﻰ ْ ْﺎﻳ ً ْ ﻗ
دواد ﻮ ا او ر
Artinya : Sungguh akan datang pada umatku suatu masa di mana mereka saling bermegah-megahan dengan membangun masjid tapi yang memakmurkannya
hanya sedikit HR Abu Daud
Untuk dapat mengoptimalkan fungsi dan peran masjid pada masa ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana masjid difungsikan pada masa
Rasulullah SAW, sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. Menurut Miftah Faridl: Masjid adalah peradaban Islam, bukan sekedar
sebuah tempat kegiatan keagamaan dan kebudayaan, tetapi merupakan suatu tata kelembagaan yang menjadi sarana pembinaan masyarakat dan keluarga muslim
serta insan-insan peradaban Islam.
2
Kehidupan dan perkembangan Islam berpangkal di Masjid dan berujung di
Masjid. Dikatakan demikian, karena masjid merupakan awal kebangkitan umat Islam mulai dari pembinaan generasi yang tangguh, tempat bermusyawarah, dan
juga sebagai tempat memperkuat ukhuwah Islamiyah di antara umat Islam. Masjid secara sederhana mengandung arti dan fungsi sebagai tempat umat
Islam melaksanakan shalat berjamaah, berzikir, mengikuti khutbah jum’at serta masjid juga sebagai tempat umat Islam melaksanakan ibadah sunnah yakni i’tikaf
di bulan Ramadhan. Masjid mempunyai fungsi yang lebih luas dari itu. Sebagaimana kita
ketahui, pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya, masjid merupakan satu-satunya pusat aktivitas umat Islam. Ketika itu, Rasulullah SAW memulai
membina para sahabat yang menjadi kader tangguh dan terbaik umat Islam generasi awal untuk memimpin, memelihara dan mewarisi ajaran-ajaran agama
dan peradaban Islam yang bermula dari masjid. Keberadaan masjid yang disebut sebagai “Rumah Allah“, selain
melambangkan eksistensi umat Islam, juga melambangkan kesatuan pengabdian
2
Ahmad Yani dan Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, Jakarta : LP2SI Haramain, 2001, h.10
dan ketaatan manusia kepada Sang Khaliq yakni Allah SWT. Kesatuan dalam aqidah maupun kesatuan dalam menjalankan prinsip-prinsip muamalat.
Dalam perjalanan sejarah dunia Islam, masjid yang eksis di tengah-tengah umat pada kurun waktu berabad-abad yang silam di Timur Tengah, Asia Tengah,
Asia Selatan sampai Asia Tenggara telah mempotensikan masjid sebagai tempat pendidikan. Pada masa itu banyak mu’minin yang menuntut ilmu di masjid-
masjid terpenting di Saudi Arab Mekah dan Madinah, Kairo, Baghdad Irak, Cordova Spanyol, dan lain-lain. Dan setelah itu mereka kembali ke tanah air
masing-masing sebagai agen perubahan, reformis Islam dan pejuang kemerdekaan bagi bangsanya.
3
. Seiring perjalanan waktu, maka kemajuan dan kesejahteraan umat Islam
seharusnya tetap berbasis di masjid. Jama’ah masjid adalah sumber daya umat yang secara terus-menerus harus ditingkatkan kualitasnya, baik kualitas keimanan,
keislaman, akhlakmoral, tutur kata, kecerdasan maupun tingkat kesejahteraan sebagai khairul ummah umat terbaik yang seharusnya menjadi uswatun hasanah
di tengah-tengah masyarakat heterogen. Dilihat dari segi bangunannya Masjid Astra Sunter cukup megah dan
indah, namun tidak hanya keindahannya, manajemen yang diterapkannya pun sangat baik, ini dilihat dari segi program kegiatan-kegiatannya yang dilaksanakan
begitu banyak serta pengurus yang konsisten dalam memakmurkan masjid. Masjid Astra ini terletak di tengah-tengah pabrik industri yang berada
dijalan Gaya Motor Raya. No 3 Sunter II Jakarta Utara tepatnya berada di depan Astra Internasional, karena letaknya di daerah pabrik industri kemungkinan orang-
3
Ahmad Jauhari, Kumpulan Naskah Khutbah Juam’at Membentuk Genarasi Qur’ani, Jakarta : BMI Departemen Agama RI, 2007 h.28-30
orang yang datang ke masjid untuk sholat berjamaah dan mengikuti kajian-kajian keislaman ke masjid Astra adalah para karyawan. Kita mengetahui bahwa
karyawan adalah orang yang bekerja di suatu lembaga perusahaan yang rata-rata berorientasi kepada maisyah atau finansial yang bersifat keduniawian .
Masjid Astra Sunter merupakan tempat ibadah dan peningkatan aktifitas keagamaan bagi para karyawan yang berorientasi kepada ukhrawi atau yang
bersifat akhirat agar seimbang kebutuhan karyawan baik dari segi dunia maupun akhirat maka pengurus masjid Astra mengoptimalkan fungsi masjid dalam hal
memakmurkannya Dari permasalahan di atas penulis akan meneliti sejauh mana penerapan
Manajemen Masjid Astra Sunter dalam Meningkatkan Aktifitas Keagamaan Karyawan PT. Astra Sunter
. Agar terbentuknya kesejahteraan lahir dan batin karyawan. Sehingga menjadi manusia yang bertaqwa yang mengharapkan hanya
keridhaan Allah SWT.