Peranan Masjid Masjid sebagai Sumber Aktifitas

ibadah yang bersifat khusus, seperti sholat tapi juga mempunyai peranan sebagai berikut : a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid. b. Kalender islam yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal, permulaan tahun Hijriyah selanjutnya jatuh pada tanggal Muharram. c. Di Mekah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode Makkiyah, Nabi Muhammad SAW mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah SAW menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid. d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang-orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT; dan e. Masjid didirikan oleh orang-orang taqwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama. Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak yang menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah umat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan identitas umat islam yang mencerminkan tata nilai keislaman. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada pola aktifitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktifitas ukhrawi dan aktifitas duniawi. Memasuki zaman keemasan Islam, masjid mengalami penyesuaian dan penyempurnaan. Corak penyesuaian dengan tuntutan zaman yang terjadi itu tidak kalah fungsionalnya dibandingkan optimalisasi nilai dan makna masjid di zaman Rasulullah SAW. Dalam perkembangannya yang terkahir, masjid mulai memperhatikan kiprah operasional menuju keragaman dan kesempurnaan kegiatan. Secara garis besar operasionalisasi masjid terdiri dari : 1. Aspek Hissiyah Bangunan Belakangan ini bermunculan masjid yang menampakan gaya dan bentuk arsitektur yang beraneka ragam. Terutama di kota-kota besar, banyak masjid yang berdiri dengan kemewahan dan keindahan. Dari segi bagunan fisik masjid, Islam tidak menentukan dan mengaturnya. Artinya, umat islam diberikan kebebasan, sepanjang bangunan masjid itu berperan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan umat Islam. Menyadari sepenuhnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat , tujuan pendiriannya pun harus ditetapkan secara jelas dan benar- benar disadari sejak awal. Jangan sampai kita termasuk golongan orang-orang yang diperingatkan oleh Nabi Muhammad di dalam hadisnya “ Masjid-masjid dibangun megah, tetapi sepi dari pelaksanaan petunjuk Allah .” HR Baihaqi 2. Aspek Maknawiyah tujuan Pada masa Rasulullah SAW, pembangunan masjid mempunyai tujuan, yakni : a. Masjid dibangun atas dasar takwa dengan melibatkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat pembinaan jamaahumat islam At-Taubah : 108 b. Masjid dibangun atas dasar permusuhan dan perpecahan di kalangan umat dan sengaja untuk menghancurkan umat Islam at-Taubah ; 107-108 Versi yang kedua ini khas motif orang-orang munafik, yakni mendirikan masjid untuk maksud memecah belah umat Islam. Maka, masjid tersebut dijuluki ”masjid dhirar“ yang artinya “masjid membawa mudharatkerusakan“. Atas tujuan sesat dan menyesatkan semacam ini, Rasulullah SAW diperintahkan Allah untuk menghancurkan masjid tersebut. Jadi, di sini ditegaskan kaitan antara pembangunan masjid dan tujuannya. 3. Aspek Ijtima’iyah segala kegiatan Aspek kegiatan masjid sebenarnya dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup kelembagaan masjid itu sendiri. Di antara lembaga masjid yang mengejawantahkan aspek kegiatan masjid itu adalah lembaga dakwah dan bakti sosial, lembaga manajemen dan dana serta lembaga pengelolaan dan jamaah.

2. Masjid dalam Arus Informasi Modern

Islam sebagai agama universal kaffah atau menyeluruh ditakdirkan sesuai dengan tuntunan tempat dan zaman. Ia sempurna sebagai sumber dari segala sumber nilai. Di dalam islam tersedia prinsip-prinsip dasar kesempurnaan itu, prinsip yang tidak akan mengalami perubahan sedikitpun sepanjang sejarah umat islam. Jadi sungguh tidak tepat sikap memahami Islam yang bersifat sepotong-potong. Dan masjid merupakan sarana untuk pemahaman serta pendalaman berbagai aspek keislaman tersebut. 18

C. Manajemen Masjid Idarah Masjid

Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dapat dikutip di dalam buku Idarah masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan : “Manajemen Masjid ialah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam.” Dari sini, kita dapat merumuskan definisi lain. Idarah masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, dilakukan oleh seorang pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya melalui berbagai aktivitas yang positif. Ada pula menurut Drs. Moh E.Ayub bahwa Idarah masjid adalah usaha- usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya. Idarah masjid disebut juga manajemen masjid pada garis besarnya dapat dibagai menjadi dua bidang : a. Idarah Binail Maadiy Physical Management adalah manajemen secara fisik yang meliputi kepengurusan masjid, pengaturan pembangunan fisik masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban, dan keindahan masjid, pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid, pengaturan keuangan dan administrasi masjid, pemeliharaan agar masjid tetap suci, terpandang, menarik, dan bermanfaat bagi kehidupan umat dan sebagainya. 18 Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid petunjuk praktis bagi para pengurus.. Jakarta, Gema Insani Press, 1996 hal 10-14