Hambatan atau kendala yang dihadapai Masjid Astra

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah berdirinya Yayasan Amaliah Astra Masjid Astra

Yayasan Amaliah Astra didirikan pada tanggal 2 Januari 2001 dan diresmikan 23 Mei 2001 oleh PT. Astra Internasional, Tbk sesuai dengan Akta Pendirian No 35 tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Akte No.12 tahun 2004 serta Akte No.8 tahun 2004 oleh notaris Emi Susilowati. Akte pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.C-751. HT.01.02.Th 2004. 1 Pendirian Yayasan ini dilandasi oleh cita-cita perusahaan “Sejahtera Bersama Bangsa” dan salah satu dharma falsafah Astra “Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara“, serta Visi Astra yaitu “Menjadi Perusahaan yang Mempunyai Tanggung jawab Sosial dan Ramah Lingkungan”. Yayasan Amaliah Astra bersama yayasan lain di jajaran Astra merupakan wahana untuk mewujudkan program “Corporate Sosial Responsibility” perusahaan, khususnya di bidang sosial-keagamaan, dan sekaligus program Community Development Astra. Tugas pertama yang diemban oleh Yayasan dan berhasil diselesaikan tepat waktu selama lebih kurang 7 bulan sejak bulan Maret 1 Laporan Pengurus Yayasan Amaliah Astra YAA Tahun 2004 hal.3 36 2001 hingga November 2001 adalah pembangunan Masjid Astra di Jl. Gaya Motor Raya Sunter II Jakarta Utara. Maksud dan tujuan didirikannya Yayasan Amaliah Astra adalah di bidang keagamaan, sosial dan kemanusiaan. Yayasan melalui kontraktor, dalam hal ini PT Nusa Raya Cipta, melanjutkan pembangunan dan penyempurnaan Masjid Astra, khususnya tampilan kulit luarnya seperti, pengecetan atap beton, dinding luar dan alcotex, serta pemasangan composite panel di atas teras yang terletak di bagian depan perpustakaan masjid, guna melindungi dari terpaan hujan. Pemasangan granit pada dinding luar depan, yang semua dijadwalkan, akhirnya dibatalkan karena alasan teknis seperti pemasangan kawat baja yang di dinding dan ancaman korosi akibat cuaca di wilayah Sunter II yang bakal mempengaruhi daya tahan baja penyangga granit dinding, di samping alasan biaya yang memang nilainya cukup signifikan. Sebagai gantinya dilakukan pengecatan dinding untuk menimbulkan nuansa antar bidang. Hasilnya, cukup mengesankan dan biayanya pun jauh lebih murah. Kegiatan lain adalah penggantian sebagian sebanyak 43 buah stainglass atau kaca patri karena stainglass yang ada kurang dapat memantulkan efek cahaya yang impresif ke bagian luar. Selajutnya stainglass yang lama tersebut dihibahkan kepada Masjid Astra Agro Lestari di jalan Pulau Ayang Raya, kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pekerjaan pembuatan, pemasangan dan pencopotan stainglass ini seluruhnya dilakukan oleh Setia Boedhie Utama,