Sistem Kepercayaan Sistem Kesenian

sosial lainnya berdasarkan turunan marga. Ketika seseorang baru bertemu dengan yang lain, biasanya masing-masing individu akan menyebutkan marganya terlebih dahulu dan kemudian mencari posisi marganya tersebut dalam keluarga atau turunan marganya. Kemudian hal ini akan memunculkan posisi baru bagi setiap individu tersebut dalam konteks adat sesuai dengan konsep dalihan na tolu. Beberapa marga yang mayoritas menempati desa ini adalah marga Sipahutar, Hutagalung, Simanungkalit dan Manalu dan beberapa marga lain. Di Dusun Habinsaran marga yang menempati daerah tersebut adalah marga Sipahutar, dan tidak ada marga lain yang menempati dusun ini.

2.6. Sistem Kepercayaan

Penduduk yang tinggal di Desa Lobu Singkam secara keseluruhan telah memeluk agama yang diakui oleh negara. Agama yang mereka anut adalah agama Kristen Protestan dan Kristen Khatolik. Di desa ini tidak terdapat masyarakat yang menganut sistem kepercayaan. Di desa Lobu Singkam terdapat tujuh Gereja Kristen Protestan dan dua Gereja Khatolik.

2.7. Sistem Kesenian

Menurut Koentjaraningrat 1990:204 salah satu unsur kebudayaan manusia adalah kesenian. Sebagai wilayah mayoritas suku Batak Toba, masyarakat yang tinggal di desa Lobu Singkam juga mengenal sistem kesenian Batak Toba secara umum yaitu seni musik, seni tari dan seni teater. Dalam sistem kesenian Batak Toba dikenal beberapa jenis bentuk ansambel musik yaitu Universitas Sumatera Utara gondang sabangunan, gondang hasapi dan uning-uningan. Demikian halnya dalam seni tari dikenal dengan istilah manortor atau menari dan dalam seni teater dikenal dengan nama opera. Penggunaan kesenian yang ada pada masyarakat Batak Toba juga erat kaitannya dengan sistim kekerabatan yang dipakai. Di dalam berkesenian peranan-peranan dalihan natolu sangat berpengaruh, dan ketiga pengelompokan kekerabatan yang ada dalam dalihan natolu tersebut akan dimiliki oleh setiap orang Batak secara bergantian tergantung pada siapa yang melakukan acara 7 . Dalam setiap upacara adat seperti pesta perkawinan, upacara kematian, pesta mangadati maupun acara adat lainnya biasanya diiringi dengan musik yaitu gondang sabangunan ataupun gondang hasapi. Akan tetapi di beberapa tempat atau dusun pada saat upacara kematian sering terlihat ada ansambel musik lain yang bukan berasal dari sistem kesenian Batak Toba. Ansambel tersebut sangat unik dan hanya ada di desa Lobu Singkam. Masyarakat desa Lobu Singkam menyebut ansambel ini dengan nama “grup musik” saja. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mengetahui sejarah dan latar belakang musik tersebut. Fungsi ansambel ini adalah sebagai hiburan bagi orang yang mengalami kemalangan. Data yang penulis peroleh tidak lengkap dan tidak akurat karena Desa Lobu Singkam Baru mengadakan pergantian Kepala Desa sehingga data-data tentang desa tersebut belum dibuat sebagaimana mestinya 8 . Menurut Bapak J 7 Dikutip dari tulisan “Alat-alat Musik Sumatera Utara” oleh Julianus P Limbeng dalam situs http:xeanexiero.blogspot.com 8 Semua data tentang Wilayah, Penduduk, Bahasa, Sistem Mata Pencaharian, Sistem Kekerabatan, Pertanian dan Kepercayaan diperoleh dengan mencatat data dari Kantor Kepala Desa dan mengadakan wawancara dengan Sekretaris Desa Bapak J Hutagalung pada tanggal 7 Juni 2008 di rumah Kepala Desa. Universitas Sumatera Utara Hutagalung Sekretaris Desa bahwa mereka tidak mempunyai data statistik ataupun data tertulis yang lengkap mengenai desa tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB III GRUP MUSIK NUNUT

3.1. Sejarah Musik Keroncong

Berbicara mengenai Grup Musik Nunut yang terdapat di Dusun Habinsaran desa Lobu Singkam penulis akan mengemukakan pendapat tentang grup musik tersebut. Grup Musik Nunut sebenarnya merupakan sebuah grup musik yang mirip dengan grup musik Keroncong yang ada di Pulau Jawa tepatnya di Kampung Tugu Jakarta. Dalam pertunjukannya Grup Musik Nunut ini pada umumnya membawakan lagu atau reportoar musik Batak Toba secara instrumental. Penulis tidak dapat langsung mengambil kesimpulan dengan menyatakan bahwa Grup Musik Nunut adalah sebuah Grup Musik Keroncong. Akan tetapi penulis akan menjelaskan bagaimana hubungan antaranya kedua hal tersebut sehingga penulis bisa mengambil kesimpulan demikian. Pendapat tersebut di atas penulis kemukakan berdasarkan adanya hubungan ataupun persamaan antara sejarah dan perkembangan, bentuk, penggunaan serta komposisi musik Keroncong di Indonesia dengan hasil wawancara antara penulis dengan masyarakat yang ada di Desa Lobu Singkam mengenai sejarah perkembangan grup-grup musik seperti Grup Musik Nunut di Lobu Singkam. Menurut Rustam E Tamburaka 1999:9 bahwa perlu mempelajari sejarah agar diperoleh pengalaman mengenai peristiwa di masa lalu dan untuk Universitas Sumatera Utara