Pola Perkampungan dan Letak Rumah Asal Usul Penduduk dan Bahasa

yang tidak baik. Karena sarana transportasi tidak selalu ada maka penulis menggunakan kendaraan roda dua untuk menjangkau lokasi penelitian tersebut. Dusun Habinsaran berada pada wilayah yang lebih rendah dari desa Lobu Singkam. Jarak dari Desa Lobu Singkam ke Dusun Habinsaran kurang lebih 3 km. Untuk sampai ke dusun tersebut penulis harus menempuh jalan yang berbatu dan belum di aspal. Penulis kadang harus berjalan kaki karena jalan yang sangat terjal dan berlumpur bila hujan datang. Desa Lobu Singkam memiliki batas batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aek Raja Kecamatan Sipoholon 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pintu Bosi Kecamatan Sipoholon 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Horison Kecamatan Sipoholon 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Rura Julu Kecamatan Sipoholon

2.2. Pola Perkampungan dan Letak Rumah

Berdasarkan pengamatan penulis bahwa pola perkampungan di desa Lobu Singkam sama dengan pola perkampungan Batak Toba pada umumnya. Letak rumah selalu berhadapan menghadap jalan atau menghadap halaman umum membentuk sebuah perkampungan. Penduduk yang tinggal di desa Lobu Singkam memiliki bentuk pola pemukiman yang berkelompok. Setiap rumah dibangun menghadap jalan dan sejajar mengikuti alur jalan desa. Berbeda dengan pemukiman yang ada di dusun- dusun. Biasanya jarak pusat desa dengan perkampungan lainnya sangat jauh, hal ini disebabkan banyak masyarakat yang mencari lahan pertanian yang bisa Universitas Sumatera Utara digarap. Mereka tinggal di dekat lahan tersebut dan kemudian membentuk komunitas sendiri yang menjadi cikal bakal sebuah perkampungan ataupun dusun. Karena kebanyakan dusun-dusun berada pada wilayah yang lebih rendah dari jalan desa atau berada di lembah, maka pola perkampungannya menjadi berbeda dengan yang ada di pusat desa. Letak setiap rumah dibangun saling berhadapan satu sama lain menghadap halaman umum.

2.3. Asal Usul Penduduk dan Bahasa

Penduduk yang mendiami wilayah Desa Lobu Singkam adalah suku Batak Toba. Sampai sejauh ini belum ada suku lain yang tinggal di wilayah ini. Penyebaran penduduk yang ada di Desa Lobu Singkam tidak berkonsentrasi pada satu wilayah saja, hal ini dipengaruhi oleh letak lahan pertanian yang digarap. Kebanyakan penduduk disana berasal dari luar desa Lobu Singkam yang datang membuka lahan pertanian dan tinggal di dekat lahan tersebut. Menurut pengamatan penulis bahwa mereka datang dari wilayah atau desa-desa lain yang jaraknya sangat jauh seperti Sipoholon, Hutaraja, Tarutung, bahkan Siborong- borong untuk mencari lahan pertanian yang baru. Setiap dusun atau perkampungan selalu dihuni oleh satu kelompok marga. Seperti dusun Habinsaran, dihuni oleh kelompok marga Sipahutar yang datang dari desa Hutaraja yang jaraknya sangat jauh. Beberapa marga lain yang mayoritas tinggal di desa ini dan membuka perkampungan sendiri adalah marga Simanungkalit, Manalu, Hutagalung dan beberapa marga lainnya. Universitas Sumatera Utara Jumlah jiwa yang terdapat di desa ini kurang lebih 2.402 orang dengan jumlah keluarga sekitar 480 – 500 KK. Di Dusun Habinsaran sebagai tempat penelitian dan tempat tinggal informan terdapat sekitar 43 KK. Ada 2 bentuk bahasa yang umum digunakan di desa ini yaitu Bahasa Batak Toba dan Bahasa Indonesia. Dalam percakapan sehari-hari bahasa yang digunakan adalah Bahasa Batak Toba. Mereka juga menggunakannya dalam mengadakan transaksi di pasar, di tempat peribadatan dan dalam berbagai kegiatan desa. Sedangkan Bahasa Indonesia digunakan dalam kegiatan Administrasi Pemerintahan, juga dalam proses belajar mengajar di sekolah walaupun kadang menggunakan pengantar Bahasa Batak Toba.

2.4. Mata Pencaharian