Tahun 1964 Tahun 1964 sampai Tahun 1965

Mereka kemudian mengambil sebuah kata dari bahasa Batak Toba yaitu Nunut. Nunut artinya mengerjakan dengan sangat baik dan teratur. Mereka menggunakan nama ini dengan alasan agar ketika mengerjakan segala sesuatu mereka bisa mengerjakannya dengan baik teratur dan tidak mengeluh. Apapun yang dikerjakan harus dengan hati tulus agar hasilnya baik. Dengan menggunakan kata Nunut maka mereka kemudian menamakan grup tersebut dengan nama Grup Musik Nunut.

3.3.2. Perkembangan Grup Musik Nunut

Menurut penuturan para informan bahwa pemain Grup Musik Nunut sekarang adalah generasi ketiga keturunan dari Ompung Binahar Sipahutar. Berdasarkan generasi ini jugalah perkembangan Grup Musik Nunut dapat dilihat. Ada 3 periode perkembangan Grup Msuik Nunut di dusun Habinsaran.

3.3.2.1. Tahun 1964

Pada tahun 1964 Ompu Binahar Sipahutar bersama anak dan saudaranya mulai membuka grup musik ini. Komposisi alat musik dan lagu yang mereka mainkan masih sederhana. Mereka selalu ikut serta menonton bila ada grup musik lain di Lobu Singkam sedang mengadakan pertunjukan dan dari sanalah mereka memperoleh lagu-lagu untuk dipelajari. Alat musik yang mereka gunakan diantaranya Mandolin, Karoccong, Gitar, Tambor, Gardap, Jes dan seorang Parhata. Berikut ini adalah nama-nama yang pertama sekali ikut sebagai pemain: Universitas Sumatera Utara No Nama Alat musik yang digunakan 1 Ompu Binahar Sipahutar Mandolin chordophones 2 Ompu Manukkun Sipahutar Karoncong chordophones 3 Ompu Marines Sipahutar Tambor membranophones 4 Ompu Jagot Sipahutar Gardap membranophones 5 Ompu Rasmi Sipahutar Gitar chordophones 6 Ompu Parulian Sipahutar sebagai Parhata

3.3.2.2. Tahun 1964 sampai Tahun 1965

Pada tahun 1965 Grup Musik Nunut mulai berkembang, baik dari segi komposisi lagu, alat musik maupun jumlah pemain. Pada periode ini jumlah pemainnya adalah 10 orang termasuk seorang Parhata. Grup Musik Nunut mulai mengalami masa kejayaan, hampir tiap minggu mereka tampil dan selalu ada yang mengundang untuk menghibur. Pada hari natal dan tahun baru, mereka berjalan-jalan mendatangi tiap- tiap rumah, bahkan mereka pernah sampai ke kota Tarutung yang jaraknya sekitar 20 km dari desa Lobu Singkam untuk merayakan tahun baru. Setiap mereka mengunjungi sebuah rumah, Parhata akan memberikan kata pembuka agar pemilik rumah membrikan sambutan. Mereka akan memainkan alat musik tersebut hingga pemilik rumah menjamu mereka atau memberikan kue natal seperti Kue Bolu, Dodol, Kacang Goreng dan Kembang Layang sebagai ucapan terima kasih. Universitas Sumatera Utara Berikut ini daftar nama pemain dan alat musik yang mereka gunakan pada masa itu: No Nama Alat musik yang digunakan 1 Ompu Oknes Sipahutar Mandolin 1 chordophones 2 Ama Roma Sipahutar Mandolin 2 chordophones 3 Ompu Lindung Sipahutar Viol 1 chordophones 4 Ama Jago Sipahutar Viol 2 chordophones 5 Ama Manto Sipahutar Gitar chordophones 6 Ama Binsar Simanungkalit Karoccong 1 chordophones 7 Ama Ginta Sinambela Karoccong 2 chordophones 8 Ama Nimrot Sipahutar Tambor dan Jes membranophones dan idiophones 9 Ompu Rasmi Sipahutar Gardap membranophones 10 Ompu Lisa Sipahutar Heser idiophones 11 Ompu Uli Sipahutar sebagai Parhata

3.3.2.3. Tahun 1965 Sampai Sekarang