Tangga Nada Nada Dasar

5.2. Analisa

Dari hasil transkripsi tersebut penulis kemudian mengadakan analisis, dengan tujuan agar hasil transkripsi tersebut lebih mendetail dan mudah untuk dipelajari. Analisis merupakan rangkaian kerja yang lebih lanjut dalam mengolah hasil transkripsi, yaitu suatu kerja yang memilah atau menguraikan bagian-bagian dari hasil transkripsi yang kemudian dideskripsikan hubungan diantara tiap-tiap bagiannya Nettl, 1964:131. Berikut ini, penulis akan menganalisis hasil transkripsi berdasarkan beberapa point yang ditawarkan Malm yaitu: 1. Tangga nada 2. Nada dasar 3. Wilayah nada 4. Frekwiensi pemakaian nada 5. Formula melodi 6. Pola-pola kadensa 7. Interval 8. Kantur

5.2.1. Tangga Nada

Menurut M. Soeharto 1992:32, tangga nada adalah susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah satu nada dasar sampai dengan nada oktafnya. Akan tetapi, dalam tulisan ini tangga nada bukan dimulai dari nada dasar, dalam pengertian tangga nada dalam kasus ini disesuaikan dengan Universitas Sumatera Utara pendapat yang dkemukakan oleh Malm 1977:8, bahwa untuk menentukan tangga nada tersebut dilihat dari nada pokoknya modal. Nada pokok maksudnya adalah nada-nada yang terdapat pada lagu yang ditranskripsikan itu. Selain itu, salah satu cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah dengan menuliskan nada-nada yang dipakai, tanpa melihat fungsi masing-masing nada dalam lagu, kemudian digolongkan kedalam beberapa kriteria. Maka dapat dilihat bahwa nada pokok dari lagu Marolop-olop adalah:

5.2.2. Nada Dasar

Nada dasar adalah nada tumpuan bagi nada-nada yang terpakai, dan pada umumnya adalah nada pertama pada tangga nada M. Soeharto, 499:88. Penulis menggunakan metode yang dikemukakan oleh Nettl 1964:147-149 yang menyebutkan bahwa untuk menentukan nada dasar sebuah komposisi dan untuk membedakan nada yang penting dan nada yang kurang penting, ada tujuh kriteria untuk melihat nada dasar pada sebuah komposisi, yaitu: 1. Nada yang sering dipakai dan nada yang jarang dipakai dalam satu komposisi. 2. Terkadang nada-nada yang harga ritmisnya besar dianggap nada dasar, biarpun jarang dipakai Universitas Sumatera Utara 3. Nada yang dipakai pada awal komposisi, atau pada akhir bagian-bagian komposisi, dianggap memiliki fungsi penting dalam tonalitas tersebut. 4. Nada yang menduduki posisi yang paling rendah dalam tangga nada ataupun posisi pas ditengah-tengah dapat dianggap penting. 5. Interval-interval yang terdapat antara nada, kadang-kadang dipakai sebagai patokan. Misalnya, bila ada satu nada dalam tangga nada seluruh komposisi yang digunakan bersama oktafnya, sedangkan nada lain tidak memakai oktaf nada pertama tersebut dianggap penting 6. Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada, juga bisa dipakai sebagai patokan tonalitas 7. Harus diingat bahwa mungkin ada gaya-gaya musik yang mempunyai sistem tonalitas sendiri. Untuk mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, maka cara terbaik tampaknya adalah melihat secara mendetail gaya musik yang dimainkan. Berdasarkan pada nada-nada yang dimainkan dalam lagu Marolop-olop bahwa lagu tersebut memiliki nada dasar Cis = do, ini dilihat dari kriteria yang ketujuh. Grup Musik Nunut memiliki gaya musik yang memiliki tonalitas tersendiri karena mereka tidak mempunyai aturan bagaimana menentukan nada dasar. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa mereka hanya menyamakan suara saja artinya bila penyeteman gitar sudah sama dengan Mandolin dan Karoccong maka nada tersebut menjadi nada dasar dan hal ini bisa berubah bila penyeteman pada alat-alat musik tersebut diubah sesuai dengan selera pemain. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah deskripsi nada pada lagu Marolop-olop 1. Nada awal adalah Gis. 2. Nada akhir adalah Gis, Cis dan Es 3. Nada terendah dalam komposisi adalah Gis 4. Nada tertinggi dalam komposisi adalah As` 5. Nada terbesar adalah 6. Nada tekecil adalah

5.2.3. Wilayah Nada