Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat yang tinggal di desa Lobu Singkam, Kecamatan Sipoholon mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerah- daerah sekitarnya untuk membuka lahan pertanian, kemudian tinggal di dekat lahan tersebut. Dengan tekstur wilayah yang berbukit dan dipenuhi pegunungan, masyarakat yang tinggal di desa ini hidup berkelompok di lembah-lembah. Setiap wilayah yang ditempati biasanya terdiri dari satu klan atau marga. Jarak satu wilayah kewilayah lainnya biasanya sangat jauh dan jalannya kurang baik. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat desa Lobu Singkam terutama di Dusun Habinsaran yang mayoritas sebagai petani ini sangat menjunjung tinggi dalihan natolu sebagai hukum adat dalam melaksanakan setiap kegiatan, baik dalam kekerabatan. upacara adat dan keagamaan. Masyarakatnya juga mengenal setiap bentuk kesenian Batak Toba, seperti gondang sabangunan, uning-uningan, tambor-tambor, Opera Batak, termasuk juga gondang keyboard 1 . Dalam pesta perkawinan biasanya gondang sabangunan atau gondang keyboard diundang untuk menghibur masyarakat yang datang ke pesta tersebut. Akan tetapi berbeda dengan upacara kematian, biasanya yang diundang adalah uning-uningan atau sebuah grup musik yang mirip dengan grup musik Keroncong untuk menghibur orang-orang yang mengalami kemalangan. 1 Gondang keyboard adalah musik yang muncul dari perpaduan antara alat musik keyboard dengan godang sabangunan. Universitas Sumatera Utara Grup musik Keroncong ini sangat unik dan fenomenal, karena bila dilihat secara umum sejarah kesenian Batak Toba, ansambel musik ini tidak ada. Akan tetapi di desa Lobu Singkam grup musik seperti ini sudah ada sejak tahun 1960- an. Bahkan di desa ini pernah terdapat 4 grup musik seperti ini, walaupun saat ini tinggal satu grup saja yang bertahan yaitu Grup Musik Nunut yang berada di Dusun Habinsaran. Grup Musik Nunut bukanlah nama sebenarnya, dan para pemain Grup Musik Nunut tidak mempunyai terminologi yang bisa menjelaskan seperti apa grup musik tersebut. Akan tetapi karena grup musik ini pernah diundang oleh sebuah lembaga kebudayaan yang bernama Soripada pada Pameran Ulang Tahun Kabupaten Tapanuli Utara 2006 di Tarutung, akhirnya mereka mencari nama dan menyebut dirinya dengan Grup Musik Nunut 2 . Grup Musik Nunut ini pada mulanya dibuka oleh Ompu Binahar Sipahutar pada tahun 1964, pada saat itu terjadi sebuah permasalahan yang menganggap opera tidak lagi layak dijadikan sebagai hiburan. Sehingga pada saat itu tidak ada lagi hiburan rakyat. Kemudian Ompu Binahar Sipahutar meminta seorang temannya yang bernama Karel Hutagalung untuk membuat beberapa alat musik musik yang nantinya digunakan sebagai hiburan. Karel Hutagalung merupakan seorang pembuat gitar dan organ yang sudah sangat dikenal dengan nama Gitar Sipoholon. Tidak diketahui dari mana ide Beliau untuk membuat alat musik seperti yang digunakan Grup Musik Nunut tersebut. Namun berkat alat musik tersebut maka terbentuklah grup-grup musik Keroncong di desa tersebut. 2 Wawancara dengan Ompu Oknes Sipahutar di Lobu Singkam, 21 Oktober 2007 Universitas Sumatera Utara Grup Musik Nunut merupakan sebuah grup musik instrumental atau ansambel musik yang memainkan lagu-lagu tradisional Batak Toba seperti gondang 3 , lagu-lagu perjuangan maupun lagu-lagu gereja. Namun pada saat ini mereka sudah memainkan lagu-lagu pop Batak yang dimainkan secara instrumental. Alat musik yang mereka gunakan pada awalnya adalah Mandolin short neck lute, Gitar long neck lute, Gardap senar drum, Tambor bass drum, Viol Biola, dan Karoccong 4 sejenis ukulele. Kemudian pada tahun 1965 Grup Musik Nunut mengalami perkembangan dan alat musiknya semakin banyak yaitu 2 buah Gitar, 2 buah Karoncong, 2 buah Mandolin, 2 buah Viol Biola, 2 buah Heser Marakas, Gardap bass drum, Tambor snare drum dan Jes cymbal. Dalam penyajiannya, Mandolin sebagai pembawa melodi. Setiap lagu selalu di awali oleh Mandolin diikuti alat musik lain dan kemudian diakhiri oleh Mandolin serta diikuti alat musik yang lainnya juga. Ketika Mandolin mulai berbunyi, memainkan sebuah lagu mereka akan tahu lagu apa yang dimainkan. Uniknya semua lagu dimainkan seperti itu, baik lagu yang berirama lambat atapun cepat. Mereka tidak mempunyai aturan khusus untuk setiap lagu. Sebuah lagu akan selalu dimainkan berulang-ulang hingga pemain Mandolin mengakhiri lagu tersebut. Kebanyakan lagu yang mereka bawakan berirama cepat. 3 Gondang dalam hal ini adalah nama komposisi yang sering dibawakan oleh gondang sabangunan ataupun uning-uningan. 4 Karoccong adalah salah satu alat musik Batak Toba yang tergolong klasifikasi chordophones yang memiliki 4 buah senar yang dimainkan dengan cara dipetik namun tidak memiliki fret pada fingerboard. Radot Sinaga: 2006 Universitas Sumatera Utara Walaupun pada setiap pertunjukan -pada saat awal terbentuknya grup musik ini- dipimpin oleh seorang Parhata 5 namun mereka tidak tahu judul setiap lagu yang mereka bawakan, kecuali lagu yang berasal dari lagu gereja dan sebagian lagu pop atau lagu perjuangan. Pada awalnya mereka diundang untuk menghibur orang yang mengalami kemalangan, akan tetapi saat ini sudah digunakan pada acara lain seperti Pesta Gereja, hari Natal dan Tahun Baru, hiburan pada upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia juga pada waktu senggang setelah pulang dari ladang. Hingga saat ini hanya Grup Musik Nunut yang masih sering mengadakan pertunjukan di daerah tinggal mereka walaupun alat musik yang mereka gunakan sudah berkurang. Alat musik yang mereka gunakan saat ini adalah sebuah Mandolin, Gardap, Tambor dan Gitar dan 2 buah Karoccong, sedangkan Parhata tidak ada lagi. Pemain dari grup musik ini sekarang adalah generasi ketiga dari Ompu Binahar Sipahutar yaitu Ompu Oknes Sipahutar bersama anak-anak serta menantunya yang berusaha tetap menjaga kelangsungan grup musik ini agar tidak sampai hilang. Grup Musik Nunut menjadi sebuah fenomena musik yang relatif baru dalam kehidupan masyarakat di Lobu Singkam secara khusus dan di Kecamatan Sipoholon serta Kabupaten Tapanuli Utara secara umum yang sudah mengenal bentuk kesenian tradisional Batak Toba. Mereka muncul di desa yang belum seluruhnya mengenal kehidupan modern, media bahkan penerangan. Dengan melihat hal ini penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Grup 5 Parhata adalah seseorang yang bertindak sebagai pembawa acara, yang memandu jalannya pertunjukan Grup Musik Nunut dengan menyertakan pantun dan peribahasa. Universitas Sumatera Utara Musik Nunut ini. Beberapa hal yang menjadi fokus penelitian ini adalah sejarah bagaimana grup musik ini bisa terbentuk, perkembangan Grup Musik Nunut hingga saat ini, deskripsi dan fungsi setiap alat musik, bagaimana mereka mengetahui lagu-lagu yang mereka bawakan walaupun tidak mempunyai judul, kelangsungan dari grup musik tersebut serta hubungan Grup Musik Nunut dengan musik Keroncong. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang lebih khusus dan mengangkatnya ke dalam bentuk tulisan ilmiah. Dengan demikian penulis memberi judul penelitian ini: Nunut: Sebuah Grup Musik Keroncong Di Desa Lobu Singkam Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

1.2. Pokok Permasalahan