BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORITIS 1. Kajian Teori Pemahaman Konsep Matematika Luas dan Volume
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman atau understanding mempunyai beberapa tingkat kedalaman arti yang berbeda. Pemahaman adalah proses, cara,
perbuatan memahami
atau memahamkan.
“Menurut Driver pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau
suatu tindakan.”
1
Sedangkan menurut Benyamin S. Bloom, “pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami apa yang
sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide
itu secara mendalam”.
2
Pemahaman berhubungan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengatahuan atau informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri, sehingga siswa diharapkan dapat menterjemahkan dan menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
Kata kerja operasioanal pada level ini antara lain : menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasi, menguraikan dengan kata-kata sendiri,
menulis ulang dengan kalimat sendiri, meringkas, membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, berpendapat, dan menjelaskan.
3
Seseorang dikatakan memahami sesuatu jika telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya
1
Kadir, dkk. “Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika”, dalam Gusni
Satriawati, Vol. 1, No. 1, Juni 2006, hal. 108.
2
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, h.69.
3
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004, h.69.
10
dengan mengunakan kalimatnya sendiri siswa tidak lagi mengingat dan menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat
memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Tersebut di dalamnya menafsirkan bagan, gambar, grafik, untuk menjelaskan
dengan kalimatnya sendiri. Michener
dalam Lia
menyatakan bahwa
pemahaman merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti suatu
materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu obyek secara mendalam seseorang harus mengetahui; obyek itu
sendiri, relasinya dengan obyek lain yang sejenis, relasinya dengan obyek lain yang tidak sejenis, dan relasi dengan
obyek dalam teori lainnya.
4
Derajat pemahaman ditentukan oleh banyak kuatnya keterkaitan suatu gagasan, prosedur atau fakta matematika dipahami secara
menyeluruh jika hal-hal tersebut membentuk suatu jaringan network dengan keterkaitan yang kuat dan banyak.
Pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif yang mencakup kegiatan berfikir
. “Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihat
nya dari berbagai segi.”
5
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan tersebut dengan menggunakan kata-katanya sendiri. “Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang diharapkan
responden atau testee agar mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuin
ya.”
6
Pemahaman lebih ditekankan pada jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Pemahaman dapat
4
Kadir, dkk. “Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika”, dalam Lia
Kurniawati, Vol. 1, No. 1, Juni 2006, hal. 79 –80.
5
Anas Sudjijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, h.50.
6
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999, h. 44.