Indikator Pemahaman Konsep DESKRIPSI TEORITIS 1. Kajian Teori Pemahaman Konsep Matematika Luas dan Volume

dalam diri seorang individu, sementara dalam pembelajaran terjadi proses interaksi dua arah antara siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses yang sengaja dirancang dengan maksud untuk menciptakan suasana lingkungan kelassekolah yang memungkinkan orang lain melakukan kegiatan belajar serta terjadinya interaksi optimal antara keduannya. Dapat juga dikatakan bahwa pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa di sekolah sebagai usaha guru dalam menciptakan suasana belajar dengan mengunakan metode-metode tertentu agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

2. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, yaitu mathematike, yang mengandung pengertian hal-hal yang berhubungan dengan belajar relating to learning. Kata tersebut mempunyai akar kata yaitu mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu. Kata ini pun berhubungan dengan kata lain, yaitu mathanein, yang maknanya adalah belajar learning. 26 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ”Matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”. 27 Menurut pendapat para ahli tentang pengertian matematika seperti R. Soedjadi berpendapat bahwa matematika adalah ”cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir ”. Sementara itu, Keysen dalam The Liang Gie mengatakan bahwa matematika adalah ”ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan letak ”. Di sisi lain, Chanles Echels dalam The Liang Gie mengemukakan bahwa matematika adalah ”ilmu tentang bilangan-bilangan dan hubungan-hubungannya”. 28 Dalam bukunya strategi pembelajaran metematika kontemporer, Erman Suherman mengemukakan pendapat dari beberapa pakar antara lain pendapat James dan James, dalam kamusnya mengatakan 26 Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, Cet. 2, hal. 7.4 27 Pepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002P. Cet. II, h. 617. 28 Susanah, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, Cet. 3, hal. 7.4. bahwa pada hakikatnya Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, terbagi dalam tiga bidang besar yaitu; aljabar, analisis, dan geometri. Jonson dan Rising dalam bukunya mengatakan matematika adalah pola berfikir dan pola mengorganisasikan. Reys, dan kawan-kawan dalam bukunya mengatakan matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan. 29 Adapun pendapat Ruseffendi 1999 tentang metematika adalah bahwa “Matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi induktif tetapi diterima generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif”. 30 Menurut Turmudi, pada tahap awal matematika tebentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empirik. Kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa sejumlah konsep matematika. Agar konsep-konsep matematika yang telah terbentuk itu dapat dipahami oleh orang lain dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat maka digunakan notasi dan istilah yang cermat serta disepakati bersama secara global universal yang dikenal dengan bahasa matematika. Dengan demikian, matematika merupakan hasil penemuan, formulasi pengembangan yang sistematik, dan penerapan pola berfikir induktif dan deduktif. Matematika mengandung pola hubungan ide atau gagasan dan pola berfikir manusia. 31 Hal ini berarti bahwa matematika adalah berfikir. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang tidak bergantung pada studi lainnya, serta merupakan pengetahuan yang eksak atau dengan kata lain matematika adalah ilmu yang pasti, hal ini memberi kesan bahwa matematika merupakan perhitungan yang memberi hasil yang pasti dan tunggal. 29 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, h. 16-17. 30 Susanah, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, Cet. 3, hal. 7.4. 31 Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, Cet. 2, hal. 7.4