sebagai fungsi dari variabel harga atas produk itu sendiri, harga yang berhubungan dengan barang lain, advertensi produk itu sendiri, advertensi barang lain,
pendapatan konsumen, rasa, dan harapan, serta variabel-variabel lain yang dianggap penting dalam penetapan estimasi permintaan. Fungsi tersebut
diformulasikan sebagai berikut :
Q x = α + β1 Px + β2 Py + β 3 Ax + β4 Ay + β5 Ic + β6 Tc + β7 Ec + β8 N
Alfa α intercept atau konstanta, sedangkan beta β adalah ukuran nilai atau koefisien penentu terhadap naikturunnya permintaan sebagai variable tergantung,
sehingga nilai perubahannya adalah sangat tergantung pada nilai yang ditentukan atas variabel explanatif. Besarnya nilai setiap variabel pada saat ini dapat
diketahui atau ditemukan melalui suatu penelitian. Koefisien dari variabel- variabel inilah yang menjadi rahasia dan penting bagi kita dalam pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, makalah ini ingin membahas penentuan koefisien itu dan hubungan antara variabel dependen variabel independen.
Teknik statistik yang digunakan untuk menemukan ketergantungan dari suatu variabel terhadap satu atau lebih variabel lain. Jadi teknik ini dapat terapkan
untuk mencari nilai dari koefisien-koefisien tersebut menunjukkan pengaruh dari variabel yang menentukan permintaan sebuah produk. Untuk analisis regresi, kita
membutuhkan sejumlah observasi, masing-masing terdiri dari variabel dependen Y dan nilai variabel independen X yang berhubungan. Analisa regresi ini
memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dari pola hubungan yang ditunjukan oleh hasil observasi. Dalam analisis ini digunakan data runtut waktu
time series maupun data seksi-silang cross-section. Mengacu pada tujuan pengoptimuman layanan PPN Ambon berdasarkan supply dan demand, maka
dapat dirumuskan sasaran-sasaran yang akan dicapai, yang lebih jauh lagi dapat dijabarkan ke dalam suatu fungsi, dalam hal ini fungsi supply dan fungsi demand.
6.3 Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian, data yang dianalisis adalah time series selama 60 bulan yaitu dari tahun 2006
– 2010.
Tabel 22 Series tahunan demand dan supply ikan tahun 2006- 2010
No. Tahun
Supply ton Demand ton
1 2005
716 160
2 2006
71.945 165
3 2007
46.492 172
4 2008
8.215 178
5 2009
23.826 201
6 2010
62.689 214
Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Maluku 2005-2009 Laporan Tahunan PPN Ambon 2005- 2010
Susenas BPS, 2005-2009; total pendaratan ikan
estimasi
Gambar 47 Fluktuasi pendaratan series bulanan ikan selama 2006-2010
Gambar 48 Fluktuasi time series tahunan pendaratan ikan tahun 2006- 2010
Dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi fungsi permintaan dapat dilihat pada Tabel 23. Dari hasil analisis data
menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen permintaan dan suplai ikan adalah sebagai berikut:
Tabel 23 Hasil estimasi suplai ikan di Ambon menggunakan Fungsi Suplai Linier
No. Variabel
Koefisien a Nilai-t
Tingkat Nyata 1.
Frekuensi kapal 0,170
1,964 0,10
2. Harga jual ikan
0,111 1,565
Tidak nyata 3.
Harga air -3,464
-1,137 Tidak nyata
4. Harga BBM
-0,123 -2,154
0,05 5.
Harga es 4,208
1,606 Tidak nyata
6. Konstanta
α 38.072,084
1,653 Tidak nyata
R
2
86,1 = Signifikansi α = 1
= S ignifikansi α = 5
= Signifikansi α = 10
Hasil estimasi fungsi supply ikan di Ambon menunjukkan bahwa hanya ada dua variable yang signifikan, yaitu frekuenasi kapal dan harga bahan bakar
minyak BBM. Frekuensi kapal memiliki koefisien positif 0,170 yang menunjukkan bahwa semakin banyak frekuensi kapal penangkap ikan yang
mendarat di PPN Ambon maka akan semakin banyak supply ikan yang dihasilkan. Hal ini wajar karena semua kapal penangkap ikan yang mendarat di PPN Ambon
selalu mebawa ikan hasil tangkapan. Koefisien harga BBM signifikan negatif - 0,123 yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi harga BBM maka akan
semakin sedikit supply ikan. Pembelian BBM merupakan biaya yang sangat penting dalam operasi penangkapan ikan. Jika harga ikan tidak berubah dan modal
operasi kapal juga relatif tetap maka kapal-kapal penangkap ikan akan terbatas jangkauan operasinya karena jumlah bahan bakar yang bisa dibeli semakin sedikit.
Dengan demikian jumlah ikan yang ditangkap akan semakin sedikit .
Tabel 24 Hasil estimasi demand ikan di Ambon menggunakan Fungsi Linier
No. Variabel
Koefisien Nilai-t
Tingkat Nyata
1. Jumlah penduduk
0,774 31,272
0,01 2.
Pendapatan per kapita 0,260
5,530 0,01
3. Harga beli ikan
-0,150 -5,145
0,01 4.
Harga beli daging 0,114
4,126 0,01
5. Konstanta α
107,290 -0,140
Tidak nyata R
2
99,7
= Signifikansi α = 1 = Signifikansi α = 5
= Signifikansi α = 10
Hasil estimasi fungsi demand menunjukkan bahwa semua variabel memiliki koefisien yang signifikan, kecuali konstanta. Variabel penduduk
memiliki koefisien positif 0,774 artinya pertumbuhan penduduk akan meningkatkan permintaan ikan dengan asumsi faktor lain tetap. Demikian pula
pendapatan per kapita juga memiliki koefisien positif 0,260 yang mempunyai implikasi konsumsi ikan per kapita semakin tinggi seiring peningkatan pendapatan
penduduk. Harga beli ikan memiliki koefisien negatif -0,150 menunjukkan bahwa peningkatan harga ikan akan menurunkan komoditas tersebut. Sebaliknya
harga daging memiliki koefisien positif 0,114 yang menunjukkan bahwa semakin mahal harga daging maka akan semakin tinggi permintaan ikan karena
penduduk setempat akan lebih memilih konsumsi ikan jika harga ikan tetap. Hal ini juga menunjukkan bahwa daging merupakan substitusi ikan bagi penduduk
Ambon.
Tabel 25 Prediksi suplai dan permintaan ikan di Ambon, 2011-2015 tontahun
Tahun Suplai
Permintaan 2011
245.589 204.777
2012 259.008
205.159 2013
277.003 205.916
2014 300.632
205.925 2015
331.568 206.307
Sumber: PPN Ambon 2006-2010
Menurut hasil estimasi supply dan demand maka dihasilkan prediksi volume demand dan supply ikan dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Dalam Tabel
25 ditunjukkan bahwa supply ikan meningkat dari 246 ton pada tahun 2011 menjadi 332 ton. Sedangkan demand ikan naik dari 205 ton pada tahun 2011
menjadi 206 ton pada tahun 2015. Supply ikan yang lebih besar dari demand ikan akan didistribusikan untuk perdagangan antar pulau maupun ekspor.
Gambar 49 Prediksi supply dan demand ikan di PPN Ambon tahun 2011 – 2015
sumber: Tabel 25
6.4 KESIMPULAN