Kapal perikanan Alat tangkap

ikan, termasuk juru mudi, juru mesin, fishing master, dan ABK DKP 2006. yang bekerja di atas kapal penangkapan ikan dimasukkan sebagai nelayan, walaupun mereka tidak secara langsung melakukan penangkapan. Orang yang hanya melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat perlengkapan ke dalam perahu kapal, tidak termasuk sebagai nelayan, bahkan keluarga nelayan isteri, anak dan orang tua tidak dikategorikan sebagai nelayan. Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan, nelayan diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Nelayan penuh yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan binatang air lainnya tanaman air. 2 Nelayan sambilan utama yaitu nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan binatang air lainnya tanaman air. Disamping melakukan pekerjaan penangkapan, nelayan kategori ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain. 3 Nelayan sambilan tambahan yaitu nelayan yang sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan.

2.4.2 Kapal perikanan

Kapal penangkap ikan merupakan satu unsur yang tak terpisahkan dalam kesatuan unit penangkapan ikan dengan alat tangkap dan nelayan. Kapal penangkap ikan beragam konstruksi dan ukurannya. Hal ini tergantung pada jenis alat tangkap ikan yang akan dioperasikannya. Secara prinsip , ada perbedaan konstruksi dan penataan di atas kapal ikan dibanding jenis kapal lain. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan pasal 1, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, budidaya ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian perikanan. Bedasarkan Statistik Kelautan dan Perikanan Indonesia, kapal perikanan terdiri atas kapal penangkap ikan dan kapal pengangkutan http:www.pipp.dkp.go.id.pipp2kapalapi_index.html. Kapal penangkap ikan dikelompokkan DKP 2006 menjadi: 1 Perahu tanpa motor:jukung dan perahu papan kecil kurang dari 7 m, sedang panjangnya antara 7-10 m, dan besar panjangnya 10 m ke atas. 2 Perahu motor temple: 5 GT, 5-10 GT, 10-20 GT, 20- 30 GT, ≥ 30 GT 3 Kapal motor: 5 GT, 5-10 GT, 10-20 GT, 20-30 GT, 20- 30 GT, 30-50 GT, 50-100 GT, 100-200 GT, 200-500 GT, 500- 1000 GT, ≥ 1000 GT. Berdasarkan fungsinya, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan pasal 34 mengelompokkan kapal ikan menjadi: 1 Kapal penangkap ikan 2 Kapal pengangkut ikan 3 Kapal pengolah ikan 4 Kapal latih ikan 5 Kapal penelitian perikanan 6 Kapal pendukung operasi penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan Berdasarkan jenis alat penangkap ikan yang dioperasikannya, ragam kapal penangkap ikan dapat dikemukakan menjadi: 1 Kapal pukat udang 2 Kapal pukan cincin 3 Kapal jaring insang kapal rawai 4 Kapal huhate 5 Kapal tonda 6 Kapal payang 7 Kapal pengumpul kerang 8 Kapal penangkap lobster

2.4.3 Alat tangkap

Alat penangkapan ikan adalah alat sarana, perlengkapan , atau benda lain yang dipergunakan untuk menangkap ikan DKP 2006. Jenis alat penangkap ikan sangat banyak ragamnya sesuai dengan beragam sifat dan perilaku sasaran tangkap. Jenis sasaran tangkap sangatlah beragam dengan kondisi yang terkonsentrasi maupun menyebar di suatu lingkungan perairan. Berdasarkan perilaku sasaran tangkap, maka konstruksi alat penangkap ikan pun menjadi beragam pula, ada alat penangkap ikan yang dioperasikan secara aktif atau sebaliknya pasif, ada alat penangkap ikan yang dioperasikan di lapisan perairan bagian permukaan, adal alat penangkap ikan demersal yang banyak hidup di dasar perairan, dan sebagainya. Alat penangkap ikan dapat dikelompokkan berdasarkan konstruksi, cara pengoperasian, dan jenis sasaran tangkapnya, antara lain: 1 Pukat tarik 2 Pukat kantong 3 Pukat cincin 4 Jaring insang 5 Jaring angkat 6 Pancing 7 Perangkat dan penghadang 8 Alat pengangkap ikan dengan penggiring 9 Alat pengumpul

2.4.4 Jenis hasil tangkapan

Dokumen yang terkait

Studi tentang Hasil Tangkapan Ikan Kembung dengan Alat Tangkap Purse Saine di Pelabuhan Perikanan Nusantara Belawan Kotamadya Medan, Sumatera Utara

1 6 94

Kecenderungan Hasil Tangkapan Per Satuan Upaya Penangkapan dan Musim Penangkapan Ikan Tongkol (Eutltynnus affinis) di Perairan Utara Jawa dengan Pendekatan Hasil Tangkapan yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.

0 11 65

Studi Persaingan Hasil Tangkapan dan Aktivitas ' Kepelabuhanan Perikanan Nusantara Pekalongan dan Pangkalan Pendarataan Ikan Bajomulyo

0 11 151

Analisa potensi, tingkat pengusahaan dan fluktuasi musim penangkapan ikan tuna berdasarkan hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

0 9 78

Struktur Pendataan Dan Keakuratan Data Hasil Tangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap Kabupaten Cilacap Jawa Tengah

0 9 132

Efektifitas Teknis Pendaratan Hasil Tangkapan Tonda Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Bungus Kotamadya Padang

0 10 88

Pengoptimuman layanan pelabuhan perikanan nusantara ambon berdasarkan supply dan demand ikan hasil tangkapan

3 23 159

Analisis Pendaratan dan Penanganan Hasil Tangkapan dan Fasilitas Terkait di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan

0 5 148

Kajian Fasilitas dan Produksi Hasil Tangkapan dalam Menunjang Industri Pengolahan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat

0 7 10

Pola Hubungan Pelabuhan Perikanan Di Pantai Utara Jawa Berdasarkan Aspek Operasional Dan Distribusi Hasil Tangkapan

0 2 88