8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1
Kesimpulan
1 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan doperkirakan akan mempengaruhi layanan system transportasi perikanan tangkap adalah:
Prasarana ukuran dermaga, akses ke lahan industri, unit usaha, perizinan. Untuk itu diperlukan strategi yang akan mendukung
peningkatan produksi,kelengkapan izin, akses ke lahan industry, suplai air, bahan bakar, dan es.
2 Kinerja yang ditunjukkan oleh PPN Ambon selama lima tahun terakhir menunjukkan kemampuanyang prima dari seluruh komponen dalam
melayani supply dan demand perikanan tangkap. 3 PPN Ambon sebagai salah satu bagian terpentingdari sistem
transportasi perikanan tangkap di kawasan timur Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan dan ditingkatkan kelasnya menjadi
pelabuhan perikanan samudera. Karena volume ikan yang didaratkan lebih dominan untuk permintaan ekspor, sementara kapal-kapal
pengangkut ikan untuk ekspor umumnya berukuran 200 GT. Dengan demikian diperlukan peningkatan ukuran dermaga sebagai bagian dari
layanan sistem transportasi. Hasil analisis supply dan demand menunjukkan bahwa pada tahun 2015 diprediksi untuk mencapai
volume produksi total sebesar 331.568 ton, dimana 206.307 untuk memenuhi permintaan local dan selebihnya dipasarkan antar pulau dan
ekspor. 4 Suatu Konsep pola pengoptimuman layanan PPN Ambon telah disusun
dengan berfokus pada peningkatan PPN Ambon menjadi “PPS Ambon”.
8.2 Saran
1 Untuk peningkatan layanan transportasi perikanan tangkap di Provinsi Maluku, PPN Ambon perlu ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan
Samudera. 2 Studi lanjut tentang kelayakan peningkatan PPN Ambon menjadi PPS
dilakukan dengan pendekatan supply dan demand.
DAFTAR PUSTAKA
Alvarez JF. 2008. Optimization Algorithms for Maritime Terminal and Fleet Management,
Universitat Pompeu,
Fabra. http:www.tesisenxarxa.netTDX-1204108-170356index_an.html
tanggal: 6 Februari 2010 Anindita R. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Cetakan pertama Papyrus. Surabaya
Arsyad L. 1993. Ekonomi manajerial-Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen
Bisnis, Edisi ke tiga, BPFE, Yogyakarta Boardman, J. and B. Sauser. 2006. System of Systems - the meaning of in IEEE.
International System of Systems Conference. Los Angeles, CA. Borg W, Gall MD. 1989. Educational Research 4
th
Edition. Longman, Inc. New York. P.315 chapter 3
[Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 1989. Kamus Besar bahasa Indonesia KBBI. Balai Pustaka. Jakarta.
[Dept. PU- JICA] Departemen Pekerjaan Umum JICA. 2000. Pedoman Pembangunan Pelabuhan. Terjemahan dari Port Development Handbook.
UNCTAD. Dirjend. Pelabuhan dan pengerukan. Jakarta. 209 hlm. Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. FPIK-IPB. Bogor. Departemen
PSP. [Ditjenkan] Direktorat Jenderal Perikanan. 1994. Petunjuk Teknis Pengelolaan
Pelabuhan Perikanan. Dept. Pertanian. Jakarta [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006 a. Bahan Rapat Kerja Menteri
Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR RI. Jakarta [Dephub] Departemen Perhubungan. 2000. Standar nasional Indonesia Sarana
dan Prasarana Transportasi laut. Edisi Pertama. Jakarta. 291 hlm. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Defenisi dan Klasifikasi
Perikanan. Ditjen. Perikanan Tangkap. Tidak diperjual belikan
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. Keputusan Menteri kelautan dan perikanan Nomor: Kep.10Men 2004. Tentang Pelabuhan Perikanan. Biro
Hukum dan Organisasi. 16 hlm. Douglas EJ. 1992. Managerial Economics- Analisys and Strategi. 4
th
edition. New Jersey: Prentice-Hall International Edition.
Draper N, Smith H. 1992. Analisis Regresi terapan. Edisi kedua. Gramedia. Jakarta.
Eriyatno. Ilmu Sistem. 1998. Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press. Bogor. 147 hlm.
Fauzi A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelutan. Isu, Sintesis, dan Gagasan.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 185 hlm
Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.289 hlm.
[FAO] Food and Agricultural Organization. 2006. Fisheries Country Profile: The Republic of Indonesia. http:www.fao.orgfifcpen tanggal: 6 November
2007 [FAO] Food and Agricultural Organization. 2007. Integrating Fishing into the
Development Discourse. http:www.fao.orgmtp tanggal: 15 Februari 2008
[FAO] Food and Agricultural Organization. 1966. Landing and Marketting Facilities at Selected Sea Fishing Ports. Fisheries Reports, no 36. Roma.
Feng SY, Lalwani CS, Mangan DJ. 2008. Pasokan Keungulan Chain dan dampaknya. Terhadap ekonomi daerah dalam. Simposium tahunan
NARTS. httpp:www.ncl.ac.ukmarinestaffprofilejohn mangan Gorod A, Sauser B and Boardman J. 2008. System-of-Systems Engineering
Management: A Review of Modern History and a Path Forward. IEEE Systems Journal, 24: p. 1-16.
Gurning ROS, Budiyanto EH. 2007. Manajemen Bisnis Pelabuhan. APE Publishing. Jakarta. 197 hlm.
Haluan J, Nurani TH, Wisudo SH, Wiyono ES, Mustaruddin. 2006. Manajemen Operasi: Teori dan Praktek pada Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor. 236 hlm. 47-116. Hultin JMP, Michael, Ullman, Harlan, Stevens, Leslie A. 2004. Securing the Port
of New York and New Jersey: Network-Centric Operations Applied. Stevens Institute of Technology: Hoboken, NJ.
[ICF] International Cooperative Foundation. 2008. Long Range Strategig Issues Facing The Transportation Industry, Final Future-focused Research
Framework, National Highway Research Program, Project 20-80, Task Cooperative.http:people.hofstra.edugeotransengch2enconc2endriversc
hange.html tanggal: 6 Februari 2010
Iswanto. 2009.Pengembangan Armada Transportasi Laut Nasional di Era Global. Jurnal Sains dan Tek. Maritim Vol. VII No 2.
Kamaluddin, Rustian, 2003. Ekonomi Transportasi. Karakteristik, Teori dan Kebijakan. Jakarta. Ghalia.
Jordan EW, Machesky JJ, Matkowsky JB. 1990. System Development. Requirements, Evaluation, Design, and Implementation. PWS-KENT
Publishing Company. Boston. [KKP] Kementrian Kelutan dan Perikanan R.I. 2010. Karakteristik Kelas
Pelabuhan PPS,
PPN,PPP,danPPI. http:www.pipp.dkp.go.idpipp2pelabuhan_index.html.
tanggal: 17
Januari 2010 Kristiansen S. 2005. Maritime Transportation. Safety management and Risk
Analysis. Elsevier Butterworth-Heinemann. Burlington. p.508 Chapter: 2, 4, 8
Lambert J. 2006 . “Student’s Conseptual Understandings of Science After
Participacing in a High School Marine Science Course”. Journal of Geoscience Education
. 53,5, 531-539. Liliasari. 2005
. “Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui Pendidikan Sains”. Makalah pada Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap
dalam Ilmu Pendidikan IPA UPI. Bandung.
Lobach T. 2007. Port State Measures to Combat IUU Fishing The FAO Model Scheme on Port State Measures.
ftp:ftp.fao.orgdocrepfao010i0049ei0049e00.pdf. Tanggal: 25 Oktober 2008
[LP-UNHAS] Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. 2003. Studi Alternatif Percepatan Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan di Kawasan Timur
Indonesia. Buku 1. Laporan Akhir Final ReportPELINDO IV- LP UNHAS. Makassar. 8 Bab.
[LP-UNHAS] Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. 2003. Studi Alternatif Percepatan Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan di Kawasan Timur
Indonesia. Buku 2. Lampiran Laporan Akhir Appendix Final Report. PELINDO IV- LP UNHAS. Makassar. 6 lampiran.
[LP-UNHAS] Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. 2003. Studi Alternatif Percepatan Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan di Kawasan Timur
Indonesia.Ringkasan Eksekutif Executive Summary. PELINDO IV- LP UNHAS. Makassar. 49 hlm.
Kolter P, Jatisripitak S, dan Maesincee S. 1998. Pemasaran Keunggulan Bangsa. Pendekatan Strategis Untuk Membangun Kekayaan Nasional. PT
Prenhallindo. Jakarta. Lubis E. 2002. Analisis Sistem Pelabuhan Perikanan. Bahan Kuliah PPS- TKL.
IPB. Bogor. Lubis E. Pane AB, Kurniawan Y, Chausade J, Lamberts C, Pottier P .2005. Atlas
Perikanan Tangkap dan Pelabuhan Perikanan di Pulau Jawa. Suatu Pendekatan Geografi Perikanan Tangkap Indonesia CNRS-LETG UMR -
IPB. Bogor. 120 hal.
Mahyuddin B. 2007. Pola Pengembangan Pelabuhan Perikanan dengan Konsep Tryptique Portuaire
: Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanin Bogor. Bogor Disertasi tidak
dipublikasikan. Manheim ML. 1979. Fundamental of Transportation System Analysis. Volume 1:
Basic Concepts. The MIT Press. Cambridge. London. P.657 Chapter 5, p. 163-166
Manapa ES. 2004. Penentuan Prioritas Pengembangan Pelabuhan Berdasarkan Persepsi Masyarakat Studi kasus: Propinsi Papua. Program Studi
Transportasi. SPs-ITB Bandung. Thesis. Tidak dipublikasikan. Manapa ES. 2011a. Kurikulum Sains Berwawasan Kelautan untuk Pendidikan
Dasar. Fakultas MIPA. Program IPA. SPs-UPI Bandung. Disertasi. Tidak dipublikasikan.
Manapa ES. 2011b. Mencintai Laut Kita. Revolusi Biru. Booklet pada promosi Doktor SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Manapa ES, Monintja DRO. 2011. “Skala Prioritas Konsep IPTEK-Kelautan
untuk Program Pembelajaran Sains pada Pendidikan Dasar ”. JPPIPA-
UPI, Bandung. Marcellus SA. 2000. Estimasi Fungsi Permintaan Ikan Cakalangdi Kota Bitung.
Tersedia di perpustakaan UGM. Disertasi. Tidak dipublikasikan Masriah I, Widodo L, Zebblon PC. 2006. Statistik Perikanan Tahun 2005. Dinas
Perikanan dan Kelautan. Bandung Mansouri M. Nilchiani R and Mostashari A. 2008. Risk Management-Based
Decision Analysis Framework for Resilience in Maritime Infrastructure and Transportation Systems. 2Hoboken,
Mansouri M. et al. 2009. Maritime Transportation System of Systems Management Framework: A System of Systems Engineering Approach in
Maritime Policy and Management.
Mansouri M, et al. 2010, A Systems Approach to Governance in Maritime
Transportation System of Systems , Jurnal, New York : School of Systems
and Enterprises, Stevens Institute of Technology Castle Point on Hudson,Hoboken,USA.
http:www.marad.dot.govports_landing_pagemarine_transportation_syst emMTS.htm
Maritime Administration. Marine Transportation Systems. 2008 [cited 2008 November].
http:www.marad.dot.govports_landing_pagemarine_transportation_syst emMTS.htm
Monintja DRO. 2002. Pengembangan Industri Perikanan Tangkap Ptopinsi Jawa Barat. MakalahRapat Kerja Teknis Perikanan Propinsi Jawa Barat. Hlm 2.
tidak dipublikasikan. Morlok EK. 1984. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit
Erlangga. Jakarta. 849 hlm. 464-497 MRAG. 2004. Guidlines for Designing Data Collection and Sharing System for
Co-Managed Fisheries. http: www.fms.org.ukFTRs.htm, tanggal: 27 Mei 2008
Muslich M. 2007. KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran. Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Murdiyanto B. 2004. Pelabuhan Perikanan. IPB. Bogor. 142 hlm. Nikijuluw V. 2006. Tuna Indonesia. Departemen, Kelautan dan Perikanan,
Warta Pasar Ikan, edisi November. Jakarta Oxford University. 2010.
Oxford Advanced laerner”s Dictionary. 7
th
Edition. Oxford Universuty Press. China
Pallis AA, Tsiotis, G-S P, 2008. Maritime interests and the EU port service directive.
University of
Aegean. Chios,
Greece. http:www.istiee.orgtepapersN3838_PallisTsiotsis.pdf,
tanggal: 6 Februari 2010 Pappas JL, Mark Hirschey. 1993. Managerial Economics terjemahan: Daniel
Wirajaya. 1995., Chicago: The Dryden Press. Parkin M. 2010. Economics. Ninth Edition Global Edition. Complimentary Copy
Pearson. Jakarta. Http:www.pearsoned.comlegalpermission.htm Paul B, Nistor C. 2009. Challenges and Cultural Identity Issues of Maritime
Human Resources in the Globalized World. Tomis University. Constanta, Romania.
Pearce II, Robinson RB. 1991. Strategi Management Formultion, Implementation, and Control. Irwin. Boston.
[PPN Ambon] Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon 2006. Laporan Tahunan PPN Ambon tahun 2006. Dirjend Perikanan Tangkap DKP. Ambon. 64
hlm.
[PPN Ambon] Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon 2007. Laporan Tahunan PPN Ambon tahun 2007. Dirjend Perikanan Tangkap DKP. Ambon. 77
hlm. [PPN Ambon] Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon 2008a. Laporan Tahunan
PPN Ambon tahun 2007. Dirjend Perikanan Tangkap DKP. Ambon. 87 hlm.
[PPN Ambon] Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon 2008b. Laporan Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon. DKP. Dirjen.
Perikanan Tangkap PPN Ambon. 66 hlm. [PPN Ambon] Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon 2009. Laporan Tahunan
PPN Ambon tahun 2007. Dirjend Perikanan Tangkap KKP. Ambon. 81 hlm.
[PPN Ambon] Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon. 2010. Laporan Tahunan PPN Ambon tahun 2007. Dirjend Perikanan Tangkap DKP. Ambon. 115
hlm. Porter M. 2004. Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior
Performance. Free Prees. Rangkuti F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi
Konsep Perencanaan Srategis Untuk Menghadapi Abad 21. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 188 hlm.
Richardson AJ, Ampt ES, Arnim HM. 1995. Survey Methods for Tansport
Planning. University of Melbourne. Eucalyptus Press. Melbourne Australia.
Rini ES. 2002. Estimasi fungsi permintaan. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera utara : USU digital library.
Rodrigue JP. 2010. Maritime Transportation: Drivers for the Shipping and Port Industries
Paper Commissioned for the Experts‟ Session on nnovation and the Future of Transport , New York : Dept. of Global Studies
Geography Hofstra, University Hempstead, United States, 11549 http:www.internationaltransportforum.orgProceedingsexperts2010Rodr
igue.pdf. Tanggal: 26 Januari 2010
Rutherford FJ and Ahlgren A. 1990. Science for all American, Oxford Universty Press. New York.
Saaty TL. 1980. The Analytic Hierarchy Process. Planning, Priority setting, Resource allocation. Mc. Graw-Hill, Inc. New York. p.287. Chapter Nine,
223-269 Saaty TL. 1988. Decision Makin
g for Leaders “ The Analytical Hierarchy Process for D
ecision in Complex World ”. University of Pitsburgh. Pitsburgh. p.269. Chapter 3, p. 29-30
Saaty TL, Vargas LG. 1994. Decision Making. In Economic, Political, Social and Technological Enviroments. University of Pitsburgh. Pitsburgh. p. 330.
Chapter 1, p. 1-24 Salim A. 1993. Manajemen Transportasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 264
hlm. Santoso I. 1996. Perencanaan Transportasi. Transportation Planning Lembaga
Pengabdian Kepada Masyarakat. ITB. Bandung. 11 Bab 1, 4, 5 Spacman JD, Pearman M, Philips L. 2001. Multi Criteria Analysis. A Manual,
Departement For Transport Local Government and The Region. UK. Soeharto I. 1997. Manajemen Proyek. Dari Konseptual Sampai Operasional.
Erlangga. Jakarta.754 hlm. Bab 3 Soewito et al. 2000. Sejarah Perikanan Indonesia. Yasamina. Jakarta
Sondita MF, Solihin I. 2006. Kumpulan Pemikiran tentang.
“Teknologi Perikanan Tangkap yang Bertanggungjawab
”. Kenangan Purnabakti Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan IPB. Bogor. 210 hlm. Soemokaryo S. 2001. Model Ekonometrika Perikanan Indonesia. Analisis dan
Simulasi Kebijakan Pada Era Liberasisasi perdagangan Malang. Agritek. 392 hlm.
Supranto J. 2005. Ekonometri. Buku ke satu. Ghalia Indonesia. Bogor. 332 hlm. 13-34, 130-139
Suyadi C. 2007. Rancang bangun Sistem Pengembangan Transportasi Laut Pada Era Globalisasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanin Bogor. Bogor
Disertasi tidak dipublikasikan. [UNCTAD] 1998. Port Development For Planner in Developing Countries.
United States House of Representatives on Foreign Operations of U.S. Port
Facilities. 2006. The Continued Vulnerability of the Global Maritime Transportation System, in Transportation and Infrastructure, Council on
Foregin Relations: Washington, DC.
Taha HA. 1996. Riset Operasi. Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Binarupa Aksara, Jakarta. 425 hlm.
Tamin OZ. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi kedua. ITB. Bandung. 634 hal.
Triatmojo B. 2003. Pelabuhan. Beta offset. Yogyakarta. 299 hlm. Warpani S. 1990 . Merencanakan Sistem Perangkutan. ITB. Bandung. 191 hlm.
46, 99-116 Yee Y. 1996.Market Demand and Supply Potential of Chinese Fish Product.
AsIan Fisheries Sciences. 9 1: 69-85
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel perhitungan AHP
Jenis 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
skor
Level 1
P vs S 1
3.5714285 2.6666667 2.57142
1 1
3.571429 3.6
1 1
1 5
5 31.98095
P vs TO 4.57142
4.5714285 1.6666667
3.6 0.333333
0.333333 4.571429
2.6 7
0.2 1
7 7
44.44762 S vs TO
1 4.5555555
1.6666667 3.6
1 1
4.571429 1.66667
1 1
1 3
7 32.06032
Level 2
A vs F 1
3.5555555 1.6666667 3.57142
1 1
3.555556 2.6
1 0.2
0.66667 0.2
1 21.01587
K vs SDM 3.55555
3.5714285 1.6666667
2.6 0.142857
0.142857 3.571429
1.66667 0.142857
0.142857 1
3 0.14
21.34603 F vs P
1 3.5714285
1.6666667 3.57142 1
1 3.571429
2.6 1
0.2 3
7 1
30.18095
Level 3
JAP vs LP 2.57142
2.5714285 1.6 2.57142
0.2 0.2
2.571429 2.6
3 5
0.6 0.33333
0.2 24.01905
JAP vs AP 2.75
4.5714285 1.6 1.57142
1 1
4.571429 1.6
0.2 0.2
0.66667 1
1 21.73095
LP vs AP 1
3.5714285 2.5714285 1.57142
5 5
3.571429 3.5714
5 0.2
2.66667 1
5 39.72381
Po vs Fung 1
4.5555555 2.6666667
3.6 1
1 4.555556
3.6 3
7 1
1 1
34.97778 Po vs Pe
1 3.5555555
2.6666667 3.6
5 5
3.555556 2.6
5 3
1 0.2
5 41.17778
Fung vs Pe 1
4.5714285 2.6666667
3.6 7
7 4.6
2.66667 1
5 1
0.14285 7
47.24762 U vs M
1 4.5555555
1.6 2.6
1 1
4.555556 1.6
0.333333 0.2
1 3
1 23.44444
U vs Alt Tkp
1 3.5555555
1.6 2.6
1 1
4.571429 2.6
1 0.2
1 3
1 24.12698
M vs Alt Tkp
1 3.5714285
2.6666667 1.6
1 1
3.571429 2.66667
1 1
2 0.33333
1 22.40952
Pend vs Peng
4.6 4.5555555
2.5714285 1.57142 1
1 4.555556
3.5714 1
0.2 3
0.2 1
28.8254 Mutu vs
Unit 1
3.6 1.6 2.57142
0.142857 0.2
3.6 1.6
0.142857 3
0.6 1
7 26.05714
Ijin vs Lintas
1 3.6
1.6666667 3.57142 9
7 4.571429
2.6 7
3 1
1 7
52.00952
Lampiran 1 Tabel perhitungan AHP lanjutan
skor max
min rentang
bb b1
b2 b3
b4 b5
b6 b7
b8 b9
skorcopy kategori
31.98095 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
31.98095 3
44.44762 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.96296296
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
44.44762 4
32.06032 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.96296296
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
32.06032 3
21.01587 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
21.01587 2
21.34603 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
21.34603 2
30.18095 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
30.18095 3
24.01905 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
24.01905 2
21.73095 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
21.73095 2
39.72381 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
39.72381 3
34.97778 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
34.97778 3
41.17778 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
41.17778 4
47.24762 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
47.24762 4
23.44444 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
23.44444 2
24.12698 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
24.12698 2
22.40952 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
22.40952 2
28.8254 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
28.8254 3
26.05714 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
26.05714 2
52.00952 117
1.4444444 12.839506
1.444444 14.28395
27.12346 39.962996
52.802469 65.64198
78.48148 91.32099
104.1605 117
52.00952 4
Lampiran 1 Tabel perhitungan AHP lanjutan
LEVEL 1 TINGKAT LAYANAN OPTIMUM
Matriks Biasa LEVEL 1
PraSarana Sarana
Tingkat Operasional Prasarana
1 3
4 Sarana
0.333333333 1
3 Tingkat Operasional
0.25 0.333333 1
Jumlah 1.583333333 4.333333
8 Matriks yang telah di Normalkan
PraSarana Sarana
Tingkat Operasional Eigen
Vektor Prasarana
0.631578947 0.692308 0.5
0.607962 Sarana
0.210526316 0.230769 0.375
0.272099 Tingkat Operasional
0.157894737 0.076923 0.125
0.119939
LEVEL 2
1. PRASARANA
Matriks Biasa LEVEL 2
Aksesbilitas Fasilitas
Aksesbilitas 1
2 Fasilitas
0.5 1
Jumlah 1.5
3
Matriks yang telah di Normalkan Aksesbilitas
Fasilitas Eigen
Vector Aksesbilitas
0.666666667 0.6666667 0.666667
Fasilitas 0.333333333 0.3333333
0.333333