1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Industri  daging  olahan  saat  ini  mengalami  perkembangan  yang  cukup  pesat.  Mobilitas masyarakat  yang  semakin  meningkat  menyebabkan  produk-produk  pangan  yang  praktis  dan
mudah  disajikan  sangat  diminati.  Salah  satu  produk  daging  olahan  yang  banyak  disukai  oleh masyarakat  karena  kepraktisannya  adalah  sosis.  Sosis  merupakan  produk  daging  olahan  yang
dibuat dengan cara digiling serta ditambah dengan garam dan bumbu-bumbu kemudian dibungkus dalam selongsong sehingga berbentuk silinder yang simetris. Penambahan garam pada pembuatan
sosis  berfungsi  sebagai  pengawet,  pembentuk  tekstur  produk,  menambah  cita  rasa  dan  flavour yang diinginkan, serta sebagai pembentuk emulsi.
Namun,  seiring  meningkatnya  kesadaran  masyarakat  terhadap  kesehatan,  kecenderungan untuk mengurangi asupan garam dari makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan
konsumsi  garam  yang  berlebihan  dapat  memicu  terjadinya  tekanan  darah  tinggi  atau  hipertensi. Hipertensi  adalah  peningkatan  tekanan  darah  secara  terus-menerus  dalam  jangka  waktu  lama.
Kandungan  garam  yang  tinggi  di  dalam  tubuh  akan  mengganggu  kerja  ginjal.  Garam  harus dikeluarkan  oleh  tubuh  melalui  ginjal,  namun  garam  bersifat  menarik  air.  Masuknya  air  dalam
jumlah  besar  ke  dalam  pembuluh  darah  menyebabkan  volume  darah  yang  ada  dalam  sistem peredaran darah bertambah sehingga berakibat tekanan darah menjadi tinggi.
Di  Indonesia,  sampai  saat  ini  memang  belum  ada  data  yang  bersifat  nasional  yang  dapat menggambarkan  prevelensi  lengkap  mengenai  hipertensi.  Namun  beberapa  sumber,  yakni  Survei
Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang berusia di atas 35 tahun adalah lebih dari 15.6. Hipertensi juga menempati peringkat ke-3 dari 10
penyakit  terbanyak  pada  pasien  rawat  jalan  di  rumah  sakit  di  Indonesia  pada  tahun  2005  dengan prevalensi  sebesar  2.93    Depkes  RI  2007  dan  menempati  meningkat  menjadi  peringkat  ke-2
pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar 4.67 Depkes RI 2008 . Data Riset Kesehatan Dasar 2007  menyebutkan  bahwa  prevalensi  hipertensi  pada  penduduk  umur  18  tahun  ke  atas  di
Indonesia adalah sebesar 31.7. Data Riskesdas tahun 2007 juga menyebutkan hipertensi sebagai penyebab  kematian  nomor  3  setelah  stroke  dan  tuberkulosis,  jumlahnya  mencapai  6.8  dari
proporsi  penyebab  kematian  pada  semua  umur  di  Indonesia.  Jumlah  tersebut  jauh  lebih  tinggi dibandingkan pada tahun 2005 yaitu sebesar 1.62 Depkes RI 2007 dan pada tahun 2006 yaitu
sebesar 2.1 Depkes RI 2008 dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia. PT.  Kemang  Food  Industries  merupakan  salah  satu  produsen  daging  olahan  di  Indonesia.
Olahan daging yang diproduksi oleh PT. Kemang Food Industries antara lain sosis, burger, bakso, dan  delicatessen.  Sosis  merupakan  produk  unggulan  dari  PT.  Kemang  Food  Industries.
Berkembangnya  kebutuhan  konsumen  yang  semakin  beragam  membuat  PT.  Kemang  Food Industries  terus  berusaha  melakukan  inovasi  untuk  memenuhi  kebutuhan  konsumen  dan  selalu
berusaha meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Melihat  adanya  potensi  bahaya  jika  asupan  garam  terlalu  tinggi  mendorong  PT.  Kemang
Food  Industries  mengembangkan  produk  sosis  dengan  kandungan  garam  yang  rendah. Pengurangan jumlah garam pada pembuatan sosis sangat berpengaruh pada cita rasa, tekstur, dan
keawetannya.  Selain  itu,  penambahan  garam  juga  berpengaruh  terhadap  cooking  loss  atau  susut masak  produk  karena  memengaruhi  daya  mengikat  airnya.  Oleh  sebab  itu,  diperlukan  suatu  zat
yang dapat menggantikan fungsi garam pada pembuatan sosis. Zat yang ditambahkan dapat berupa
2 salt  replacer.  Diharapkan,  penambahan  zat  tersebut  dapat  menggantikan  fungsi  garam  tanpa
memengaruhi karakteristik produk akhir sosis yang dihasilkan.
B. TUJUAN PENELITIAN