24
Tabel 5 Intensitas pemanenan pada blok RKT 2011
Petak Luas ha
Pohon layak tebang Pohon yang ditebang
Intensitas pemanenan per ha Jumlah pohon
Volume m
3
Jumlah pohon Volume m
3
Jumlah pohon Volume m
3
262 100
1612 11796,81
600 4571,55
6,00 45,72
263 100
1740 13917,73
572 4603,53
5,72 46,04
264 100
1583 14856,65
633 6203,05
6,33 62,03
265 100
1334 8093,04
337 3016,83
3,37 30,17
290 100
1418 10835,95
641 5111,24
6,41 51,11
291 100
2213 16746,26
810 6790,84
8,10 67,91
292 100
1895 14048,27
825 6726,07
8,25 67,26
318 100
1565 8786,22
378 3020,83
3,78 30,21
319 100
1541 9094,26
520 4139,03
5,20 41,39
348 62
950 5911,50
302 2296,05
4,87 37,03
Jumlah 962
15851 114086,69
5618 46479,02
58,03 478,86
Rata-rata 96,20
1585,10 11408,67
561,80 4647,90
5,80 47,89
Rata-rataha 1
16,43 117,71
5,80 47,89
5,80 47,89
Simp. baku 12,02
335,28 3457,13
181,76 1586,39
1,61 14,07
Volume jatah tebangan tahunan etat volume blok RKT 2011 adalah 66,41 m
3
ha sedangkan volume tebangan sebesar 72,75 48,31 m
3
ha dari total etat volume. Hal ini menunjukkan bahwa volume tebangan pada blok RKT 2011 lebih
rendah dibandingkan dengan etat volume yang diizinkan. Intensitas pemanenan yang dilakukan di lokasi penelitian termasuk rendah
bila dibandingkan dengan penelitian Wayana 2011 yang dilakukan di Kalimantan Tengah sebanyak 11,70 pohonha dan penelitian Elias 2008 yang
dilakukan di daerah Kalimantan sebanyak 8,16 pohonha. Penelitian yang Feldpausch et al. 2005 di Amazon selatan menunjukkan intensitas yang lebih
rendah yang berkisar antara 1,1 pohonha-2,6 pohonha.
5.2.3 Pembukaan Wilayah Hutan PWH
Aktivitas pemanenan
kayu memerlukan
prasarana PWH
untuk mengeluarkan kayu yang ditebang agar dapat sampai di TPK. Pembuatan
prasarana PWH berupa jalan angkutan kayu, jalan sarad dan TPn sangat diperlukan untuk memperlancar kegiatan pemanenan kayu di Hutan. Pembuatan
prasarana PWH membutuhkan perencanaan yang matang dengan meminimalkan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat pembersihan vegetasi untuk
memperlancar proses pengangkutan kayu dari dalam tegakan hutan yang ditebang. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan pada prasarana PWH
blok RKT 2011 yang digunakan untuk aktivitas pemanenan kayu berupa Jalan angkutan, TPn, dan camp tarik. Jalan angkutan kayu yang terdapat di lokasi
penelitian terdiri dari jalan utama 3,56 km, jalan cabang 13,20 km, dan jalan sarad 70,32 km. Luas jalan angkutan bervariasi dalam setiap petak tebang
dengan rata-rata luas 3,11 ±0,44 ha. Petak 319 memiliki luas jalan terbesar sedangkan petak 265 memiliki luas jalan paling kecil. Luas jalan angkutan
terbesar dimiliki oleh jalan sarad dikarenakan jaringan jalan sarad berfungsi sebagai alat pembukaan tegakan. Tabel 6 menunjukkan penebangan 1 pohonha
membutuhkan jalan angkutan seluas 0,54 ha yang terdiri dari jalan utama 0,06 km, jalan cabang 0,23 km, dan jalan sarad 1,21 km. Realisasi pembuatan jalan
pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
26
Tabel 6 Realisasi pembuatan jalan pada blok RKT 2011
Petak Intensitas
Pemanenan pohonha
Panjang Jalan km Luas Jalan ha
Total Luas Jalan ha
Jalan Utama Jalan Cabang
Jalan Sarad Jalan Utama
Jalan Cabang Jalan Sarad
262 6,00
- 2,05
8,05 -
3,15 3,56
6,71 263
5,72 -
1,02 6,81
- 1,56
3,01 4,57
264 6,33
- 1,16
7,47 -
1,78 3,30
5,08 265
3,37 -
0,89 5,29
- 1,37
2,34 3,71
290 6,41
- 1,82
7,53 -
2,80 3,33
6,13 291
8,10 1,10
1,80 8,53
1,91 2,77
3,77 8,45
292 8,25
1,40 0,43
6,82 2,42
0,67 3,02
6,11 318
3,78 -
0,65 6,72
- 0,99
2,97 3,96
319 5,20
1,06 2,42
7,39 1,84
3,73 3,27
8,84 348
4,87 -
0,96 5,71
- 1,48
2,53 4,01
Jumlah 58,03
3,56 13,20
70,32 6,17
20,30 31,10
57,57 Rata-rata
5,80 0,36
1,32 7,03
0,62 2,03
3,11 5,76
Simp. baku 1,61
0,58 0,66
0,99 1,00
1,01 0,44
1,83