Pembukaan Wilayah Hutan PWH
26
Tabel 6 Realisasi pembuatan jalan pada blok RKT 2011
Petak Intensitas
Pemanenan pohonha
Panjang Jalan km Luas Jalan ha
Total Luas Jalan ha
Jalan Utama Jalan Cabang
Jalan Sarad Jalan Utama
Jalan Cabang Jalan Sarad
262 6,00
- 2,05
8,05 -
3,15 3,56
6,71 263
5,72 -
1,02 6,81
- 1,56
3,01 4,57
264 6,33
- 1,16
7,47 -
1,78 3,30
5,08 265
3,37 -
0,89 5,29
- 1,37
2,34 3,71
290 6,41
- 1,82
7,53 -
2,80 3,33
6,13 291
8,10 1,10
1,80 8,53
1,91 2,77
3,77 8,45
292 8,25
1,40 0,43
6,82 2,42
0,67 3,02
6,11 318
3,78 -
0,65 6,72
- 0,99
2,97 3,96
319 5,20
1,06 2,42
7,39 1,84
3,73 3,27
8,84 348
4,87 -
0,96 5,71
- 1,48
2,53 4,01
Jumlah 58,03
3,56 13,20
70,32 6,17
20,30 31,10
57,57 Rata-rata
5,80 0,36
1,32 7,03
0,62 2,03
3,11 5,76
Simp. baku 1,61
0,58 0,66
0,99 1,00
1,01 0,44
1,83
TPn merupakan salah satu prasarana PWH yang dibutuhkan untuk menampung dan mengumpulkan kayu sementara dari dalam tegakan hutan. TPn
umumnya terletak pada jalan angkutan untuk memudahkan pengangkutan kayu. Rata-rata TPn yang dibuat sebanyak 5 ±2,11 TPn dengan luas total 0,40 ±0,19
ha pada setiap petak tebang. Realisasi pembuatan TPn pada lokasi penelitian ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan rata-rata 1 TPn memiliki luas
sebesar 800 ±373,15 m
2
. Penelitian Nasution 2009 yang dilakukan di Kalimantan Timur menunjukkan rata-rata luas terbuka untuk jalan angkutan lebih
tinggi sebesar 5,92 ha sedangkan luas TPn lebih rendah dengan rata-rata luas TPn sebesar 0,3 ha.
Tabel 7 Realisasi pembuatan TPn blok RKT 2011
Petak Jumlah TPn
Luas total TPn ha 262
5 0,36
263 4
0,37 264
3 0,21
265 5
0,44 290
5 0,42
291 8
0,66 292
8 0,69
318 3
0,19 319
7 0,52
348 2
0,15 Jumlah
50 4,01
Rata-rata 5
0,40 Simp. baku
2,11 0,19
Penelitian juga dilakukan untuk membandingkan perbedaan luasan TPn yang diukur dengan digitasi GPS dan pengukuran langsung di lapangan.
Pengukuran yang dilakukan dengan 2 cara ini dimaksudkan untuk mengetahui selisih perbedaan antara 2 jenis pengukuran. Perbedaan luasan TPn dapat dilihat
pada Tabel 8. Perbedaan rata-rata pengukuran lapangan dan pengukuran dengan digitasi GPS adalah sebesar 246,10 ±135,92 m
2
dengan persentase perbedaan sebesar 26. Kecenderungan pengukuran lapangan lebih besar dikarenakan
pengukuran dengan digitasi GPS menggunakan satelit yang dipengaruhi oleh keadaan lapangan seperti cuaca dan terhalangnya sinyal satelit akibat adanya
tegakan yang berada di sekitar TPn.
Tabel 8 Perbedaan pengukuran lapangan dan digitasi GPS pada blok RKT 2011
No TPn Digitasi GPS m
2
Pengukuran lapangan m
2
Perbedaan m
2
1 533
650 117
2 903
1045 142
3 616
1028 412
4 819
875 56
5 682
1010 328
6 589
710 121
7 1242
867 375
8 647
856 209
9 1313
882 431
10 1269
1539 270
Rata-rata 861,30
946,20 246,10
Simp. Baku 305,30
244,74 135,92
Pada pengukuran lapangan di TPn 7 menunjukkan bahwa pengukuran menggunakan GPS lebih luas dibandingkan pengukuran lapangan. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya pelebaran jalan angkutan dan pembuatan jalan sarad untuk memperlancar lalu lintas pengangkutan kayu.
Camp tarik merupakan salah satu prasarana yang menunjang kegiatan pemanenan hutan. Lokasi Camp tarik yang dekat dengan lokasi tebangan yaitu
blok RKT 2011 memudahkan para pekerja dalam mencapai lokasi penebangan. Camp tarik merupakan tempat tinggal karyawan yang terlibat langsung dengan
aktivitas penebangan pohon seperti regu tebang, operator traktor sarad dan pekerja penunjang lainnya. Camp tarik pada lokasi penelitian terletak pada petak tebang
264 dengan luas sebesar 0,3 ha.