Iklim dan Hidrologi Kondisi Fisik

tingkat minimum yang terjadi pada bulan Juni 269,4 mm perbulan maksimum pada bulan November 478,3 mm perbulan. Aliran sungai di areal konsesi IUPHHK PT. Salaki Summa Sejahtera mengalir sepanjang tahun. Aliran sungai termasuk dalam wilayah daerah aliran sungai DAS Sigep dan DAS Sikabaluan dengan beberapa daerah aliran sungai DAS yaitu DAS Sigep, Sikabaluan, Takungan, Tabekat, Kamumu, Pollainan, Togilitte, Tateku, Simabae dengan cabang-cabang anak sungainya.

4.4 Kondisi Vegetasi

Areal konsesi IUPHHK PT. Salaki Summa Sejahtera seluruhnya termasuk ke dalam fungsi hutan hutan produksi tetap HPT berdasarkan peta kawasan hutan dan perairan KHP Provinsi Sumatera Barat Lampiran SK. Menhut No. 422Kpts-II1999 tanggal 15 Juni 1999. Kondisi penutupan lahan di PT. Salaki Summa Sejahtera didominasi oleh hutan bekas tebangan 89, hutan primer 5, dan non hutan 6.

4.5 Potensi Tegakan

Potensi tegakan paling besar terdapat di hutan bekas tebangan 89 dari luas total konsesi hutan. Potensi rata-rata per hektar untuk seluruh jenis pohon, yaitu kelas diameter 20 cm sebesar 207, 07 m 3 ha 260,79 batangha dan kelas diameter 50 cm sebesar 87,03 m 3 ha 20,08 batangha. Potensi tegakan terdapat juga di hutan primer 5. Potensi rata-rata per hektar untuk seluruh jenis pohon, yaitu kelas diameter 20 cm sebesar 302,26 m 3 ha 263,21 batangha dan kelas diameter 50 cm sebesar 334,75 m 3 ha 62,95 batangha. Jenis pohon komersial dikelompokkan menjadi kelompok jenis Dipterocarpaceae dan kelompok jenis rimba campuran. Jenis kelompok Dipterocarpaceae antara lain jenis Keruing Dipterocarpus sp. dan jenis Meranti Shorea sp., sedangkan jenis komersial rimba campuran antara lain Medang Cinnamomum sp., Nyatoh Palaquium sp., Mersawa Anisoptera sp., Durian Hutan Durio sp., Jabon Anthocephalus sp., Manggis Hutan, dan lain-lain. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Tegakan Sebelum Pemanenan

Kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan ITSP dilakukan untuk mengetahui potensi tegakan berdiameter ≥ 20 cm dan pohon layak tebang. Data ITSP digunakan sebagai pedoman dalam menentukan rencana tebangan yang akan dilakukan di dalam petak tebang. ITSP dilakukan pada 10 petak tebang pada blok RKT rencana kerja tahunan 2011 dan dicatat dalam LHC laporan hasil cruising. Data ITSP digunakan untuk membuat peta pohon untuk mengetahui posisi pohon layak tebang. Lokasi penelitian dilakukan pada blok RKT 2011 dengan total luas 962 ha. Berdasarkan data LHC RKT 2011, diketahui rata-rata jumlah pohon yang berdiameter ≥ 20 cm dalam petak tebang adalah 76,11 ±7,88 pohonha dengan jumlah pohon terbanyak terdapat pada petak tebang 265 dan petak tebang 262 memiliki jumlah pohon paling sedikit. Potensi volume tegakan pada blok RKT 2011 bervariasi dalam setiap petak dengan rata-rata volume sebesar 176,13 ±41,09 m 3 ha. Rata-rata 1 pohonha dapat menghasilkan 2,31 m 3 ha. Data kondisi tegakan sebelum dilakukan kegiatan pemanenan kayu pada petak pengamatan ditunjukkan pada Tabel 4. Jika dilihat berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4, jumlah pohon terbanyak dalam suatu petak tebang tidaklah menunjukkan bahwa petak tersebut memiliki potensi volume terbesar. Hal ini disebabkan oleh perbedaan diameter pohon-pohon dalam petak tebang. Semakin banyak pohon layak tebang maka volume tegakan akan semakin besar pula. IUPHHK HA PT. Salaki Summa Sejahtera melakukan penebangan pada pohon berdiameter ≥ 50 cm. Potensi volume dan jumlah pohon layak tebang perlu diketahui untuk menentukan target produksi penebangan kayu komersial dalam blok RKT 2011. Tabel 4 menunjukkan jumlah pohon layak tebang dalam setiap petak tebang bervariasi dengan rata-rata jumlah pohon 16,47 ±3,48 pohonha sedangkan potensi volume tegakan juga bervariasi dengan rata-rata volume 118,58 ±35,94 m 3 ha.