kredit yang dikembalikan, belum tentu mengurangi konsumsi non pangan. Hal ini mengingat bahwa kredit yang dikembalikan bukan dalam bentuk uang tetapi
dalam bentuk ternak sehingga pengaruhnya tidak terlalu nyata.
5.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit
Pada hasil analisis persamaan tingkat pengembalian kredit diperoleh bahwa tingkat pengembalian kredit hanya 32.46 persen dipengaruhi oleh variabel
dalam model. Hal ini ditunjukkan juga dengan nilai F yang cukup tinggi yaitu 5.1 persen artinya variabel dalam model ada yang signifikan mempengaruhi tingkat
pengembalian kredit. Hasil pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Hasil Pendugaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian
Kredit Domba Variabel
Parameter dugaan Pr
│t│ Elastisitas
Intersep 11.66132
0.3339 Pendapatan usaha domba
-1.58262 0.3884
-0.68349 Produksi domba
1.88437 0.0033
0.36364 Jumlah anak sekolah
-0.32701 0.8838
-0.00003 Waktu pengembalian kredit
1.02646 0.0094
2.05464 Konsumsi non pangan
0.00668 0.9915
0.11135 Frekuensi mengikuti kegiatan
0.51102 0.0943
2.33586 Nilai F
5.45 R-square
0.3246 Keterangan: Signifikan pada taraf nyata α = 1 persen
Signifikan pada taraf nyata α = 10 persen Berdasarkan Tabel 29 diperoleh bahwa tingkat pengembalian kredit
domba secara nyata dipengaruhi oleh variabel produksi ternak, lama waktu pengembalian kredit, dan frekuensi mengikuti kegiatan kelompok.
Pendapatan usaha domba dan jumlah anak sekolah memberi pengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit ternak tetapi tidak nyata baik pada
taraf 1 maupun 10 persen. Sebaliknya konsumsi non pangan rumahtangga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit, tetapi tidak nyata.
Semakin sedikit jumlah anak sekolah maupun konsumsi untuk non pangan, tidak menjamin tingkat pengembalian kredit semakin besar. Diduga hal ini karena
cicilan yang dikembalikan tidak dalam bentuk uang tetapi bentuk ternak. Disamping itu, tingkat pengembalian kredit domba pada kondisi ini kemungkinan
ditentukan oleh moralitas petani itu sendiri. Pada penelitian Kuntjoro 1983, diperoleh bahwa tingkat konsumsi yang tinggi cenderung membuat petani tidak
membayar pengembalian kredit. Demikian juga halnya dengan hasil penelitian Nizar 2004 walaupun faktor konsumsi yang dimaksud adalah konsumsi total
sementara dalam penelitian ini hanya konsumsi non pangan. Sebaliknya produksi ternak memberi pengaruh positif, dimana dengan
semakin banyak jumlah produksi ternak domba maka terdapat cukup ternak untuk membayar cicilan kredit. Variabel frekuensi mengikuti kegiatan kelompok juga
memberi pengaruh positif terhadap tingkat pengembalian krediy. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kelompok cukup banyak membantu dalam
membentuk kesadaran anggota terhadap tingkat pengembalian pinjaman. Disamping itu, dalam setiap kegiatan kelompok interaksi anggota dengan pemberi
kredit sumber kredit terjadi lebih sering, dan hal ini menimbulkan rasa tidak enak atau malu bila tidak mengembalikan pinjaman kredit. Sanim 1998a
menyatakan bahwa tingkat pengembalian kredit meningkat bila terdapat pembinaan intensif dalam kelompok. Pembinaan ini dapat dilihat dari frekuensi
peternak mengikuti kegiatan dalam kelompok.
Faktor lain yang berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit ternak domba adalah lama waktu pengembalian kredit. Suyatno 1999 dalam
Thamrin 2002 menyatakan bahwa waktu sebagai salah satu unsur kredit memiliki kaitan dengan tingkat resiko kredit. Semakin lama kredit diberikan maka
akan semakin besar resikonya karena adanya ketidakpastian pada masa yang akan datang. Azriani 2008 juga menyatakan bahwa semakin lama waktu kredit maka
nasabah usaha kecil semakin kurang lancar dalam mengembalikan kredit. Namun dalam penelitian ini sebaliknya diperoleh bahwa tingkat pengembalian kredit akan
meningkat jika waktu pengembalian kredit adalah di atas dua tahun. Hal ini menunjukkan bahwa selama dua tahun petani belum memiliki cukup hasil yang
digunakan untuk mengembalikan kredit karena kredit disini dalam bentuk ternak bukan uang yang harus dikembalikan juga dalam bentuk ternak. Kredit domba
baru dapat mencapai produksinya di atas dua tahun, karena input berupa ternak domba yang diberikan relatif belum dewasa.
5.2. Efektivitas Kinerja Program Kredit Domba