Mekanisme Penyaluran Kredit Domba

domba, serta secara khusus bertujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi hasil ternak domba. Selain itu juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani ternak. Kredit ternak domba di Kabupaten Bogor diberikan dengan sistem bergulir artinya petani menerima ternak domba dari pemerintah kemudian mengembalikannya juga dalam bentuk ternak domba untuk digulirkan kembali ke petani lainnya. Demikian seterusnya sehingga ternak pemerintah akan bergulir tiada henti untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bawah pengelolaan administrasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.

4.3.1. Mekanisme Penyaluran Kredit Domba

Mekanisme dan pola perguliran kredit domba didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertanian No 146KptsHK.05021993 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Penyebaran Ternak Pemerintah dan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peternakan No 50HK.050Kpts1293 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyebaran dan Pengembangan Ternak Pemerintah. Dalam satu paket kredit ditentukan jenis ternak, jumlah, jenis kelamin, umur dan standar teknis lainnya meliputi tinggi, bobot hidup dan lainnya. Pemilihan komoditas, lokasi maupun pasar dari kredit didasarkan pada permohonan petani dan kemampuan pasar dalam pembinaan kelompok pada sistem agribisnis. Lokasi diseleksi berdasarkan tata ruang dan teknis peternakan. Sementara itu, calon penggaduh diseleksi pengetahuan dan kesiapan teknis lapangan, sikap mental dan tingkat kemajuan ekonomi. Paket kredit yang diberikan berjumlah tiga sampai lima ekor dengan perbandingan satu ekor jantan dan sisanya ternak betina. Spesifikasi ternak domba yang diberikan adalah jenis domba Garut yang sudah berumur 8-10 bulan bobot hidup 25-28 kg untuk ternak betina dan 10-12 bulan bobot hidup 30-32 kg untuk ternak jantan. Selain itu juga terdapat substansi tambahan berupa bantuan kandang, bibit rumput ataupun pakan ternak domba. Berdasarkan ketentuan atau dasar hukum tersebut, maka Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor juga menetapkan pedoman khusus perguliran ternak pemerintah di Kabupaten Bogor melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Nomor 524SK3043-PROD. Pedoman ini ditujukan untuk menyesuaikan ketentuan pusat tentang pengelolaan ternak dengan kondisi lapangan di daerah Kabupaten Bogor. Dalam pedoman ini beberapa hal yang diputuskan antara lain: a lokasi dan peternak penerima kredit ditetapkan dengan Surat Keputusan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2 calon penerima hasil perguliran sudah diseleksi dan ditetapkan sehingga calon ini dapat mengontrol penerima kredit ternak pokok sebelumnya, 3 setoran ternak secara administratif tetap dilakukan penerima kredit kepada pemberi kredit, walaupun secara teknis di lapangan setoran dapat langsung diberikan ke calon penerima hasil revolving yang telah ditetapkan pada poin dua. Sistem pengembalian kredit domba didasarkan pada ketentuan pemerintah yaitu petani wajib mengembalikan satu ekor domba jantan dan dua ekor domba betina turunannya untuk setiap satu ekor domba jantan dan betina yang diterima. Waktu pengembalian kredit ditentukan selama dua tahun sejak kredit domba diterima. Ukuran domba yang dikembalikan sebesar domba yang diterima semula untuk disalurkan kembali ke peternak lain Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2006. Tata cara perguliran kredit domba adalah sebagai berikut: 1 Kepala Desa diketahui Camat dan Kepala UPTD Penyuluhan dan Pos Kesehatan Hewan setempat mengusulkan calon penerima kredit ternak kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2 usulan tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan kepada Kepala Unit Pelayanan dan Pengembangan UPP untuk dilakukan seleksi, 3 hasil seleksi disampaikan Kepala UPP kembali ke Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan untuk diterbitkan Keputusan tentang kelompok penerima kredit, 4 kredit diberikan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan kepada UPP untuk disalurkan ke penerima kredit Gambar 9. Gambar 9. Skema Program Kredit Domba di Kabupaten Bogor Permohonan tertulis Seleksi Ditolak Pelatihan penyuluhan Redistribusi Boleh mengajukan kembali Diganti calon lain Surat perjanjian + dropping ternak dari dinas melalui UPP Budidaya ternak indukpejantan Diterima Setor keturunan Kejadian tidak disengajabencana alam Kejadian disengajadijual dipotong Dihapus Mengganti Lunas Prosedur pemberian kredit dilakukan secara selektif untuk menghindari salah sasaran dan salah penggunaan kredit. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko ketidakmampuan dalam pengembaliannya. Dalam proses seleksi, lembaga pembiayaan formal menerapkan beberapa indikator kelayakan agar peminjam mampu dan mau membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Tassel 1999 yang mempelajari kontrak pinjaman joint liability tanggung jawab bersama sebagai bagian dari mekanisme seleksi, menyatakan bahwa di bawah informasi tidak sempurna, pemberi pinjaman mampu menggunakan joint liability sebagai alat seleksi. Setelah penerima kredit domba ditetapkan, maka setiap anggota wajib mengikuti pelatihanpenyuluhan terutama mengenai usaha yang dijalankannya. Kegiatan ini juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran peternak akan kewajiban atas kredit yang diterimanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang menerima kredit tidak diseleksi dengan baik kesiapannya secara teknis di lapangan. Petani yang tidak sedang memelihara domba maupun petani yang tidak memiliki pengetahuan memelihara domba, tetap berkesempatan menerima kredit domba. Disamping itu, kelompok yang dibentuk pada awal pengajuan kredit dalam perjalanannya menjadi tidak utuh seperti semula. Hal ini karena ketika kredit domba sudah diterima, petani yang sudah menjadi anggota kelompok seringkali menolak kredit dan melimpahkannya kepada petani di luar kelompok atau petani sering membagi paket kreditnya dengan petani di luar kelompok. Selain persyaratan aplikasi, terdapat unsur insentif dan sangsi yang diterapkan kepada peternak yang akan mengakses kredit. Insentif merupakan sesuatu hal yang mengikat peminjam untuk bertanggung jawab membayar kembali pinjaman tepat waktu. Bentuk insentif yang umum berlaku adalah: 1 peternak dapat meminjam kembali, 2 besar kredit dapat ditambah, 3 insentif pemotongan tingkat bunga kredit, dan 4 insentif berupa souvenir, hadiah dan lainnya. Menurut Braverman dan Guasch 1986, kegagalan kredit program atau kredit bersubsidi salah satunya karena kurangnya insentif diantara institusi. Insentif yang diberlakukan dalam penelitian ini adalah petani mendapat kesempatan memperoleh kembali kredit domba jika usahanya berjalan lancar. Sementara itu, sangsi adalah upaya yang dilakukan lembaga pembiayaan dalam rangka mengurangi potensi menunggak. Jenis sangsi yang diberlakukan lembaga pemberi pinjaman berupa: 1 peringatan, 2 penagihan secara terus menerus, 3 pencabutan kredit, dan 4 hilangnya hak untuk menerima kredit di masa mendatang. Jika kredit telah dicairkan, maka lembaga pemberi kredit sebaiknya melakukan pembinaan dan pengawasan monitoring secara tertib. Hal ini penting guna memberi masukan secara dini atas kemungkinan terjadinya kredit macet. Hal senada juga diungkapkan Ssenyonga 2004 bahwa kelemahan kredit program selama ini tidak semata-mata pada konsep dan landasannya, tetapi juga kekurangan perencanaan. Dengan demikian perlu perbaikan jasa penyuluhan dalam rancangan, penyaluran, pengawasan, penyebaran informasi serta cara dan ketepatan sistem penagihan. Dalam penelitian, sangsi yang diberlakukan pemerintah kepada petani yang menunggak kredit adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh kredit domba di masa mendatang. Pada pinjaman dalam bentuk kelompok group lending, mekanisme monitoring lebih mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan kelompok itu sendiri. Anggota kelompok saling memonitor pelaksanaan usaha satu sama lain yang mendapatkan kredit dan jika kewajiban membayar kembali tidak dapat dilakukan maka kewajiban tersebut akan menjadi tanggung jawab kelompok Stiglitz, 1990. Lebih lanjut Huppi dan Feder 1990 menyatakan bahwa skema pinjaman kelompok sangat berperan dalam keberhasilan pinjaman kredit yaitu: 1 meningkatkan informasi tentang peminjam, 2 tanggung jawab bersama dapat memperbaiki tingkat repayment, dan 3 mengurangi biaya transaksi kredit. Penundaan kredit untuk semua anggota kelompok adalah cara pemaksaan tanggung jawab kelompok yang paling efektif dan biaya murah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelompok yang dibentuk belum mampu melaksanakan perannya sebagai alat monitoring. Kelompok hanya sebagai formalitas untuk memperoleh kredit domba. Tujuan pengajuan kredit dalam bentuk kelompok adalah diharapkan pengelolaan domba pun secara berkelompok sehingga hasilnya akan lebih terlihat. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa domba dibawa pulang dan dipelihara oleh masing-masing kelompok, sehingga tanggung jawab pun tidak secara kelompok.

4.3.2. Peluang Mendapatkan Kredit Domba