Konsep Pengembalian Kredit Ternak Domba Konsep Evaluasi dan Monitoring

Dimana –dX 2 dX 1 merupakan sudut kemiringan garis isoquant dan R 1 R 2 merupakan sudut kemiringan garis isocost. Jika input X 1 diperoleh dari kredit, maka harga satuan input menjadi lebih mahal yaitu R 1 + k, dimana k merupakan biaya kredit. Kemudian keseimbangan penggunaan input optimal akan terganggu 2 1 1 2 R k R X X      ............................................................................. 3.3.13 Untuk mengembalikan pada keseimbangan semula maka produsen harus mengurangi jumlah input X 1 . Jika jumlah produk Q dipertahankan pada kondisi semula maka modal perlu ditambah menjadi Ck, sehingga diperoleh jalur perluasan usaha baru. Gambar 4 menunjukkan perubahan yang terjadi sebelum dan setelah adanya kredit. Penggunaan input untuk biaya minimum tanpa biaya kredit diperoleh pada titik K. Jalur perluasan usaha tanpa biaya kredit ditunjukkan dengan garis S 1 . Jalur perluasan usaha setelah X 1 dibiayai kredit cenderung akan mengurangi penggunaan input X 1 . Jika input X 1 dibiayai kredit sehingga harganya lebih mahal sebesar k, maka kombinasi penggunaan input optimum diperoleh pada titik L dan jalur perluasan usaha menjadi garis S 2 .

2.4. Konsep Pengembalian Kredit Ternak Domba

Pengembalian kredit domba sangat terkait dengan produksi dan suplai seperti yang disajikan pada Gambar 5. Fungsi produksi menggambarkan hubungan teknis antara tingkat penggunaan input dan output. Setiap output ternak yang diperoleh petani digunakan untuk dua tujuan yaitu: 1 dikembalikan untuk pembayaran kredit, dan 2 dijual ke pasar. Pada X 1 diperoleh output Q 1 dan jika semua output dikembalikan maka output untuk dijual menjadi nol, begitu juga Sumber: Baker, 1968 Gambar 4. Pengaruh Kredit terhadap Kombinasi Input Biaya Minimum dan Jalur Perluasan Usaha sebaliknya. Jika titik Q 1 dan Q 1 ’ dihubungkan akan membentuk kombinasi alokasi output bagi peternak dengan dua kewajiban. Seberapa besar output yang dikembalikan dan yang dijual tergantung pada harga yang berlaku di pasar. Jika harga di pasar tinggi maka output dijual lebih besar dari yang dikembalikan, demikian juga sebaliknya. Jika harga di pasar sebesar P 1 , maka jumlah ternak yang dikembalikan sebesar K 1 dan ternak yang dijual sebesar J 1 . Jika terjadi kenaikan harga dari P 1 ke P 2 maka jumlah yang dijual meningkat dari J 1 ke J 2 dan ternak yang dikembalikan berkurang dari K 3 menjadi K 2 . Dengan hal yang sama, apabila petani menambah penggunaan input dari X 1 menjadi X 2 , maka output juga akan meningkat dari Q 1 menjadi Q 2 . Dengan demikian kurva kemungkinan alokasi produksi akan bergeser dari Q 1 Q 1 ’ menjadi X 2 k r C  1 k r C k  1 X 1 2 r Ck 2 r C 1 r C L K S 2 S 1 Q 2 Q 2 ’. Dalam kondisi demikian, jika harga di pasar tetap sebesar P 1 , maka petani akan cenderung mempertahankan penjualan ternak sebesar J 1 dan menambah besar pengembalian kredit dari K 1 menjadi K 3 . Sumber: Sembiring, 1996 Gambar 5. Keterkaitan Antara Produksi, Suplai dan Pengembalian Kredit Domba

2.5. Konsep Evaluasi dan Monitoring

Efektivitas kredit merupakan kegiatan penyediaan dan penyaluran kredit yang dilaksanakan dengan tepat serta mencapai sasaran yang telah ditentukan. Program kredit domba dapat dikatakan efektif, efisien dan berhasil atau telah berjalan lancar melalui kegiatan evaluasi dan monitoring Yani, 2008. Selanjutnya disebutkan juga bahwa, monitoring merupakan proses kajian yang dilakukan secara berkesinambungan terhadap pelaksanaan suatu kegiatan. Input X Harga P X 1 X 2 Q 2 ’ Q 1 ’ Q 2 Q 1 K3 K1 K2 P1 P2 J 2 J 1 Output yang dikembalikan Q Output yang dijual Q’ Selanjutnya, evaluasi merupakan suatu proses kajian yang dilakukan secara berkala menyangkut relevansi, kinerja, efisiensi dan dampak terkait dengan tujuan yang telah ditetapkan di awal desain proyek. Monitoring dan evaluasi pada program kredit domba sangat bermanfaat dalam memberikan informasi kinerja program tersebut, apakah pelaksanaannya sudah efektif sehingga menjadi pertimbangan menentukan program selanjutnya. Menurut Muljadi 2006 dalam Yani 2008, terdapat lima indikator kinerja organisasi yaitu: 1. Inputmasukan yaitu sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan menghasilkan output yang ditentukan misalnya dengan informasi dan lainnya. 2. Outputkeluaran adalah sesuatu yang langsung dicapai dari kegiatan berupa fisik maupun non fisik. 3. Outcomehasil adalah sesuatu yang mencerminkan efek langsung. 4. Benefitmanfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir pelaksanaan kegiatan. 5. Impactdampak adalah ukuran yang ditimbulkan setiap kegiatan baik positif maupun negatif pada setiap indikator berdasarkan asumsi yang ditetapkan.

2.6. Keberlanjutan Skema Kredit