Stages Least Squares dan ML Maximum Likelihood. Dalam model ekonomi rumahtangga petani penerima kredit domba terdapat 11 persamaan meliputi 6
struktural dan 5 identitas. Peubah eksogen berjumlah 23 peubah dan endogen berjumlah 11 peubah. Dengan demikian, menurut syarat ordo seluruh persamaan
simultan yang dibangun termasuk kriteria teridentifikasi berlebih overidentified. Spesifikasi model dalam studi ini adalah dinamis dengan sistem persamaan
simultan, dimana peubah endogen ditentukan secara simultan dan interdependen. Sistem persamaan simultan yang dirumuskan tersebut akan diselesaikan melalui
metode pendugaan model 2SLS. Penggunaan metode 2SLS Two Stage Least Squares dapat menghindari terjadinya simultaneous equation bias, yang pada
dasarnya menduga persamaan simultan dengan menduga setiap persamaan struktural secara parsial Koutsoyionis, 1977. Mengingat hasil identifikasi
menunjukkan semua persamaan teridentifikasi berlebih, maka persamaan dapat diduga dengan metode 2SLS. Hasil pendugaan ini menghasilkan parameter
dugaan untuk masing-masing persamaan struktural. Penyelesaian metode ini menggunakan bantuan komputer dengan program Statistical Analysis System
SAS versi 9.01.
3.4.4. Definisi dan Satuan Pengukuran
1. Produksi ternak domba merupakan jumlah ternak yang dihasilkandiproduksi dalam kegiatan usaha ternak dinyatakan dalam satuan ekor selama setahun.
2. Pendapatan usaha domba adalah pendapatan rumahtangga yang berasal dari penjualan ternak domba dan penjualan kotoran domba dikurangi biaya usaha
domba, dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun.
3. Pendapatan rumahtangga luar usaha domba adalah seluruh pendapatan dari sektor usaha ternak lain, usaha perikanan, on farm, off farm dan non farm,
dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun. 4. Pendapatan total rumahtangga adalah penjumlahan pendapatan rumahtangga
dari usaha domba dan di luar usaha domba, dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun.
5. Biaya usaha ternak domba adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha domba.
6. Tingkat upah adalah rata-rata tingkat upah yang disepakati untuk dibayarkan, dinyatakan dalam satuan rupiah per hari.
7. Nilai kredit merupakan besarnya nilai kredit domba yang diterima oleh peternak, dinyatakan dalam satuan rupiah.
8. Curahan waktu kerja adalah jumlah jam kerja yang dicurahkan oleh anggota rumahtangga untuk kegiatan usaha domba maupun di luar usaha domba yang
meliputi usaha on farm lainnya, usaha off farm dan non farm. 9. Konsumsi rumahtangga adalah nilai barang dan jasa yang dikonsumsi
rumahtangga selama setahun, dinyatakan dalam satuan rupiah. 10. Pajak adalah segala kewajiban rumahtangga kepada pemerintah seperti pajak
bumi dan bangunan, ataupun kewajiban lain, dinyatakan dalam satuan rupiah. 11. Tingkat pengembalian kredit merupakan besarnya persentase pengembalian
kredit domba oleh petani dalam suatu periode, dinyatakan dalam persen.
IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT
4.1. Deskripsi Wilayah
Deskripsi mengenai
karakteristik wilayah
Kabupaten Bogor
dikelompokkan dalam beberapa aspek yaitu: 1 keadaan geografi dan kependudukan, 2 pertanian, dan 3 deskripsi desa contoh.
4.1.1. Keadaan Geografi dan Kependudukan
Kabupaten Bogor yang ibukotanya terletak di Cibinong secara geografis memiliki 40 kecamatan dengan luas area sekitar 2 301.95 km
2
. Kabupaten ini berbatasan dengan beberapa wilayah yaitu: 1 Kota Depok di bagian utara, 2
Kabupaten Lebak di bagian barat, 3 Kabupaten Tangerang di bagian barat daya, 4 Kabupaten Purwakarta di bagian timur, 5 Kabupaten Bekasi di bagian timur
laut, 6 Kabupaten Sukabumi di bagian selatan, dan 7 Kabupaten Cianjur di bagian tenggara. Penelitian difokuskan di dua kecamatan yaitu Kecamatan
Pamijahan sebagai penerima kredit domba dengan jumlah terbesar dan Kecamatan Cisarua sebagai penerima kredit dengan jumlah terkecil.
Kecamatan Pamijahan terletak pada ketinggian 500-700 dpl dengan curah hujan rata-rata 310 mm. Luas Kecamatan Pamijahan pada tahun 2007 mencapai
8 088.29 ha mencakup 15 desa, sementara itu luas wilayah Kecamatan Cisarua hanya mencapai 6 373.62 ha yang mencakup 10 desa Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bogor, 2008a. Jumlah penduduk dan besarnya angkatan kerja merupakan salah satu aset pembangunan paling dominan yang dimiliki banyak
negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2008a tercatat bahwa penduduk Kabupaten Bogor