ternak yang dimiliki maka peternak akan semakin cenderung untuk memanfaatkan limbah ternaknya menjadi biogas, hal tersebut menunjukan kesesuaian dengan
hipotesis.Variabel jumlah ternak memiliki nilai odds ratio 1,425 yang artinya peluang peternak yang memiliki jumlah ternak lebih banyak akan cenderung
untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas sebesar 1,425 kalinya dibandingkan peternak yang jumlah ternaknya lebih sedikit.
3. Tingkat pendidikan
Nilai -value yang diperoleh 0,090 lebih kecil dari taraf nyata 10 sehingga variabel tingkat pendidikan signifikan pada taraf kepercayaan 90. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat pendidikan peternak berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak dalam mengolah limbah ternak menjadi biogas. Koefisien
tingkat pendidikan bernilai negatif -, hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa dengan pendidikan yang tinggi peternak akan semakin cenderung untuk
memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas. Berdasarkan kondisi dilapang tidak ada kecenderungan tingkat pendidikan tertentu dalam pemanfaatan limbah ternak
menjadi biogas. Peternak di Kampung Areng tidak hanya peternak yang berpendidikan terakhir SMA saja yang melakukan pemanfaatan limbah ternak
menjadi biogas, tetapi sebagian besar peternak memiliki tingkat pendidikan terakhir SD. Nilai negatif pada koefisien dapat mengindikasikan bahwa dengan
pendidikan tinggi pola pikir masyarakat akan cenderung lebih praktis dan alokasi waktu yang dimiliki peternak akan cenderung digunakan untuk kegiatan lain yang
memberikan penghasilan lebih besar dibanding sektor peternakan. Nilai odds ratio sebesar 0,468 artinya peluang peternak dengan tingkat pendidikan tinggi untuk
memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas adalah 0,468 kali lebih tinggi dibanding peternak yang pendidikannya rendah.
4. Keikutsertaan kelompok ternak
Nilai -value yang diperoleh 0,043 lebih kecil dari taraf nyata 5 sehingga variabel tingkat pendidikan signifikan pada taraf kepercayaan 95. Hal ini
menunjukan bahwa keikutsertaan kelompok ternak berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak dalam mengolah limbah ternak menjadi biogas. Variabel
keikutsertaan kelompok ternak memiliki nilai koefisien negatif dimana kondisi dilapang tidak semua peternak yang termasuk anggota kelompok ternak
melakukan pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas. Ada beberapa peternak yang bukan anggota kelompok ternak tapi sudah melakukan pemanfaatan limbah
karena mendapat pengetahuan dari orang tua. Nilai odds ratio sebesar 0,272 yang artinya peluang peternak yang ikut kelompok ternak akan cenderung untuk
memanfaatkan limbah ternak sebesar 0,272 kalinya dibandingkan peternak yang tidak ikut kelompok ternak.
6.2.2 Variabel yang tidak Signifikan
Variabel yang tidak signifikan berdasarkan hasil olahan data ada empat variabel yaitu jumlah tanggungan keluarga X
4
, konsumsi gas elpiji X
5
,dan jenis kelamin X
7
tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas. Interpretasi dari setiap nilai pada
tabel tersebut adalah :