independent berpengaruh terhadap keputusan pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas.Hasil output dengan menggunakan program SPSS Statistics 22
menunjukan nilai -2 Log- Likehood sebesar -76,147
a
dan uji kebaikan model goodness of fit yang dilihat dari nilai Cox and Snell Square sebesar 0,353,
Nagelkerke R Square sebesar 0,476 dan nilai chi-square dalam tabel Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,941 sig pada tabel Hosmer and Lemeshow Test,
dimana nilai ketiganya lebih besar dibandingkan taraf nyata 5 sehingga dapat disimpulkan tolak H
. Nilai Overall Percentage sebesar 73,5 yang artinya secara keseluruhan 73,5 model regresilogistik dapat memprediksi secara tepat faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan peternak untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas. Persamaan regresi logistik yang diperoleh dari model dapat
dituliskan sebagai berikut :
Zi = 23,469 – 0,251X
1
+ 0,354X
2
– 0,760X
3
+ 0,104X
4
– 0,246X
5
– 1,302X
6
– 19,714X
7
Hasil analisis regresi logistik juga menunjukkan peubah bebas yang berpengaruh nyata dalam taraf alpha. Hal ini terlihat dari besarnya nilai Sig α
dan hipotesis H . Interpretasi peubah bebas yang berpengaruh nyata maupun tidak
nyata akan dijelaskan dalam subbab berikut ini :
6.2.1 Variabel yang Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak dalam memanfaatkan limbah ternak menjadi
biogas yaitu lama usahaternak X
1
, jumlah ternak X
2
, tingkat pendidikan X
3
, dan keikutsertaan kelompok ternak X
6
. Interpretasi dari setiap nilai pada tabel tersebut adalah :
1. Lama usahaternak
Nilai -value yang diperoleh 0,001 yang lebih kecil dari taraf nyata 5 - value0,05 sehingga signifikan pada taraf kepercayaan 95 dan disimpulkan
tolak H . Koefisien lama usahaternak bernilai negatif yang menunjukan
ketidaksesuaian terhadap hipotesis. Berdasarkan kondisi di lapangan, baik peternak yang sudah lama usahaternak sapi perah maupun peternak yang baru
menjalankan usahaternak sama-sama memiliki peluang untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas.
Peternak yang ada di Kampung Areng yang baru memiliki pengalaman usahaternak sekitar kurang dari 5 tahun dan peternak yang telah lama
berusahaternak sekitar 11
– 20 tahun. Variabel lama usahaternak memiliki nilai odds ratio sebesar 0,778 yang artinya tambahan 1 tahun lama usahaternak akan
meningkatkan peluang pengambilan keputusan pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas sebesar 0,778 kali.
2. Jumlah ternak
Nilai -value yang diperoleh 0,074 berarti variabel jumlah ternak
berpengaruh nyata terhadap peluang peternak dalam pengambilan keputusan peternak memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas pada taraf nyata
10.Koefisien jumlah ternak bernilai positif artinya semakin banyak jumlah
ternak yang dimiliki maka peternak akan semakin cenderung untuk memanfaatkan limbah ternaknya menjadi biogas, hal tersebut menunjukan kesesuaian dengan
hipotesis.Variabel jumlah ternak memiliki nilai odds ratio 1,425 yang artinya peluang peternak yang memiliki jumlah ternak lebih banyak akan cenderung
untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas sebesar 1,425 kalinya dibandingkan peternak yang jumlah ternaknya lebih sedikit.
3. Tingkat pendidikan
Nilai -value yang diperoleh 0,090 lebih kecil dari taraf nyata 10 sehingga variabel tingkat pendidikan signifikan pada taraf kepercayaan 90. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat pendidikan peternak berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak dalam mengolah limbah ternak menjadi biogas. Koefisien
tingkat pendidikan bernilai negatif -, hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa dengan pendidikan yang tinggi peternak akan semakin cenderung untuk
memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas. Berdasarkan kondisi dilapang tidak ada kecenderungan tingkat pendidikan tertentu dalam pemanfaatan limbah ternak
menjadi biogas. Peternak di Kampung Areng tidak hanya peternak yang berpendidikan terakhir SMA saja yang melakukan pemanfaatan limbah ternak
menjadi biogas, tetapi sebagian besar peternak memiliki tingkat pendidikan terakhir SD. Nilai negatif pada koefisien dapat mengindikasikan bahwa dengan
pendidikan tinggi pola pikir masyarakat akan cenderung lebih praktis dan alokasi waktu yang dimiliki peternak akan cenderung digunakan untuk kegiatan lain yang
memberikan penghasilan lebih besar dibanding sektor peternakan. Nilai odds ratio sebesar 0,468 artinya peluang peternak dengan tingkat pendidikan tinggi untuk
memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas adalah 0,468 kali lebih tinggi dibanding peternak yang pendidikannya rendah.
4. Keikutsertaan kelompok ternak
Nilai -value yang diperoleh 0,043 lebih kecil dari taraf nyata 5 sehingga variabel tingkat pendidikan signifikan pada taraf kepercayaan 95. Hal ini
menunjukan bahwa keikutsertaan kelompok ternak berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak dalam mengolah limbah ternak menjadi biogas. Variabel
keikutsertaan kelompok ternak memiliki nilai koefisien negatif dimana kondisi dilapang tidak semua peternak yang termasuk anggota kelompok ternak
melakukan pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas. Ada beberapa peternak yang bukan anggota kelompok ternak tapi sudah melakukan pemanfaatan limbah
karena mendapat pengetahuan dari orang tua. Nilai odds ratio sebesar 0,272 yang artinya peluang peternak yang ikut kelompok ternak akan cenderung untuk
memanfaatkan limbah ternak sebesar 0,272 kalinya dibandingkan peternak yang tidak ikut kelompok ternak.
6.2.2 Variabel yang tidak Signifikan
Variabel yang tidak signifikan berdasarkan hasil olahan data ada empat variabel yaitu jumlah tanggungan keluarga X
4
, konsumsi gas elpiji X
5
,dan jenis kelamin X
7
tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas. Interpretasi dari setiap nilai pada
tabel tersebut adalah :