15
terjadi peningkatan suhu, hemoglobin cenderung untuk melepaskan lebih banyak oksigen Yamasawa,2007.
Parsons 2002 menyatakan bahwa peningkatan frekuensi pernapasan yang terjadi saat beraktivitas di lingkungan yang panas
merupakan dampak dari sistem pusat respirasi yang terpengaruh oleh peningkatan sirkulasi darah. Frekuensi pernapasan normal
menurut Dougherty 2004 untuk laki-laki dewasa adalah 14-18 per menit; perempuan dewasa 16-20 per menit; remaja 15-25 per menit;
anak-anak 20-40 per menit dan bayi 30-80 per menit. Pengukuran frekuensi pernapasan dapat dilakukan melalui beberapa metode
salah satunya adalah perhitungan satu siklus napas inhalasi dan ekshalasi secara manual.
2.2.3 Peningkatan Denyut Nadi
Peningkatan denyut nadi merupakan indikasi yang dipercaya terhadap terjadinya tekanan panas. denyut nadi seseorang
menunjukkan kombinasi dari panas lingkungan, tingkat pekerjaan, peningkatan suhu tubuh dan kondisi kesehatan jantung Hunt,
2011. Recovery Heart Rate merupakan cara untuk mengevaluasi
denyut nadi yang umumnya digunakan untuk mengenali kejadian tekanan panas di tempat kerja. Recovery heart rate pada satu menit
HRR
1
tidak boleh melebihi 110 beat per minute bpm atau
16
recovery heart rate pada menit ketiga HRR
3
tidak boleh melebihi 90 bpm, atau selisih HRR
1
dan HRR
3
tidak boleh lebih dari 10 bpm OSHA, 1999.
2.2.4 Kelemahan
Menurut CCOHS 2008, kelemahan merupakan salah satu gejala yang timbul akibat pajanan tekanan panas. Kelemahan adalah
perasaan lelah pada tubuh. Saat seseorang mengalami kelemahan mungkin tidak dapat menggerakkan bagian tubuh dengan benar atau
bahkan mengalami tremor pada bagian tubuh tertentu. Beberapa orang mengalami kelemahan pada bagain tertentu pada tubuh
seperti lengan, kaki atau pada seluruh tubuh. Kelemahan mungkin bersifat sementara, tetapi dalam beberapa kasus dapat terjadi
berkepanjangan Krucik, 2014. Definisi medis kelemahan mengacu pada hilangnya kekuatan
otot atau kondisi yang dapat berakibat pada hilangnya fungsi otot. Tanda atau gejala kelemahan seperti kesulitan dalam melakukan
tugas, bermasalah dengan cara berjalan, atau kehilangan keseimbangan Stöppler, 2014.
Diagnosis kelemahan memerlukan pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dokter dan membutuhkan beberapa tes yang
digunakan untuk memprediksi penyebab terjadinya kelemahan seperti tes darah, urin, MRI dan biopsi otot Vorvick, 2012.
17
2.2.5 Peningkatan Suhu Kulit
ISO 7933 menjelaskan bahwa penilaian heat strain dapat dilakukan melalui pengukuran salah satu indikasi terjadi pada tubuh
yaitu peningkatan suhu kulit. Fisiologis heat strain yang terbukti berhubungan dengan tekanan panas salah satunya adalah suhu kulit
Lundgren, 2006. Menurut NIOSH 1986, suhu kulit harus berada setidaknya
1
o
C dibawah suhu inti tubuh. Saat set point yang diatur oleh termoregulasi dalam tubuh telah terlampaui akibat peningkatan
suhu tubuh, pembuluh darah mengalami vasodilatasi dan darah dipompa menuju kulit, sehingga panas dari dalam tubuh dilepas dari
darah ke kulit. Wadsworth dan Parsons 1986 menyatakan bahwa hasil pengukuran suhu kulit antara 37
o
sampai 38
o
C merupakan tahap seseorang memiliki risiko mengalami heat strain Parsons,
2002. Pengukuran suhu kulit dapat melalui sentuhan langsung yang
dilakukan oleh seseorang yang sudah terlatih untuk merasakan keadaan suhu kulit pada pekerja. Metode pengukuran suhu kulit
lainnya yaitu menggunakan sensor kecil yang diletakan pada beberapa bagian di kulit Parsons dalam Wan, 2006.
18
2.2.6 Pengeluaran Keringat