22
kategori “high” dan 9-10 termasuk kategori “very high” Wan, 2006.
PSI dihitung saat responden terpapar tekanan panas tanpa harus menunggu sampai paparan berakhir untuk menilai terjadinya
heat strain . Tidak seperti metode lain yang melibatkan banyak
indikatot, PSI hanya menggunakan dua indikator untuk menghindari
terjadinya kesalahan.
Evaluasi heat
strain menggunakan PSI dapat digunakan untuk membandingkan kejadian
heat strain pada kondisi pakaian kerja dan iklim kerja yang
berbeda-beda Moran, 1998.
2.3.3 Heat strain Score Index HSSI
Pada tahun 2011, metode penilaian heat strain dibuat dan telah diuji coba oleh Dehghan yaitu Heat strain Score Index HSSI
berupa kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan terkait faktor yang berhubungan dengan tekanan panas dan heat strain yaitu suhu
lingkungan, kelembaban, perpindahan udara, tingkat pengeluaran keringat, tingkat rasa haus, rasa lelah, rasa tidak nyaman, gejala
klinis, suhu yang dirasakan permukaan kulit, pendingin udara, jenis dan warna pakaian kerja, bahan pakaian kerja, jenis alat pelindung
diri, intensitas latihan fisik, postur kerja, luas ruangan kerja dan lokasi kerja.
23
HSSI membedakan tingkat heat strain menjadi 3 kelompok. Nilai index kurang dari 13,5 termasuk kelompok yang tidak
mengalami heat strain atau berada pada zona hijau, nilai index antara 13,5
– 18 merupakan kelompok yang mungkin mengalami heat strain
atau berada pada zona kuning dan nilai index diatas 18 termasuk kelompok yang mengalami heat strain atau berada pada
zona merah. Teknik penilaian heat strain menggunakan kuesioner HSSI
telah banyak digunakan dengan beberapa alasan yaitu memiliki performa yang baik, penggunaan waktu dan biaya yang rendah,
sederhana dan murah. Hasil pengkuruan heat strain menggunakan HSSI telah terbukti berbanding lurus dengan suhu tubuh yang
dipercaya menjadi salah satu indikasi terjadinya heat strain. Selain dengan suhu tubuh, HSSI juga memiliki korelasi yang berbanding
lurus dengan hasil pengukuran heat strain menggunakan metode PSI. Seseorang yang berada pada level tertinggi pada HSSI juga
memiliki nilai indeks heat strain PSI yang tinggi Dehghan, 2013.
2.3.4 Observasi Gejala Heat strain
Penilaian gejala heat strain menggunakan kriteria observasi dimaksudkan sebagai alat pelatihan terhadap pekerja. Seorang
supervisor maupun pekerja yang bekerja di lingkungan yang panas, dapat mengenali gejala heat strain pada diri mereka sendiri,
24
maupun gejala heat strain pada orang lain. Gejala yang diamati yaitu kram otot, peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan
denyut nadi, kelemahan, peningkatan suhu kulit, pengeluaran keringat dan penurunan tingkat kesadaran. Beberapa gejala seperti
kelemahan, peningkatan suhu kulit dan penurunan tingkat kesadaran memerlukan pemeriksaan medis dan observasi yang
dilakukan oleh ahli kesehatan. Sehingga tidak dimungkinkan untuk diamati dalam penelitian ini.
2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Beberapa Metode Evaluasi Heat