Hubungan Umur dengan Heat strain

75 menurunkan suhu dalam ruang produksi atau dengan memberikan pembatas antara sumber panas dengan pekerja.

6.4 Hubungan Umur dengan Heat strain

Menurut NIOSH 1986, umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya heat strain. Proses penuaan menyebabkan kelenjar keringat menjadi lebih lembam sehingga akan mengurangi efektivitas pengontrolan suhu tubuh. WHO 1969 juga menyatakan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan respon kelenjar keringat terhadap perubahan temperature menjadi lebih lambat, sehingga proses pengeluaran keringat menjadi tidak efektif dalam mekanisme pengendalian suhu tubuh. Akibatnya semakin bertambah umur, maka risiko seseorang mengalami heat strain menjadi lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa persentase pekerja dengan umur = 30 tahun lebih banyak dibanding pekerja dengan umur 30 tahun yaitu sebanyak 42 orang 53,16. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kenney 2001 telah menunjukan bahwa toleransi tubuh terhadap panas menurun seiring dengan bertambahnya umur akibat menurunnya aliran darah menuju kulit untuk melepas panas dari dalam tubuh ke lingkungan. Sehingga suhu dalam tubuh akan cepat meningkat dan mendukung terjadinya heat strain pada seseorang. Hasil penelitian Na¨yha¨ et al 2007 menunjukan bahwa gejala heat strain paling banyak terjadi pada kelompok umur tertinggi yaitu 75 tahun. Penelitian lain yang dilakukan oleh Brown 2013 menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan heat strain . 76 Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan heat strain. Hal ini dapat disebabkan pada kedua kelompok umur, sebagian besar pekerja menerima paparan tekanan panas yang menjadi faktor berpengaruh terhadap tingginya kejadian heat strain pada kedua kelompok umur. Sehingga tidak dapat terlihat perbedaan kejadian heat strain yang signifikan pada kedua kelompok umur. Tingginya paparan tekanan panas yang diterima oleh pekerja juga dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap distribusi kejadian heat strain pada kedua kelompok umur. Paparan tekanan panas dapat berasal dari panas lingkungan yang bersumber dari panas bumi dan panas dari penggunaan mesin. Pada pabrik kerupuk, mesin yang yang menghasilkan panas yaitu antara lain tungku pembakaran kayu dan mesin kukus. Salah satu solusi untuk menurunkan paparan panas lingkungan yang diterima oleh pekerja adalah dengan menambah ventilasi. Sebagian besar pekerja yaitu sebanyak 24 orang 30,4 yang terdiri dari 12 orang pekerja pada masing-masing kelompok umur menerima paparan WBGT sebesar 32,6 o C. Suhu tubuh yang merupakan respon dari paparan panas yang diterima menunjukan bahwa sebagian besar pekerja atau sebanyak 25 orang 31,6 yang terdiri dari 12 orang pekerja dengan umur dibawah 30 tahun dan 13 orang pekerja dengan umur lebih dari sama dengan 30 tahun memiliki suhu tubuh sebesar 37,1 o C. Hal tersebut menunjukan bahwa tingginya paparan WBGT yang diterima oleh pekerja menyebabkan distribusi heat strain yang digambarkan dengan respon suhu tubuh pada kedua kelompok tidak terlihat perbedaan yang signifikan. Penelitian yang 77 dilakukan oleh Stapleton et al 2013 menunjukan hasil yang serupa yaitu tidak terdapat perbedaan suhu tubuh yang signifikan pada dua kelompok umur dengan rata-rata 21 tahun dan rata-rata 65 tahun pada kondisi lingkungan yang sama. Penelitian lain yang dilakukan oleh Marszalek et al 2004 pada tiga kelompok umur yaitu kelompok 20-29 tahun, 41-55 tahun dan 58-65 tahun dengan paparan WBGT yang sama menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan heat strain yang signifikan pada ketiga kelompok. Walaupun beberapa teori menunjukan bahwa dengan bertambahnya umur akan meningkatkan risiko untuk mengalami heat strain, namun menurut Pandolf 1997 menyatakan bahwa tingkat toleransi terhadap panas pada kelompok dengan umur yang lebih tua mungkin sama dengan kelompok yang lebih muda.

6.5 Hubungan Obesitas dengan Heat strain