18
2.2.6 Pengeluaran Keringat
Pengeluaran keringat pada dasarnya tidak memiliki peran terhadap pelepasan panas. Sebaliknya, penguapan keringat dari kulit
mendorong proses pendinginan pada suhu lingkungan yang panas sekaligus mempertahankan suhu inti tubuh Parsons, 2002.
Produksi keringat sekitar 1 literjam terlah tercatat secara berkala pada pekerjaan industry dan menunjukkan sumber potensi
pendinginan yang besar jika seluruh keringat yang dihasilkan mengalami proses evaporasi. Lingkungan yang panas dengan
tingkat kelembaban yang tinggi akan mempengaruhi jumlah keringat yang akan mengalami evaporasi. Keringat yang tidak
mengalami evaporasi tidak akan menyebabkan pelepasan panas dari tubuh NIOSH, 1986.
Menurut Geneva 2004 pengukuran tingkat pengeluaran keringat dijaikan salah satu indikator dalam memprediksi terjadinya
heat strain pada seseorang. Terdapat beberapa metode untuk
memprediksi pengeluaran keringat salah satunya menggunakan rumus yang ditetapkan dalam ISO 7933 Hot Environments
– Analytical determination and interpretation of thermal stress using
calculation of Required Sweat Rate SWreq. Pengukuran pengeluaran keringat yang paling sederhana adalah dengan
menghitung jumlah berat badan sebelum bekerja dikurangi jumlah berat badan setelah bekerja, kemudian ditambah dengan jumlah
19
cairan yang dikonsumsi selama bekerja dan dibagi dengan jumlah waktu kerja.
2.2.7 Penurunan Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran
dibedakan menjadi Marissing, 2011 : 1. Compos Mentis conscious, yaitu kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan terntang
keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi orang, tempat, waktu, memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi dan kadang
berkhayal. 4. Somnolen obtundasi, letargi yaitu kesadran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang , mampu member jawaban verbal.
5. Stupor soporo koma yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6. Coma comatose yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun.
20
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dar berbagai faktor termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti
keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak dan tekanan berlebih di dalam rongga tulang kepala.
Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka
morbiditas kecacatan
dan mortalitas
kematian. Pengukuran tingkat kesadaran dilakukan melalui pemeriksaan
medis dengan mengukur status neurological.
2.3 Evaluasi Heat strain