Kram Otot Peningkatan Frekuensi Pernapasan

13 merah seperti gejala iritasi dan dapat mengganggu performa kerja yang disebabkan rasa tidak nyaman.

2.2 Gejala Heat strain

Gejala heat strain yang dialami pekerja akibat pajanan tekanan panas menurut OSHS 1997 adalah kram otot, peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan denyut nadi, kelemahan, peningkatan suhu kulit, pengeluaran keringat dan penurunan tingkat kesadaran.

2.2.1 Kram Otot

Kram otot adalah kontraksi tidak biasa yang terjadi pada otot dan biasa terjadi pada bagian tubuh seperti leher, punggung, bahu atau kaki. Diagnosis kram otot melalui gejala yang dirasakan saat mengalami kram otot adalah rasa tegang pada otot, terasa sakit saat digerakan dan mungkin terasa sulit untuk menggunakan otot yang kram Rouzier, 2003. Menurut Wedro 2013, indikasi terjadinya kram otot menunjukkan beberapa gejala saat terjadi kram otot seperti serangan rasa sakit pada otot yang berkontraksi, pembengkakan otot mungkin terlihat atau dirasakan pada lapisan kulit yang melapisi otot. Diagnosis kram otot lebih mendalam dibutuhkan pemeriksaan klinis seperti pemeriksaan glukosa, kreatinin dan fungsi tiroid. Kram otot yang terjadi yang disebabkan oleh tekanan panas merupakan dampak dari keringat yang berlebih, terutama ketika 14 cairan tubuh yang hilang hanya digantikan dengan meminum air putih dan bukan cairan elektrolit yang mengandung Sodium ataupun Kalsium. Walaupun kram yang terjadi cukup memberikan rasa sakit tetapi biasanya tidak menyebabkan dampak yang permanen ACC, 2013. Kram otot saat melakukan kegiatan dapat terjadi pada kegiatan yang berat dengan suhu yang beragam, tapi sering terjadi pada suhu yang tinggi dan kondisi yang lembab. Kram otot membutuhkan istirahat dan penggantian sodium. Armstrong, 2007. Kegiatan yang menggunakan otot terlalu sering pada lingkungan yang panas dan penggantian cairan tubuh yang hilang dengan air terbukti mengakibatkan kram otot Miller, 2005. Biasanya kram otot terjadi dalam beberapa detik atau mungkin lebih lama. Kram otot dapat terjadi saat melakukan aktivitas atau setelahnya dan terkadang beberapa jam setelah selesai melakukan kegiatan Shiel, 2014.

2.2.2 Peningkatan Frekuensi Pernapasan

Menurut Hunt 2011, salah satu gejala heat strain yang dialami akibat tekanan panas adalah peningkatan frekuensi pernapasan. Peningkatan frekuensi pernapasan merupakan respon tubuh dalam menerima panas yang diterima baik dari lingkungan maupun dari dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi karena menurut saat 15 terjadi peningkatan suhu, hemoglobin cenderung untuk melepaskan lebih banyak oksigen Yamasawa,2007. Parsons 2002 menyatakan bahwa peningkatan frekuensi pernapasan yang terjadi saat beraktivitas di lingkungan yang panas merupakan dampak dari sistem pusat respirasi yang terpengaruh oleh peningkatan sirkulasi darah. Frekuensi pernapasan normal menurut Dougherty 2004 untuk laki-laki dewasa adalah 14-18 per menit; perempuan dewasa 16-20 per menit; remaja 15-25 per menit; anak-anak 20-40 per menit dan bayi 30-80 per menit. Pengukuran frekuensi pernapasan dapat dilakukan melalui beberapa metode salah satunya adalah perhitungan satu siklus napas inhalasi dan ekshalasi secara manual.

2.2.3 Peningkatan Denyut Nadi