Gambaran Proses Produksi Pabrik Kerupuk di Kecamatan Ciputat Timur Pembuatan Adonan Pencetakan Pengukusan Penjemuran Penggarangan Penggorengan

57 Analisis univariat dilakukan untuk membuat distribusi frekuensi masing- masing variabel independen dan dependen pada penelitian ini.

4.6.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat akan menganalisa hubungan tekanan panas, umur, obesitas, konsumsi obat-obatan dan penyakit kronis dengan heat strain. Analisis hubungan dilakukan menggunakan uji Chi Square karena variabel dependen dan independen bersifat kategorik. Adapun rumus uji Chi Square menurut Hastono 2006 adalah sebagai berikut : Keterangan : O : Frekuensi yang diamati E : Frekuensi yang diharapkan

BAB V HASIL

5.1 Gambaran Proses Produksi Pabrik Kerupuk di Kecamatan Ciputat Timur

Proses pembuatan kerupuk melalui 6 tahap yaitu pembuatan adonan, pencetakan, pengukusa, penggarangan dan penggorengan.

a. Pembuatan Adonan

Proses pembuatan adonan dimulai dengan mencampurkan bahan utama yaitu tepung tapioka dengan bahan lainnya seperti bawang putih, minyak ikan, garam, terasi putih dan pewarna makanan. Selanjutnya campuran bahan tersebut dimasukan kedalam alat pengaduk sehingga membentuk adonan. 58

b. Pencetakan

Adonan yang sudah siap dimasukan kedalam mesin cetak untuk dibentuk menjadi bentuk jaring. Selanjutnya disusun dalam sebuah wadah untuk dimasukan ke dalam mesin kukusan.

c. Pengukusan

Adonan kerupuk yang sudah dibentuk menjadi bentuk jaring selanjutnya dimasukan ke dalam mesin kukusan. Uap yang digunakan untuk mengukus dihasilkan dari pembakaran kayu. Proses pembakaran kayu membutuhkan api yang sangat panas untuk menghasilkan uap secara terus menerus.

d. Penjemuran

Setelah adonan selesai dikukus, kemudian didinginkan selama beberapa menit. Selanjutnya adonan disusun dalam wadah kayu untuk dijemur dibawah terik matahari.

e. Penggarangan

Proses penggarangan dimuali saat kerupuk selesai dijemur selama satu sampai dua hari. Kemudian digarang agar kerupuk menjadi hangat dan mengembang saat digoreng. Proses penggarangan menggunakan panas api yang berasal dari gas elpiji.

f. Penggorengan

Setelah digarang dan kerupuk menjadi hangat, kerupuk siap untuk digoreng. Proses penggorengan menggunakan dua penggorengan berukuran besar serta pengaduk dan penyaring untuk mengangkat kerupuk setelah mengembang. 59 Setiap pekerja memiliki tugasnya masing-masing. Proses produksi dari tahap pembuatan adonan smapai tahap penggorengan dimulai dari jam 06.00 sampai jam 16.00. Secara keseluruhan, proses produksi kerupuk tahap yang membutuhkan suhu panas yaitu pada tahap pengukusan dan penggorengan. Pada ketiga pabrik kerupuk di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, seluruh tahapan produksi dari mulai pembuatan adonan sampai pencetakan berada dalam satu ruangan. Sehingga walaupun pekerja pada tahap pembuatan dan pencetakan tidak menggunakan suhu panas dalam proses pekerjaannya, tetapi pekerja tetap menerima paparan uap panas yang digunakan dalam proses pengukusan. Kondisi ruangan produksi pada ketiga pabrik sudah memiliki ventilasi namun masih belum memadai. Sebanyak 64 pekerja 81 yang bekerja di dalam ruangan mengeluhkan kondisi suhu lingkungan kerja yang panas dan sebanyak 34 pekerja 43 merasa ventilasi yang berada di tempat kerjanya tidak mencukupi. Sehingga diperlukan perhatian lebih lanjut dari pemilik pabrik kerupuk terhadap keluhan-keluhan pekerja mengnai kondisi tempat kerjanya.

5.2 Heat strain