Regulasi Mengenai Jasa Akuntan Publik

18 Universitas Sumatera Utara bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Pemberian jasa profesional kepada klien oleh KAP dapat berupa jasa audit, jasa atestesi, jasa akuntan dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung litigasi dan jasa lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik.

2.1.2 Regulasi Mengenai Jasa Akuntan Publik

Berdasarkan PMKNo.17PMK.012008 yang melaksanakan pengawasan dan pembinaan akuntan publik dan kantor akuntan publik dilakukan oleh Jenderal Lembaga Keuangan. Pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan terhadap Akuntan Publik AP dan Kantor Akuntan Publik KAP terkait dengan pelaksaan kerja Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik tersebut. Munculnya kasus Enron dan disusul dengan kasus-kasus skandal keuangan lainnya menimbulkan keraguan akan kredibilitas auditor dan independensi dalam mendeteksi berbagai tindak kecurangan yang dilakukan perusahaan. Untuk mengatasi hal ini, para regulator membuat berbagai macam kebijakan mengenai jasa akuntan publik.Hal ini ditandai dengan muculnya Sarbane- Oxley Act SOX pada tahun 2002 yang menekankan pada pengetatan pengawasan yang dilakukan terhadap semua pemangku kepentingan pasar modal. Di Indonesia, dalam rangka menopang pertumbuhan dan kestabilan sektor perekonomian dinilai perlu diberlakukannya penerapan konsep 19 Universitas Sumatera Utara pengaturan industri audit untuk menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan kepercayaan investor dalam pasar modal. Pada tahun 2002, Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan KMK yaitu peraturan tentang pemberian jasa akuntan publik Nomor 423KMK.062002. Peraturan ini mengatur tentang rotasi terhadap Akuntan Publik AP harus diberlakukan setiap 3 tiga tahun, sedangkan untuk rotasi terhadap Kantor Akuntan Publik KAP yaitu setiap 5 lima tahun. Berikutnya pada tahun 2003, dikeluarkan kembali KMK Nomor 359KMK.062003 mengenai jasa akuntan publik yang merupakan revisi daripada peraturan Keputusan Menteri Keuangan KMK tahun sebelumnya.Seiring berjalannya waktu, Menteri Keuangan mengeluarkan PMK Nomor 17 tahun 2008 tentang jasa akuntan publik sebagai penyempurnaan peraturan sebelumnya. Badan Pengawas Pasar dan Modal BAPEPAM juga mengeluarkan peraturan tentang independensi akuntan publik melalui peraturan VIII.A.2 tahun 2002 yang kemudian disempurnakan tahun 2008. Regulasi ini berisi tentang peraturan untuk menjaga independensi auditor seperti regulasi rotasi audit dan larangan memberikan jasa konsultasi saat melakukan kegiatan audit umum. 2.2IFRS International Financial Reporting Standards 2.2.1 Sejarah Munculnya IFRS Pada akhir dekade 1960-an, perwakilan lembaga-lembaga akuntansi profesional dari Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat sepakat membentuk Accountants International Standard Group AISG untuk melakukan kajian 20 Universitas Sumatera Utara kemungkinan harmonisasi standar akuntansi dan auditing di Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Pada tahun 1972, perwakilan AISG dan 7 tujuh organisasi profesional bertemu dalam kongres profesi akuntan dunia di Sidney, Australia, untuk membicarakan proposal pembentukan International Accounting Standard Committee IASC Deloitte, 2009 Grant Thornton, 2008. Pada tahun 1973, sepuluh organisasi profesional yang berasal dari Belanda, Kanada, Australia, Meksiko, Jepang, Prancis, Selandia Baru, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat melakukan negosiasi atas ide pembentukan International Accounting Standard Committee IASC. Setelah itu, lahirlah IASC dengan produknya International Accounting Standard IAS.Pada tahun 2000 badan anggota IASC menyetujui restrukturisasi IASC dan sebuah konstitusi baru IASC. Pada bulan Maret 2001, dewan pembinaan IASC mengaktifkan konstitusi baru IASC dan mendirikan lembaga independen nirlaba internasional Delaware, bernama International Accounting Standard Committee Foundation IASCF yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris, yang membawahi International Accounting Standard Board IASB dan International Accounting Financial Reporting Interpretation Committee IFRIC untuk mengawasi IASB.Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab dari IASC untuk menetapkan standar akuntansi internasional dengan mengeluarkan International Financial Reporting Standards IFRS.IASC mendorong badan- badan standar akuntansi lokal untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi lokal dengan standar akuntansi, peraturan, dan prosedur yang berlaku secara 21 Universitas Sumatera Utara internasional. IFRS adalah seperangkat aturan yang seragam yang secara teori diaplikasikan dengan cara yang sama terhadap semua perusahaan publik di pasar modal atau negara yang mengadopsi standar ini. IFRS adalah standar pelaporan berbasis prinsip principles-based reporting standards yang mencoba mencakup rentang kondisi ekonomi, transaksi, peristiwa, atau aktivitas yang luas. IFRS didefinisikan oleh www.ifrs.com 2010 dalam IFRS FAQs sebagai berikut: “International Financial Reporting Standards are a set of accounting standards developed by the International Accounting Standards Board IASB that is becoming the global standard for the preparation of public company financial statements” Di dunia ini menurut Soderstrom Sun 2007 dalam Saptono 2011, negara- negara yang pertama kali mengadopsi IFRS adalah negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Federasi Akuntan Internasional IFAC, sebagian besar pemimpin jasa akuntansi dari seluruh dunia menyepakati bahwa sudah diperlukan suatu standar pelaporan keuangan internasional sejalan dengan perkembangan ekonomi. 2.2.2 Struktur IFRS International Financial Reporting Standards IFRS terdiri dari: 1. International Financial Reporting Standards IFRS – standards issued after 2001 2. International Accounting Standards IAS – standards issued before 2001 22 Universitas Sumatera Utara 3. Interpretation originated from the International Financial Reporting Interpretations Committee IFRIC – issued after 2001 4. Standing Interpretations Committee SIC - issued before 2001 Daftar pernyataan IFRS, IAS, IFRIC, DAN SIC terdiri dari: Tabel 2.1 Daftar Pernyataan IFRS, IAS, IFRIC, dan SIC No.Urut No. IFRS Tentang 1. IFRS 1 First Time Adoption of International Financial Reporting Standards 2. IFRS 2 Share-Based Payment 3. IFRS 3 Business Combinations 4. IFRS 4 Insurance Contracts 5. IFRS 5 Non-Current Assets Held for Sale and Discountinued Operations 6. IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources 7. IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures 8. IFRS 8 Operating Segments 9. IFRS 1 Presentation of Financial Statements 10. IFRS 2 Inventories 11. IFRS 7 Cash Flows Statements 12. IFRS 8 Accounting Policies, changes in Accounting Estimates and Errors 13. IFRS 10 Events After the Balance Sheet Date 14. IFRS 11 Construction Contracts 15. IFRS 12 Income Taxes 16. IFRS 14 Segment Reporting Superseded by IFRS 8 on January 1, 2008 17. IFRS 16 Property, Plant, and Equipment 18. IFRS 17 Leases 19. IFRS 18 Revenue 20. IFRS 19 Employee Benefits 21. IFRS 20 Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance No. Urut No. IAS Tentang 23 Universitas Sumatera Utara 1. IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates 2. IAS 23 Borrowing Costs 3. IAS 24 Related Party Disclosures 4. IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans 5. IAS 27 Consolidated Financial Statements 6. IAS 28 Investments in Associates 7. IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies 8. IAS 31 Interests in Joint Ventures 9. IAS 32 Financial Instruments: Presentation Financial Instruments Disclosures are in IFRS 7 Financial instruments: disclosures, and no longer in IAS 32 10. IAS 33 Earnings Per Share 11. IAS 34 Interim Financial Reporting 12. IAS 36 Impairment of Assets 13. IAS 37 Provisions, Contingent Liabilities, and Contingent Assets 14. IAS 38 Intengible Assets Summary 15. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement 16. IAS 40 Investment Property 17. IAS 41 Agriculture No. Urut No. IFRIC Tentang 1. IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration, and Similar Liabilities 2. IFRIC 2 Members’ Share in Co-operative Entities and Similar Instruments 3. IFRIC 4 Determining Whether an Arrangement Containts a Lease 4. IFRIC 5 Rights to Interests Arising from Decommissioning, Restoration and Environmental Rehabilitation Funds 5. IFRIC 6 Liabilities Arising from Participating in a Specific Market-water Electrical and Electronic Equipment 6. IFRIC 7 Applying the Restatement Approach Under IAS 29 7. IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment 8. IFRIC 12 Service Concession Arrangements 9. IFRIC 13 Consumer Loyalty Programmes 24 Universitas Sumatera Utara 10. IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments 11. IFRIC 20 Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining No. Urut No. SIC Tentang 1. SIC 12 Consolidation - special Purpose Entities 2. SIC 13 Jointly Controlled Interest - non Monetary Contribution by Ventures 3. SIC 15 Operating-leases Incentives 4. SIC 21 Income Taxes - recovery of Revalued Non Depreciable Assets 5. SIC 27 Evaluating the Substance Transaction in the Legal form of Lease 6. SIC 32 Intengible Assets - website Costs Sumber: Roberts.,et al. 2005; Dwi Martani 2015; www.ifrs.com

2.2.3 Konvergensi IFRS

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2010-2012)

4 90 102

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

2 82 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Tergabung Di Jakarta I

0 3 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan Property & Real State dan Financial yang Terdaftar di BEI (Periode 2011-2012).

1 5 23

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 39

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

1 1 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 14