Harmonisasi dan Konvergensi Konvergensi IFRS

24 Universitas Sumatera Utara 10. IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments 11. IFRIC 20 Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mining No. Urut No. SIC Tentang 1. SIC 12 Consolidation - special Purpose Entities 2. SIC 13 Jointly Controlled Interest - non Monetary Contribution by Ventures 3. SIC 15 Operating-leases Incentives 4. SIC 21 Income Taxes - recovery of Revalued Non Depreciable Assets 5. SIC 27 Evaluating the Substance Transaction in the Legal form of Lease 6. SIC 32 Intengible Assets - website Costs Sumber: Roberts.,et al. 2005; Dwi Martani 2015; www.ifrs.com

2.2.3 Konvergensi IFRS

Salah satu keputusan penting dalam pertemuan pemimpin negara-negara G-20 yang digelar di Pittsburgh tanggal 24-25 September 2009, di mana Indonesia adalah salah satu aggota G-20 adalah butir ke 14 empat belas Deklarasi Pittsburgh, yang menyatakan bahwa para pemimpin negara-negara G-20 sepakat untuk meggandakan upaya agar konvergensi standar akuntansi global yang berkualitas tinggi secara internasional dapat diselesaikan pada Juni 2011.

2.2.3.1 Harmonisasi dan Konvergensi

Dalam merevisi standar akuntansi agar sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional, penyusun standar tersebut sering menjadikan IFRS dan IAS sebagai acuan.Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dapat digunakan oleh banyak negara 25 Universitas Sumatera Utara sehubungan dengan standar yang dibuat sebelumnya.Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi. Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu titik pertemuan atau memusat Sukendar, 2009.Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa bisnis.Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan.Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia IAI yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahan-perusahaan di Indonesia.Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles GAAP yang diterbitkan oleh Financial Accounting Standard Board FASB.Uni Eropa memiliki International Accounting Standard IAS yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board IASB.Setiap negara menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis internasional dalam mengmbil keputusan bisnisnya. Sejauh ini yang leading menjadi standar acuan internasional adalah International Financial Reporting Standards IFRS yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board IASB. Saat ini, lebih dari 100 seratus negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan IFRS dan 26 Universitas Sumatera Utara diperkirakan akan semakin banyak negara di seluruh dunia menggunakan IFRS. Bahkan 10 sepuluh negara yang pasar modalnya telah mengglobal telah melakukan konvergensi ke IFRS, seperti Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Swiss, Australia, dan termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS. Menurut Wijayani 2010 dalam Apriliane 2015, harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas kesesuaian praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik tersebut dapat beragam. Hal ini dapat diartikan bahwa suatu negara tidak diharuskan mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional, namun menyusun standar akuntansi yang mereka miliki agar tidak bertentangan dengan standar akuntansi yang berlaku secara internasional.Harmonisasi akuntansi bertujuan agar standar akuntansi yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar di setiap negara selaras dengan standar akuntansi internasional.Harmonisasi lebih bersifat fleksibel dan terbuka sehingga menimbulkan perbedaan antar standar yang dianut oleh suatu negara dengan standar akuntansi internasional hanya saja yang diupayakan perbedaan dalam standar tersebut bukanlah perbedaan yang bersifat bertentangan Wijayanti, 2010 dalam Apriliane, 2015.

2.2.3.2 Proses Konvergensi IFRS di Indonesia

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2010-2012)

4 90 102

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

2 82 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Tergabung Di Jakarta I

0 3 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan Property & Real State dan Financial yang Terdaftar di BEI (Periode 2011-2012).

1 5 23

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 39

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

1 1 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 14