50
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menemukan bukti masa perikatan audit perusahaan yang pendek, berhubungan erat dengan ARL yang panjang. Semakin panjang tenure
audit mengakibatkan auditor akan semakin banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai karakteristik klien serta operasional bisnis kliennya.
Namun di sisi lain, masa perikatan audit perusahaan yang cukup lama akan membuat auditor kekurangan sifat objektifitas dan keahlian skeptisme, yang
akan membuat menurunnya kualitas audit Carcello Naggy, 2004.Berdasarkan argumen tersebut, maka dapat dihipotesiskan sebagai
berikut.
Hipotesis 1 : Konvergensi IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen, Auditor Switching, Tenure Audit berpengaruh
baik secara parsial dan simultan terhadap ARL
2.10.2 Pengaruh Moderasi Komite Audit terhadap Hubungan Konvergensi
IFRS, Probabilitas
Kebangkrutan, Komisaris
Independen, Auditor Switching dan Tenure Audit Terhadap ARL
Penelitian-penelitian terdahulu Puasa et al.,2014; Mohamad-Noret al., 2010; Apadore Noor, 2013; dan Shukeri Islam, 2012 menyatakan potensi
masalah dalam proses pelaporan keuangan adalah mungkin menjadi tidak tertutupi dan terpecahkan dengan komite audit yang besar. Hal ini timbul jika ukuran
komite yang besar meningkatkan sumber-sumber tersedia kepada komite audit dan memperbaiki kualitas kekeliruan. Ukuran komite audit harus cukup optimal
untuk bekerja secara efisien supaya hasil akhirnya menjadi laporan asli yang penting dan menghasilkan laporan tepat waktu Mohamad-Nor et al., 2009.
Fungsi pokok dari komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan Marihot Doddy, 2007
51
Universitas Sumatera Utara
dalam Rahadianto, 2012. Dengan adanya komite audit dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba earnings
management dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit internal Nuratama, 2011. Menurut Kent Stewart
2008 dalam Prawinandi2013 yang melakukan penelitian di Australia menunjukkan bahwa keberadaan komite audit mempengaruhi kualitas
pengungkapan dalam laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS, yang mana di dalamnya termasuk mandatory disclosure. Keberadaan komite audit
diduga mempengaruhi konvergensi IFRS terhadap ARL. Proses penyesuaian standar laporan keuangan ke IFRS menyebabkan lamanya proses audit terhadap
laporan keuangan. Pengungkapan dalam laporan keuangan berdasarkan IFRS, akan membuat semakin lamanya proses penyusunan laporan keuangan. Di lain
sisi, bila komite audit menjalankan perannya secara baik maka temuan dalam laporan keuangan menjadi semakin sedikit sehingga dapat mempersingkat
pelaksaan audit, begitu juga sebaliknya.Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis atas pengaruh moderasi komite audit terhadap hubungan konvergensi
IFRS dengan ARL sebagai berikut. Mekanisme internal corporate governance perusahan merupakan hal yang
menjadi perhatian utama pada setiap perusahaan.Perusahaan yang memiliki mekanisme corporate governance yang baik dapat menciptakan pengendalian
internal dan sistem informasi yang memadai sehingga mampumenyediakan informasi laporan keuangan yang lebih berkualitas dan tepat waktu.Mekanisme
internal corporate governance yang menjadi fokus pada penelitian kali ini adalah
52
Universitas Sumatera Utara
komite audit.Shukeri Nelson 2011 menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketepatan waktu laporan keuangan dan komite audit.
Penelitian berikutnya oleh Mohamad-Nor et al. 2010 menemukan hubungan yang negatif dan signifikan antara ketepatan waktu laporan keuangan dan komite
audit, yang artinya semakin banyaknya anggota komite audit akan menyebabkan ketepatan waktu laporan keuangan yang lebih pendek. Komite audit yang yang
memiliki anggota dengan kompetensi dibidang akuntansi dan keuangan diharapkan akan lebih efektif. Hal ini disebabkan karena anggota yang memiliki
keahlian dibidang akuntansi dan keuangan akan lebih mudah dalam mendeteksi adanya manipulasi yang dilakukan manajemen. McMullen Raghunandan
1996 membuktikan bahwa komite audit dengan kompetensi yang baik dapat mengurangi jumlah perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan
kehadiran seorang ahli akuntansi ataupun keuangan dalam komite audit akan meminimalisir tingkat kesalahan pelaporan keuangan. Ketika anggota komite
audit menemukan adanya perusahaan yang terindikasi kesulitan keuangan, maka auditor akan melakukan penundaan terhadap pelaporan keuangan, karena auditor
memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses audit dan juga auditor memerlukan data tambahan yang diperlukan untuk dapat menghasilkan opini yang
sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut Setyahadi, 2012.Berdasarkan hal ini maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut.
Pengawasan dan nasihat yang dilakukan oleh dewan komisaris harus bertujuan untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
Dalam menjalankan fungsinya melakukan pengawasan dewan komisaris
53
Universitas Sumatera Utara
membentuk komite audit sebagai perpanjangan tangan yang memiliki fungsi khusus berkaitan dengan informasi keuangan. Dalam komposisi dewan komisaris,
terdapat komisaris independen.Komisaris independen meminta auditor untuk melaporkan keuangan lebih tepat waktu sehingga informasi laporan keuangan
menjadi lebih berkualitas, sehingga dapat menghindari ARL yang lama.Laporan keuangan merupakan informasi yang disajikan manajemen yang kemudian dinilai
oleh auditor eksternal. Dengan demikian dapat dikatakan komite audit berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dengan auditor eksternal.Berdasarkan
uraian diatas dapat dikatakan komite audit memiliki perhatian khusus dalam menentukan eksternal auditor untuk melakukan pekerjaan audit. Komite audit
akan melakukan seleksi dan memilih auditor eksternal yang berintegritas tinggi serta melakukan monitoring terhadap pekerjaan auditor eksternal dan auditor
internal. Atas dasar inilah maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut. Auditor switching merupakan pergantian KAP yang dilakukan oleh
perusahaan.Pergantian tersebut dapat disebabkan oleh faktor yang berasal daari klien dan auditor. Mardiyah 2002 dalam Wijayani Januarti 2011 terdapat
dua faktor yang mempengaruhi perusahaan berganti KAP yaitu faktor klien client-related factors, yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal,
perubahan ownership, dan IPO dan faktor auditor auditor-related factors, yaitu fee audit dan kualitas audit. Komite audit memiliki tugas yang erat kaitannya
dengan penelaahan terhadap risiko yang dihadapi perusahaan, dan juga ketaatan terhadap peraturan. Seperti yang dikatakan pada hipotesis sebelumnya, komite
audit memiliki perhatian khusus dalam menentukan auditor eksternal untuk
54
Universitas Sumatera Utara
melakukan pekerjaan audit. Komite audit akan melakukan seleksi dan memilih auditor eksternal yang berintegritas tinggi serta melakukan monitoring terhadap
pekerjaan auditor eksternal. Apabila komite audit tidak puas terhadap kinerja auditor eksternal, maka pihak komite audit atas seizin dewan komisaris bisa
melakukan pergantian KAP dan merekomendasikan calon auditor independen yang akan mengaudit laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang melakukan
auditor switching akan mengalami ARL, dimana ketika perusahaan tidak melakukan pergantian auditor maka auditor sebelumnya hanya akan melanjutkan
penugasan karena sudah memahami industri dan bisnis klien, serta pengendalian internal sehingga proses audit yang dilaksanakan akan semakin cepat Lee
Jahng, 2008. Berdasarkan hal ini maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut. Penelitian Geiger Raghunandan 2002 mengungkapkan bahwa kegagalan audit
lebih tinggi terjadi pada tahun-tahun awal masa audit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Carcello Naggy 2004 yang menemukan potensi
penyimpangan pelaporan keuangan lebih besar terjadi pada tenure Kantor Akuntan Publik KAP yang relatif pendek, yakni kurang dari 3 tahun. Semakin
panjang tenure audit mengakibatkan auditor akan semakin banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai karakteristik klien serta operasional bisnis
kliennya. Namun di sisi lain, masa perikatan audit perusahaan yang cukup lama akan membuat auditor kekurangan sifat objektifitas dan keahlian skeptisme, yang
akan membuat menurunnya kualitas audit Carcello Naggy, 2004. Komite audit memiliki fungsi mengevaluasi kinerja Kantor Akuntan Publik KAP.
Keberadaan komite audit yang merupakan implementasi dari GCG nantinya akan
55
Universitas Sumatera Utara
bertugas melakukan pengawasan pada pihak manajemen dan auditor eksternal untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pembentukan komite audit diharapkan mampu memonitor hubungan auditor eksternal dengan pihak
manajemen perusahaan, sehingga independensi auditor tetap terjaga. Namun, adanya tenure audit, akan membuat perusahaan mengalami ARL, dimana ketika
perusahaan tidak melakukan pergantian auditor maka auditor sebelumnya hanya akan melanjutkan penugasan karena sudah memahami industri dan bisnis klien,
serta pengendalian internal sehingga proses audit yang dilaksanakan akan semakin cepat dan sebaliknya Lee Jahng, 2008.Oleh karena itu, penelitian ini
mengajukan hipotesis atas pengaruh moderasi komite audit terhadap hubungan Konvergensi IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen, Auditor
Switching dan Tenure Audit dengan ARL sebagai berikut.
Hipotesis 2 : Komite Audit Memoderasi Hubungan Konvergensi IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen, Auditor Switching dan
Tenure Audit terhadap ARL.
1
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan perusahaan, terutama perusahaan yang telah go
public. Seiring dengan pesatnya perkembangan perusahaan-perusahan go public, semakin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang
menjadi sumber informasi bagi para investor yang berguna sebagai dasar memprediksi dan pengambilan keputusan dalam berinvestasi pada perusahaan.
Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan go public ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
sebagai perusahaan yang go public. Melalui data yang diperoleh pada periode Oktober 2015, perusahaan yang tercatat di BEI berjumlah 517 perusahaan. Hal
ini mengalami peningkatan dari periode yang sebelumnya pada Desember 2012 perusahaan yang terdaftar berjumlah 460 perusahaan. Dengan menjadi
perusahaan publik go public, banyak sekali manfaat yang diperoleh perusahaan, diantaranya: 1 memperoleh sumber pendanaan baru; 2
memberikan keunggulan kompetitif competitif advantage untuk pengembangan usaha; 3 melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain
dengan pembiayaan melalui penerbitan saham baru; 4 peningkatan kemampuan going concern; 5 meningkatkan citra perusahaan company
image; dan 6 meningkatkan nilai perusahaan company value. Perusahaan-