106
Universitas Sumatera Utara
sebelum membuat keputusan, cenderung akan memperpanjang waktu penyelesaian auditnya. Hal ini sejalan juga dengan penelitian Walker Hay 2008 yang
melakukan penelitian perusahaan di New Zealand.
4.8.3 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap ARL
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi komisaris independen PROB terhadap ARL sebesar 0.097 0.05 dan
nilai t-hitung = 1.715 nilai t-tabel = 2.04227 yang berarti variabel komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ARL. Hasil penelitian
ini sesuai dan konsisten dengan Shukeri Nelson 2011 yang melakukan penelitian di Kuala Lumpur Stock Exchange KLSE periode 2009, Shukeri Islam yang
melakukan penelitian di Bursa Malaysia periode 2011, dan penelitian Apadore Mohd Noor 2013 yang melakukan penelitian di perusahaan Bursa Malaysia periode
2009-2010, yang menemukan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap ARL. Hal ini disebabkan komisaris independen yang memiliki
keahlian dibidang keuangan akan membuat auditor untuk melaporkan laporan keuangan lebih tepat waktu, sehingga informasi dalam laporan keuangan lebih
berkualitas dan juga terhindar dari ARL yang lama.
4.8.4 Pengaruh Auditor Switching Terhadap ARL
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi auditor switching SWITCH terhadap ARL sebesar 0.616 0.05 dan
nilai t-hitung = 0.507 nilai t-tabel = 2.04227 yang berarti variabel komisaris independen berpengaruh tidak signifikan terhadap ARL. Penelitian ini sesuai dengan
107
Universitas Sumatera Utara
Bangun et al. 2012 pada perusahaan manufaktur dan lembaga keuangan yang terdaftar di BEI periode 2007-2009 yang menyebutkan bahwa auditor switching
berpengaruh tidak signifikan terhadap ARL. Pergantian auditor pada suatu perusahaan dapat dilakukan jauh sebelum berakhirnya tahun buku sehingga tidak
menganggu proses audit. Auditor dapat melakukan perencanan awal dalam audit dengan baik dan dapat menjadwalkan pekerjaan mereka sehingga menyelesaikan
pekerjaan audit tepat waktu.
4.8.5 Pengaruh Tenure Audit Terhadap ARL
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi tenure audit TENURE terhadap ARL sebesar 0.196 0.05 dan nilai t-
hitung = 1.323 nilai t-tabel = 2.04227 yang berarti variabel tenure audit berpengaruh tidak signifikan terhadap ARL. Penelitian ini konsisten dengan yang
dilakukan Lee Jahng 2008 pada perusahaan dagang publik periode 1999-2005 di Korea menyebutkan bahwa tenure audit berpengaruh tidak signifikan terhadap ARL.
4.8.6 Pengaruh Konvergensi IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen, Auditor Switching, dan Tenure Audit secara Simultan Terhadap
ARL.
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Konvergensi IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen,
Auditor Switching, dan Tenure Audit secara simultan terhadap ARL sebesar 0.014 0.05 dan nilai Fhitung = 3.443 Ftabel = 2.53, yang berarti bahwa Konvergensi
108
Universitas Sumatera Utara
IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen, Auditor Switching, dan Tenure Audit secara simultan berpengaruh terhadap ARL.
4.8.7 Pengaruh Komite Audit sebagai Variabel Pemoderasi dalam Hubungan antara Konvergensi IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen,
Auditor Switching, dan Tenure Audit terhadap ARL.
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.12 sampai 4.16 menunjukkan bahwa komite audit sebagai variabel pemoderasi, tidak mampu memoderasi
hubungan antara variabel konvergensi IFRS KONV_IFRS, auditor switching SWITCH, dan tenure audit TENURE terhadap ARL, dimana nilai signifikansi
variabel tersebut berada di di atas 0.05 atau lebih besar dari 0.05. Akan tetapi, komite audit mampu memoderasi hubungan antara variabel probabilitas
kebangkrutan PROB terhadap ARL.dimana nilai signifikansi variabel ARL sebesar 0.0478 0.05 dan nilai koefisiennya yang negatif sebesar 0.004 berarti memperlemah
hubungan antara probabilitas kebangkrutan PROB dan ARL, sehingga komie audit berpengaruh terhadap hubungan antara probabilitas kebangkrutan PROB dan ARL.
Komite audit yang yang memiliki anggota dengan kompetensi dibidang akuntansi dan keuangan diharapkan akan lebih efektif. Hal ini disebabkan karena anggota yang
memiliki keahlian dibidang akuntansi dan keuangan akan lebih mudah dalam mendeteksi adanya manipulasi yang dilakukan manajemen. Komite audit dengan
kompetensi yang baik dapat mengurangi jumlah perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan kehadiran seorang ahli akuntansi ataupun keuangan dalam
komite audit akan meminimalisir tingkat kesalahan pelaporan keuangan. Ketika
109
Universitas Sumatera Utara
anggota komite audit menemukan adanya perusahaan yang terindikasi kesulitan keuangan, maka auditor akan melakukan penundaan terhadap pelaporan keuangan,
karena auditor memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses audit dan juga auditor memerlukan data tambahan yang diperlukan untuk dapat menghasilkan opini
yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut. Komite audit sebagai variabel pemoderasi ternyata juga mampu memoderasi
hubungan antara variabel komisaris independen DEKOM_INDP terhadap ARL. dimana nilai signifikansi variabel ARL sebesar 0.0307 0.05 dan nilai koefisiennya
yang negatif sebesar 0.006, berarti memperlemah hubungan antara komisaris independen DEKOM_INDP dan ARL, sehingga komite audit berpengaruh terhadap
hubungan antara komisaris independen DEKOM_INDP dan ARL. Dalam komposisi dewan komisaris, terdapat komisaris independen.Komisaris independen
meminta auditor untuk melaporkan keuangan lebih tepat waktu sehingga informasi laporan keuangan menjadi lebih berkualitas, sehingga dapat menghindari ARL yang
lama.Laporan keuangan merupakan informasi yang disajikan manajemen yang kemudian dinilai oleh auditor eksternal. Dengan demikian dapat dikatakan komite
audit berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dengan auditor eksternal. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan komite audit memiliki perhatian khusus
dalam menentukan eksternal auditor untuk melakukan pekerjaan audit. Komite audit akan melakukan seleksi dan memilih auditor eksternal yang berintegritas tinggi serta
melakukan monitoring terhadap pekerjaan auditor eksternal dan auditor internal.
110
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang didapat dan pembahasan pada Bab IV, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Secara parsial hanya variabel probabilitas kebangkrutan PROB yang berpengaruh signifikan dan negatif. Pernyataan ini dapat dilihat dari nilai signifikansi PROB
sebesar 0.014 0.05. Di sisi lain, nilai signifikansi variabel konvergensi IFRS KONV_IFRS sebesar 0.412, komisaris independen DEKOM_INDP sebesar
0.097, auditor switching SWITCH sebesar 0.616, dan tenure audit TENURE sebesar 0.196, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 atau 0.05.
Secara simultan, variabel konvergensi IFRS KONV_IFRS, probabilitas kebangkrutan PROB, komisaris independen DEKOM_INDP, auditor switching
SWITCH, dan tenure audit TENURE berpengaruh terhadap ARL. Pernyataan ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.014 0.05 dan nilai f-hitung sebesar
3.443 f-tabel sebesar 2.53. Hasil ini menunjukkan bahwa keseluruhan variabel independen dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam
peelaporan laporan keuangan perusahaan. Komite audit sebagai variabel pemoderasi, hanya mampu memoderasi hubungan
antara variabel probabilitas kebangkrutan PROB terhadap ARL. Pernyataan ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0.0478 yang berada di bawah 0.05
0.0478 0.05 serta nilai koefisiennya sebesar 0.004 serta mampu memoderasi