Analisis Statistik Deskriptif Pengujian Hipotesis

69 Universitas Sumatera Utara Dasar pengambilan keputusan metode heterokedastisitas antara lain adalah berikut ini: Jika terdapat pola tertentu, seperti titik membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 3.5.2Analisis Regresi Linier Berganda Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini menggunakan metode regresi berganda yang bertujuan untuk mengukur apakah masing- masingvariabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilaivariabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan ataupenurunan.Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena model yang diujikan memiliki lebih dari satu variabel independen yang mempengaruhi satu variabel dependen.

3.5.3 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan Erlina, 2011. Ukuran statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum dan maksimum, meandan standar deviasi. Nilai minimum dan maksimum digunakan untuk mengetahui range rentang data. Semakin besar nilai range maka semakin besar pula penyimpangan dari nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata mean adalah perbandingan penjumlahan sekelompok data dengan jumlah data. Nilai rata-rata merupakan cara termudah untuk menggambarkan data Erlina, 2011. Standar deviasi adalah rata-rata penyimpangan masing-masing data terhadap nilai yang diharapkan Erlina, 2011. 70 Universitas Sumatera Utara

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah disusun oleh peneliti, apakah hipotesis tersebut ditolak atau diterima.Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menguji hipotesis. Analisis Koefisien Determinasi Adjusted R 2 Analisis koefisien determinasi Adjusted R 2 pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai Adjusted R 2 yang lebih kecil, berarti juga sebaliknyaterbatas.Menurut Ghozali 2009, koefisien determinasi Adjusted R 2 pada intinyamengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasivariabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai Adjusted R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalammenjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatisatu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semuainformasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Secara umum koefisien determinasi untuk data silang cross section relatifrendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,sedangkan untuk data runtut waktu time series biasanya mempunyai nilaikoefisien determinasi yang tinggi. Menurut Gujarati 2003 dalamGhozali 2009 menjelaskan, jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R 2 negatif, maka nilai Adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jikanilai Adjusted R 2 = 0, maka Adjusted R 2 = 1-kn-k, Jika k 1 maka Adjusted R 2 akan bernilai negatif. Uji Signifikansi Simultan Uji F 71 Universitas Sumatera Utara Uji ini digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.Pengujian ini dilakukan dengan melihat apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis: H : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara konvergensi IFRS, probabilitas kebangkrutan, komisaris independen, auditor switching, tenure audit secara bersama-sama terhadap ARL. H a : Ada pengaruh secara signifikan antara konvergensi IFRS, probabilitas kebangkrutan, komisaris independen, auditor switching, tenure audit secara bersama-sama terhadap ARL. Adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut. 1. Jika tingkat signifikansi F 0.05 maka dapat disimpulkanbahwa semua variabel independen secara simultan tidakberpengaruh atau dengan kata lain H diterima. 2. Jika tingkat signifikansi F 0.05 maka dapat disimpulkanbahwa semua variabel independen secara simultanberpengaruh terhadap variabel dependen atau dengan kata lain H ditolak. Uji Signifikansi Parsial Uji T Uji ini digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial atau terpisah terhadap variabel dependen. Hipotesis: H : Secara parsial tidak ada pengaruh secara signifikan antara konvergensi IFRS, probabilitas kebangkrutan, komisaris independen, auditor switching, tenure audit secara bersama-sama terhadap ARL. H a : Secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara konvergensi IFRS, probabilitas kebangkrutan, komisaris independen, auditor switching, tenure audit secara bersama-sama terhadap ARL. 72 Universitas Sumatera Utara Adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut. 1. Jika nilai signifikansi t 0.05 maka secara parsial variabelindependen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dengan kata lain H diterima. 2. Ji ka nilai signifikansi t 0.05 maka secara parsial variabelindependen berpengaruh terhadap variabel dependen ataudengan kata lain H ditolak. 3.5.5Uji Hipotesis Dengan Menggunakan Variabel Pemoderasi Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen Ghozali, 2009. Terdapat tiga cara menguji regresi dengan variabel pemoderasi yaitu: 1 uji interaksi; 2 uji nilai selisih mutlak; dan 3 uji residual. Dari ketiga model diatas, peneliti menggunakan uji residual dalam penelitian ini. Sebab, uji interaksi dan uji nilai selisih mutlak memiliki kecenderungan akan terjadi mutikolinearitas yang tinggi antara variabel independen dan hal ini bertentangan dengan asumsi klasik dalam Regresi Ordinary LeastSquare OLS.Sehingga untuk mengatasi multikolinearitas, maka dikembangkan metode lain yaitu uji residual. Menurut Ghozali 2001, analisis uji residual ingin menguji pengaruh deviasi penyimpangan dari suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokan lack of fit yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antar variabel independen.Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual di dalam regresi.Model uji residual dengan rumus persamaan sebagai berikut: 73 Universitas Sumatera Utara KOMDIT it = β +β 1 KONV_IFRS it + β 2 PROB it + β 3 DEKOM_INDP it + β 4 SWITCH it + β 5 TENURE it + � it | � it |= β + β 6 ARL+ � it Keterangan: ARL it Audit Report Lag KONV_IFRS it Konvergensi IFRS PROB it Probabilitas Kebangkrutan DEKOM_INDP it Dewan Komisaris Independen SWITCH it Pergantian Auditor TENURE it Masa Perikatan Audit KOMDIT it Komite Audit β Konstanta � it Koefisien error 74 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2011. Perusahaan yang dijadikan sampel menggunakan purposive sampling, berjumlah 12 perusahaan dengan periode pengamatan selama 3 tahun sehinnga jumlah data yang digunakan sebanyak 36 perusahaan. Pengamatan pada objek penelitian ini dilakukan dengan meneliti laporan keuangan dan annual report perusahaan pertambangan yang telah diaudit. Kajian penelitian dilakukan dengan mengamati pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan pertambangan. Variabel independen yang digunakan adalah konvergensi IFRS, probabilitas kebangkrutan, komisaris independen, auditor switching dan tenure audit. Variabel dependen yang digunakan adalah audit report lag, serta variabel pemoderasi yang digunakan adalah komite audit. Analisis dan pembahasan dalam bab ini akan menunjukkan dan menjelaskan hasil analisis berdasarkan pengamatan pada variabel independen, variabel dependen, dan variabel pemoderasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda yang selanjutnya dilakukan uji statistik deskriptif, uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, kemudian dilakukan uji koefisien determinasi R 2 , f-test, t-test dan diakhiri dengan uji residual untuk menguji variabel pemoderasi.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2010-2012)

4 90 102

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

2 82 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Tergabung Di Jakarta I

0 3 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan Property & Real State dan Financial yang Terdaftar di BEI (Periode 2011-2012).

1 5 23

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 39

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

1 1 7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag dengan Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

0 0 14