terjadi jika wajib pajak terdeteksi dengan administrasi yang baik dan terintegrasi serta melalui aktivitas pemeriksaan oleh aparat pajak yang berkompeten dan
memiliki integrasi tinggi, melakukan tindakan tax evasion. Penurunan tarif pajak juga akan mempengaruhi motivasi wajib pajak membayar pajak. Dengan tarif
pajak yang rendah otomatis pajak yang dibayar pun tidak banyak.
4. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak dalam Devano dan Rahayu 2006:110 sebagai “suatu iklim” kepatuhan dan kesadaran
pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana:
a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundangan-undangan perpajakan.
b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Menurut Nasucha 2004 dalam Devano dan Rahayu 2006:111
kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:
1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.
2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan.
3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang.
4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
Kemudian merujuk pada kriteria wajib pajak patuh menurut keputusan menteri keuangan No. 235KMK.032003, bahwa kriteria kepatuhan wajib pajak
adalah:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2
tahun terakhir. 2.
Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk menganggur atau menunda pembayaran pajak.
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. 4.
Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada
pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5.
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh
akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
1. 5. 4 Surat Pemberitahuan Tahunan 1.
Pengertian Surat Pemberitahuan Tahunan Menurut Waluyo 2010:31, surat pemberitahuan adalah : “Surat yang oleh
wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban yang
terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Dalam surat edaran direktur jenderal pajak nomor SE-103PJ2011 tentang
petunjuk teknis tata cara penerimaan dan penglolahan surat pemberitahuan tahunan yang selanjutnya disebut dengan surat pemberitahuan tahunan adalah :
“surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak yang
meliputi surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi SPT 1770, SPT 1770 S, SPT 1770 SS, surat pemberitahuan tahunan
pajak penghasilan wajib pajak badan SPT 1771 dan SPT 1771 S termasuk surat pemberitahuan tahunan pembetulan”.
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa surat
pemberitahuan tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang, objek pajak
dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban menurut peraturan
perundang-undangan.
2. Fungsi Surat Pemberitahuan