5. Tahapan Evaluasi Kebijakan
Evaluasi dalam pelaksanaanya memiliki tahapan atau langkah-langkah yang dapat dilakukan agar dapat berjalan secara sistematis. Evaluasi dengan
ilmiah merupakan evaluasi yang mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk menjalankan evaluasi kebijakan dibandingkan dengan tipe evaluasi lain Winarno,
2007:169. Edward A. Suchman dalam Winarno 2007:169 di sisi lain lebih masuk ke sisi praktis dengan mengemukakan enam langkah dalam evaluasi
kebijakan yaitu : a.
Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi b.
Analisis terhadap masalah c.
Deskripsi dan standardisasi kegiatan d.
Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi e.
Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari kegiatan tersebut atau karena penyebab lain
f. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak
6. Bentuk Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan publik berdasarkan kajian kebijakannya dapat dibedakan antara analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan
sesudah adanya kebijakan publik tertentu. Keduanya baik analisis kebijakan sebelum maupun sesudah adanya kebijakan mempunyai tujuan yang sama yakni
memberikan rekomendasi kebijakan kepada penentu kebijakan agar didapat kebijakan yang lebih berkualitas. Dunn 2003:117 membedakan tiga bentuk
utama analisis kebijakan publik,yaitu:
1. Analisis Kebijakan Prospektif. Analisis kebijakan prospektif yang berupa produksi dan tranformasi informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan
diimplementasikan ex ante. Analisis kebijakan disini merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk dipakai dalam merumuskan alternatif
dan preferensi kebijakan yang dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai landasan atau penuntun dalam
pengambilan keputusan kebijakan. 2. Analisis Kebijakan Retrospektif. Analisis kebijakan retrospektif adalah
sebagai penciptaan dan tranformasi informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Evaluasi proses retrospektif, yang cenderung dipusatkan pada
masalah-masalah dan kendala-kendala yang terjadi selama implementasi kebijakan dan program. Evaluasi retrospektif lebih menggantungkan pada
deskripsi ex post facto tentang kegiatan aktivitas program yang sedang berjalan, yang selanjutnya berhubungan dengan keluaran dan dampak.
3. Analisis kebijakan yang terintegrasi. Analisis kebijakan yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang mengkombinasikan gaya operasi para
praktisi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan diambil.
7. Model Evaluasi Kebijakan
Menurut Wayne Parsons 2008:549-552, ada dua macam model evaluasi kebijakan yang digunakan yaitu :
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan ketika kebijakan atau program yang sedang diimplementasikan merupakan analisis tentang “seberapa
jauh sebuah program diimplementasikan dan apa kondisi yang bisa meningkatkan keberhasilan implementasi”. Pada fase implementasi memerlukan evaluasi
“formatif” yang akan memonitor cara dimana sebuah program dikelola atau diatur untuk menghasilkan umpan balik yang bisa berfungsi untuk meningkatkan proses
implementasi. Rossi dan Freeman dalam buku Parsons mendeskripsikan model evaluasi
ini sebagai evaluasi pada tiga persoalan : a.
Sejauh mana sebuah program mencapai target populasi yang tepat b.
Apakah penyampaian pelayanannya konsisten dengan spesifikasi desain program atau tidak
c. Sumber daya apa yang dikeluarkan dalam melakukan program
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur bagaimana kebijakan atau program secara aktual berdampak pada problem yang
ditanganinya. Model evaluasi ini pada dasarnya adalah model penelitian komparatif yang mengukur beberapa persoalan yaitu :
a. Membandingkan sebelum dan sesudah program diimplementasikan
b. Membandingkan dampak intervensi terhadap satu kelompok dengan
kelompok lain atau antara satu kelompok yang menjadi subjek intervensi dan kelompok lain yang tidak kelompok kontrol
c. Menbandingkan apa yang terjadi dengan apa yang mungkin terjadi tenpa
intervensi
d. Atau membandingkan bagaimana bagian-bagian yang berbeda dalam satu
wilayah mengalami dampak yang berbeda-beda akibat dari kebijakan yang sama.
8. Kriteria Evaluasi Kebijakan