Water Holding Capacity WHC

fisik daging yang diamati meliputi water holding capacity WHC, kekerasan, dan warna daging.

a. Water Holding Capacity WHC

Water holding capacity merupakan kemampuan daging untuk mempertahankan kandungan airnya selama mengalami perlakuan dari luar, seperti pemotongan, pemanasan, penggilingan, dan pengolahan. Sebagian besar sifat fisik daging, seperti warna, tekstur, ketegaran, minyak, dan keempukan daging dipengaruhi oleh water holding capacity Natasasmita et al., 1987. Nilai water holding capacity daging ayam dan daging sapi selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5, sedangkan analisis regresinya dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10. Selama penyimpanan, daging ayam dan daging sapi mengalami penurunan nilai water holding capacity. Penurunan nilai water holding capacity tersebut terjadi karena degradasi molekul-molekul protein oleh enzim- enzim proteolitik ekstraseluler yang disekresikan oleh mikroorganisme pendegradasi protein, sehingga jumlah ATP turut mengalami penurunan dan ikatan aktomiosin menjadi lemah. Menurut Bendall 1960, water holding capacity selain ditentukan oleh nilai pH juga ditentukan oleh jumlah ATP di dalam otot. Semakin cepat pemecahan ATP terjadi, maka water holding capacity menjadi semakin menurun. Pembentukan asam laktat setelah ternak mengalami kematian menyebabkan pH otot post mortem menurun, water holding capacity juga menurun, dan banyak air yang berasosiasi dengan protein otot akan bebas meninggalkan serabut otot. Pada titik isoelektrik protein miofibrial, filamen miosin dan filamen aktin akan saling mendekat, sehingga ruang di antara filamen-filamen ini menjadi lebih kecil. Pemecahan dan habisnya ATP, serta pembentukan ikatan di antara filamen pada saat rigor mortis menyebabkan penurunan water holding capacity . Penurunan water holding capacity pada daging 27 sapi dua per tiganya disebabkan oleh pembentukan aktomiosin Hamm, 1981. y = -0.6392x + 35.934 R2 = 0.9173 y = -0.7122x + 43.951 R2 = 0.9413 y = -0.846x + 15.808 R2 = 0.925 y = -0.8589x + 22.031 R2 = 0.9629 -30 -20 -10 10 20 30 40 50 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Hari Pengamatan PP Rigid Kedap Udara Utuh HDPE Perforated Utuh PP Rigid Kedap Udara Giling HDPE Perforated Giling WHC Gambar 4. Water holding capacity WHC daging ayam y = -0.36x + 22.683 R2 = 0.913 y = -0.375x + 21.411 R2 = 0.901 y = -0.563x + 17.138 R2 = 0.924 y = -0.476x + 19.101 R2 = 0.936 -10 -5 5 10 15 20 25 30 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Hari Pengamatan PP Rigid Kedap Udara Utuh HDPE Perforated Utuh PP Rigid Kedap Udara Giling HDPE Perforated Giling WHC Gambar 5. Water holding capacity WHC daging sapi 28 Berdasarkan Gambar 4 dan 5 dapat dilihat bahwa penurunan water holding capacity daging giling nilai koefisien regresi -0.476 sampai - 0.8589 lebih besar daripada daging utuh nilai koefisien regresi -0.36 sampai -0. 7122. Hal tersebut dikarenakan struktur jaringan dalam daging telah dirusak selama proses penggilingan. Struktur jaringan yang telah rusak tersebut tidak dapat lagi mencegah keluarnya cairan yang dibebaskan oleh protein. Secara umum, penurunan nilai water holding capacity pada daging yang disimpan dalam plastik polipropilen rigid kedap udara nilai koefisien regresi -0.36 sampai -0.846 lebih kecil dibanding HDPE perforated nilai koefisien regresi -0.375 sampai -0.8589. Pada daging yang disimpan dalam plastik perforated, pembentukan kristal es lebih banyak. Hal tersebut dikarenakan HDPE perforated memiliki nilai O 2 TR, CO 2 TR, dan WVTR yang lebih besar dibanding plastik polipropilen rigid kedap udara, sehingga udara dingin dari freezer mudah masuk ke dalam kemasan dan membekukan daging. Selama penyimpanan beku, terjadi pembentukan kristal es yang menyebabkan terjadinya kerusakan destruksi sel-sel daging, perubahan hubungan ion pada protein, dan pelepasan ion kalsium ke sarkoplasma. Akibatnya, nilai water holding capacity menjadi rendah.

b. Kekerasan