baik utuh maupun giling, relatif sama nilai koefisien regresi -0.0023 sampai 0.0069. Hal tersebut memberi indikasi bahwa perubahan pH
lebih dipengaruhi oleh faktor internal dalam daging daripada faktor eksternal penyimpanan.
Pada daging ayam, pH daging utuh lebih besar dibanding daging giling. Nilai pH daging ayam giling berada pada kisaran pH ultimat
pH yang tercapai setelah glikogen otot menjadi habis atau setelah enzim-enzim glikolitik menjadi tidak aktif pada pH rendah atau setelah
glikogen tidak lagi sensitif terhadap serangan-serangan enzim glikolitik. Nilai pH daging ayam utuh yang lebih tinggi terjadi karena
timbulnya senyawa-senyawa yang bersifat basa, seperti ammonia, trimetilamin, dan senyawa volatil lainnya. Senyawa-senyawa tersebut
terbentuk sebagai hasil proses pembusukan. Berbeda dengan daging ayam, nilai pH daging sapi utuh lebih
rendah dibandingkan daging sapi giling. Nilai pH daging sapi giling juga berada pada kisaran pH ultimatnya. Rendahnya nilai pH daging
sapi utuh terjadi karena daging masih mengalami proses glikolisis yang merubah glikogen menjadi asam laktat.
b. Kadar Protein
Protein merupakan komponen utama yang menentukan kualitas daging. Selama penyimpanan diharapkan daging tidak kehilangan
terlalu banyak protein, sehingga nilai gizi yang terdapat di dalamnya tetap tinggi. Hasil analisis kadar protein daging ayam dan daging sapi
selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 16 dan 17. Analisis regresi kadar protein daging ayam dan daging sapi dapat dilihat pada
Lampiran 9 dan 10. Selama penyimpanan, kadar protein daging cenderung mengalami
penurunan. Pada saat penyimpanan beku, terbentuk kristal-kristal es yang menyebabkan denaturasi dan pemecahan asam-asam amino.
Denaturasi protein dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengembangan rantai polipeptida dan pemecahan protein menjadi unit-unit yang lebih
39
kecil, yaitu polipeptida dan asam-asam amino Winarno, 2002. Pemecahan protein menjadi unit-unit yang lebih kecil menyebabkan
protein dan asam amino keluar bersama drips pada waktu thawing. Menurut Desrosier dan Tressler 1977, drips yang dikeluarkan daging
beku pada waktu thawing mengandung protein, peptida, asam amino, vitamin B kompleks, komponen nitrogen, dan garam terlarut.
Penurunan kadar protein daging juga dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang melakukan aktivitas proteolitik.
Mikroorganisme tersebut memecah protein menjadi senyawa-senyawa sederhana yang dapat digunakan oleh mikroorganisme sebagai bahan
makanannya.
y = -15.1299x + 1106.79 R2 = 0.8843
y = -14.745x + 1113.62 R2 = 0.9415
y = -15.9051x + 1134.1 R2 = 0.9108
y = -17.9046x + 1135.39 R2 = 0.9187
-200 200
400 600
800 1000
1200 1400
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Hari Pengamatan
PP Rigid Kedap Udara Utuh HDPE Perforated Utuh
PP Rigid Kedap Udara Giling HDPE Perforated Giling
Kadar Protein
mgL
Gambar 16. Kadar protein daging ayam Penurunan kadar protein daging yang disimpan dalam kemasan
plastik polipropilen rigid kedap udara nilai koefisien regresi -4.5149 sampai -15.9051 lebih besar dibanding daging yang disimpan dalam
kemasan HDPE perforated nilai koefisien regresi -3.0896 sampai - 17.9046. Hal tersebut terjadi karena penurunan suhu udara dalam
kemasan plastik polipropilen rigid kedap udara lebih sulit dibanding
40
dalam kemasan HDPE perforated berkaitan dengan nilai O
2
TR, CO
2
TR, dan WVTR plastik polipropilen rigid kedap udara yang rendah. Sementara, denaturasi protein dapat dihambat dengan cara
menurunkan suhu penyimpanan serendah mungkin Wiranatakusumah, 1986. Namun, terjadinya denaturasi protein tersebut tidak
menyebabkan nilai gizinya sebagai bahan pangan berkurang.
y = -4.5149x + 508.13 R2 = 0.917
y = -7.479x + 532.58 R2 = 0.947
y = -6.4367x + 518.062 R2 = 0.9195
y = -3.0896x + 506.48 R2 = 0.9769
100 200
300 400
500 600
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Hari Pengamatan
PP Rigid Kedap Udara Utuh HDPE Perforated Utuh
PP Rigid Kedap Udara Giling HDPE Perforated Giling
Kadar Protein
mgL
Gambar 17. Kadar protein daging sapi Kadar protein daging giling lebih rendah dibanding daging utuh.
Hal tersebut terjadi karena proses penggilingan menyebabkan air terikat dalam daging banyak yang keluar. Seiring keluarnya jus daging
tersebut, protein sarkoplasmik juga akan terlarut sehingga kadar protein daging giling lebih rendah dibanding daging utuh.
c. Kebusukan