12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja Karyawan
Kinerja sebuah organisasi ditentukan oleh kinerja karyawan, dengan kata lain kinerja organisasi merupakan kumpulan atau hasil akumulasi dari kinerja karyawan
sebuah organisasi. Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan
tertentu Husnawati, 2006: 22. Robbins dan Judge 2007: 281 menyatakan bahwa kinerja adalah fungsi dari interaksi antara kemampuan atau ability A, motivation
M dan opportunity O. Hal ini berarti kinerja seseorang akan maksimal jika memiliki kemampuan yang baik dan didukung motivasi serta adanya kesempatan dari
lingkungan untuk melakukan pekerjaannya secara optimal. Kemampuan pegawai meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil kinerja pegawai dimana semakin tinggi tingkat kemampuan karyawan akan menghasilkan kinerja
semakin tinggi pula. Faktor lain adalah motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan. Motivasi kerja yang tinggi akan karyawan
untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik mungkin dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil kerja.
Faktor selanjutnya adalah lingkungan kerja yang mendukung. Lingkungan kerja dikatakan mendukung jika memiliki peralatan, materi dan persedian yang
cukup. Selain itu, lingkungan kerja juga menyenangkan secara psikologi, ada kerjasama antar rekan kerja, peraturan dan prosedur kerja mendukung, informasi
memadai dan adanya waktu yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan. Kondisi lingkungan kerja semacam ini akan membawa pada kinerja optimum karyawan.
Simamora 2004: 338 menyatakan kinerja sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam
menghasilkan sesuatu. Kinerja karyawan sangat ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu, individu karyawan, psikologi dan organisasi. Faktor individu terdiri atas
kemampuan dan keahlian, latar belakang kehidupan, dan faktor demografi. Semakin kompeten kemampuan dan keahlian yang dimiliki masing-masing pegawai, akan
mempengaruhi pencapaian hasil kinerja. Faktor kedua ialah psikologis karyawan yang merupakan persepsi, attitude,
personality, pembelajaran, dan motivasi. Faktor psikologis akan mendorong pegawai dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pekerjaan. Semakin matang
psikologi dan soft skill yang melekat pada diri pegawai, semakin bagus kinerja yang dihasilkan. Faktor penentu yang terakhir ialah organisasi. Komponen dari faktor
organisasi ialah sumberdaya, kepemimpinan, penghargaan, struktur organisasi dan job design. Kinerja karyawan akan optimal jika organisasi memberikan fasilitas dan
kesempatan untuk karyawan berkinerja optimal. Misalnya, organisasi memberikan peta konsep pekerjaan yang jelas pada karyawan untuk melakukan pekerjaannya,
manajemen yang memiliki sistem pendidikan dan pengembangan karyawan serta
adanya sistem penghargaan yang adil. Dengan demikian kinerja optimal karyawan dapat diharapkan dan dicapai organisasi.
Menurut Bernardin dan Russel dalam Husnawati, 2006: 22 ada 6 kriteria yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja karyawan secara individu, yaitu
kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja. Menurut A. Dale Timple dalam Husnawati, 2006: 24 faktor kinerja terdiri dari
faktor internal dan eksternal. Faktor internal disposisional yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Fakor eksternal yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan seperti perilaku, sikap dan tindakan bawahan ataupun rekan kerja, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan dan institusi yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kualitas kehidupan kerja atau QWL serta etika lembaga merupakan dua hal
yang perlu diperhatikan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja individu karyawan. Hasil penelitian terdahulu menyebutkan adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara QWL dan kinerja Husnawati, 2006: 85; Koonmee et al., 2009: 1; Kheradmand, et al., 2010: 317; Jofreh, et al., 2012: 2507; Mortazavi et al., 2012:
212. Hubungan etika lembaga dan kinerja telah diteliti oleh Koonmee et al. 2009 dengan hasil penelitian positif dan signifikan.
Kinerja individu dapat diukur dari 7 dimensi kinerja yang dikembangkan oleh Hersey dan Goldsmith dalam Kheradman et al., 2010:318
a. Ability atau kemampuan yaitu pengetahuan seseorang dan skill yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan dikatakan memiliki kinerja yang
baik apabila memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan optimal.
b. Clarity atau kejelasan yaitu kejelasan atas persepsi peraturan. Kinerja karyawan akan optimal jika karyawan memahami peranan dan tanggung jawab yang harus
dikerjakan. c. Help atau bantuan yaitu dukungan organiasasi yang dibutuhkan karyawan untuk
menyelesaikan tugas mereka dengan efektif. Sebagaimana yang telah dijelaskan Simamora 2004: 338 organiasi merupakan salah satu faktor penentu kinerja
karyawan. Kinerja karyawan akan optimal jika organisasi memberikan fasilitas yang memadai sebagai alat pendukung.
d. Incentive yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sukses. Karyawan yang memiliki kinerja optimal adalah karyawan yang
melakukan pekerjaannya lebih dari yang seharusnya ia lakukan. Misal, seorang perawat memberikan penjelasan kepada keluarga pasien setiap tindakan yang ia
lakukan meskipun, keluarga pasien tidak memintanya. Contoh lain ialah seorang perawat mengikuti seminar yang mengenai isu terbaru keperawatan tanpa harus
diminta oleh pihak Rumah Sakit. e. Evaluation yaitu umpan balik kepada karyawan atas pekerjaan yang telah
dilakukan. Organisasi yang menginginkan kinerja yang baik dari karyawannya selayaknya melakukan evaluasi kinerja secara berkala. Hal ini dimaksudkan
untuk perbaikan dan pembimbing bagi karyawan dalam melakukan pekerjaan di masa depan.
f. Validity yaitu sah dan benar keputusan tentang penempatan sumber daya
manusia. Tingkat keberhasilan Departemen SDM dalam melakukan penempatan dapat terlihat dari hasil hasil evaluasi kinerja karyawan. Seorang karyawan akan
mampu berkinerja secara optimal jika ditempatkan pada posisi yang tepat, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
g. Environment yaitu faktor eksternal atau lingkungan. Lingkungan organisai yang menyenangkan serta adanya kontrol eksternal akan mendorong karyawan untuk
bekerja secara baik, jika tidak maka kinerja karyawan akan memburuk.
2.2 Etika Lembaga