28 pengembalian per satuan output dari investasi sektor riil maka investor akan
mengambil dana yang tersimpan dalam saham untuk dialokasikan pada investasi di sektor riil sebagai tambahan pendanaan di sektor riil.
Jika diasumsikan, tiap-tiap investor yang memiliki simpanan dana pada sektor riil dan saham di portofolionya mengambil keputusan investasi yang sama
yakni mengambil dana dari saham untuk dialokasikan pada investasi di sektor riil sebagai tambahan pendanaan di sektor riil maka hal ini menyebabkan permintaan
terhadap saham akan turun pada penawaran saham yang tetap. Pada gambar 3a, terlihat bahwa kenaikan harga barang dan jasa yang diakibatkan oleh kenaikan
biaya produksi sehingga harga barang dan jasa naik dari P1 ke P2 menurunkan permintaan terhadap saham. Kurva permintaan saham bergeser ke kiri bawah
pada kurva penawaran yang tetap dari D1 ke D2. Harga saham turun dari P1 ke P2 Gambar 3b. Berdasarkan penjelasan tersebut adanya inflasi menyebabkan
terjadinya penurunan harga saham. Sehingga dalam hal ini, hipotesisnya adalah perubahan inflasi berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham.
3.1.7. Pengaruh Perubahan Kurs US Dolar terhadap Perubahan Harga Saham
Setiap negara di dunia memiliki mata uangnya masing-masing. Dimana mata uang dari suatu negara tertentu dapat dipertukarkan dengan mata uang
negara lain. Nilai tukar dari mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain ditentukan berdasarkan nilai kurs yang berlaku Hadi 2004. Dimana kurs ini
ditentukan oleh kekuatan dari mata uang negara tertentu terhadap mata uang negara lain. Mata uang jenis hard currency seperti mata uang US dolar, yen, euro
memiliki nilai tukar yang lebih tinggi daripada jenis mata uang soft currency seperti rupiah, ringgit, dll.
Di pasar valuta asing, mata uang suatu negara dijadikan sebagai alat komoditi dimana nilai valuta asing ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran
di pasar valuta asing. Semakin tinggi jumlah permintaan terhadap suatu valuta asing sementara jumlah penawaran mata uang asing valas tersebut tetap maka
nilai dari valuta asing tersebut terapresiasi. Sehingga apabila nilai dari suatu valuta asing mengalami apresiasi maka akan meningkatkan nilai tukarnya
29 terhadap mata uang domestik dengan asumsi tidak terjadi perubahan pada nilai
mata uang domestik tersebut. Valuta asing US dolar merupakan valuta asing yang memiliki pengaruh
besar terhadap perekonomian dunia Berlianta 2006. Sehingga tiap kenaikan dari nilai valuta asing US dolar ini akan mempengaruhi pula pada perekonomian
dunia. Kebutuhan pendanaan dalam transaksi internasional yang dilakukan dalam bentuk US dolar di tengah globalisasi menjadi semakin tinggi terutama
disebabkan oleh tingginya harga barang dan jasa dunia. Pada penawaran US dolar yang tetap, permintaan terhadap US dolar yang
naik untuk membiayai kebutuhan pendanaan dalam transaksi internasional menyebabkan dibutuhkan pula jumlah rupiah dalam jumlah yang lebih banyak
untuk kemudian dikonversikan kedalam US dolar. Permintaan terhadap US dolar menjadi naik dan penawaran terhadap rupiah juga ikut naik. Permintaan US dolar
yang naik ini menggeser kurva permintaan terhadap US dolar dari D1 ke D2 sehingga kurs US dolar naik dari kurs 1 ke kurs 2 Gambar 4a.
Kurs RpUS dolar Harga Saham
D2 S1 D2 S1 Kurs 2 D1 D1
Kurs 1 p2
p1 q1 q2
Jumlah US dolar
q1 q2
Jumlah Saham
4a 4b Keterangan:
4a = Kenaikan Kurs US Dolar akibat Kenaikan Permintaan US Dolar 4b = Kenaikan Harga Saham akibat Kenaikan Permintaan Saham
Gambar 4.
Pengaruh Perubahan Kurs US dolar terhadap Perubahan Harga Saham
Sumber: Puspopranoto 2004
Apabila nilai valuta asing US dolar mengalami kenaikan apresiasi dan harga valas ini menjadi lebih mahal daripada nilai nominalnya sementara nilai
30 mata uang Rupiah tetap atau tidak mengalami perubahan maka kurs US dolar
terapresiasi dan nilai Rupiah terdepresiasi Putong 2003. Bagi investor yang melihat kenaikan kurs US dolar yang terjadi dari kurs 1 ke kurs 2 akan menilai
bahwa terdapat potensi keuntungan yang dapat terealisasi jika investor menjual US dolar yang dimilikinya. Dimana potensi keuntungan tersebut didapatkan dari
selisih harga penjualan US dolar dengan harga pembelian US dolar. Sehingga hal ini akan mendorong investor untuk menjual US dolar yang dimilikinya untuk
dikonversikan ke dalam bentuk rupiah. Dengan dikonversikannya US dolar ke dalam bentuk rupiah maka hal ini akan menambah jumlah rupiah yang dimiliki.
Dimana kelebihan jumlah rupiah yang dimiliki tersebut kemudian diinvestasikan kembali ke dalam portofolionya ke dalam bentuk saham, tabungan dan deposito
ataupun sektor riil. Jika diasumsikan investor hanya akan menempatkan kelebihan rupiah
yang dimilki tersebut pada satu instrumen investasi diantara beberapa instrumen investasi di dalam portofolionya maka saham akan cenderung menjadi pilihan
dibandingkan dengan instrumen investasi lain. Transaksi pembelian dan penjualan saham cenderung lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan
instrumen investasi lain. Sehingga kemudian investor akan menempatkan kelebihan rupiah yang dimiliki untuk ditempatkan di saham.
Jika diasumsikan, tiap-tiap investor yang memiliki kelebihan rupiah dari hasil penjualan valas US dolar mengambil keputusan yang sama yakni
menempatkan dana tersebut dalam bentuk saham di portofolionya maka hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan permintaan terhadap saham pada
penawaran saham yang tetap sehingga kurva permintaan saham akan bergeser ke kanan atas dari D1 ke D2, harga saham akan naik dari p1 ke p2 dan jumlah saham
akan naik dari q1 ke q2 Gambar 4b. Berdasarkan penjelasan di atas, kenaikan kurs US dolar menyebabkan terjadinya peningkatan harga saham maka hipotesis
yang diajukan dalam hal ini adalah perubahan kurs US dolar berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.
31
3.1.8. Pengaruh Perubahan Fundamental Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham