9 persen lebih besar dibandingkan dengan penurunan harga saham TBLA -69,84
persen. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai adakah perbedaan kekuatan
fundamental keuangan lain selain nilai rasio EPS yang dimiliki oleh keempat saham ini sehingga cenderung akan memiliki keterkaitan terhadap perbedaan
perubahan harga saham pada keempat saham ini. Penting untuk dianalisis mengenai kekuatan fundamental keuangan lain pada keempat perusahaan ini
mengingat hal ini akan mempengaruhi tingkat respon keempat saham ini dalam menghadapi perubahan kondisi perekonomian. Sehingga, dengan naiknya tingkat
suku bunga BI rate, inflasi dan kurs US dolar tidak lantas menyebabkan terjadinya penurunan harga saham pada keempat saham ini.
Berdasarkan pada masalah tersebut, dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1 Perubahan fundamental keuangan perusahaan apakah yang diduga
memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie
Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 2
Faktor-faktor makroekonomi apakah yang mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT
Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1
Menganalisis perubahan fundamental keuangan perusahaan yang diduga memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham
pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk.
2 Menganalisis faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi perubahan
harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung
Tbk.
10
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan: 1
Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi calon investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi saham
2 Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan emiten dalam menentukan
kebijakan-kebijakan perusahaan sektor pertanian 3
Dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian selanjutnya atau sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Faktor makroekonomi yang dianalisis guna mengetahui penyebab terjadinya perubahan harga saham dibatasi pada faktor perubahan tingkat suku
bunga BI rate, tingkat inflasi dan kurs US dolar. Sementara untuk menganalisis perubahan fundamental keuangan perusahaan yang diduga memiliki
kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham, digunakan data rasio keuangan triwulan dan harga saham bulanan perusahaan pada PT Astra Agro
Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham merupakan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan membeli atau keputusan menjual saham. Apabila harga suatu saham naik maka
banyak investor akan mengambil keputusan membeli saham sebelum harga akan naik lebih tajam. Namun adapula investor yang mengambil keputusan untuk
melakukan aksi profit taking, karena investor menilai harga saham akan kembali menurun setelah mencapai klimaks kenaikan harga sahamnya. Dengan demikian,
hal ini merupakan saat yang tepat bagi investor untuk mengkonversikan sahamnya dengan menjual sahamnya disaat harga saham naik. Sebaliknya, apabila harga
suatu saham turun maka banyak investor yang akan mengambil keputusan untuk menjual saham sebelum harga saham akan turun merosot lebih tajam. Adapula
investor yang mengambil keputusan untuk masuk ke pasar saham dan membeli saham karena menilai harga saham akan naik kembali.
Harga saham terbentuk dari kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran terhadap saham. Apabila jumlah permintaan terhadap suatu saham naik
sementara penawaran saham diasumsikan tetap, maka harga suatu saham akan naik. Sebaliknya, apabila jumlah permintaan terhadap suatu saham turun
sementara penawaran saham diasumsikan tetap, maka harga saham akan turun. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan permintaan dan perubahan
penawaran terhadap suatu saham akan menyebabkan perubahan harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap suatu
saham sangatlah kompleks dan merupakan akumulasi dari berbagai respon-respon yang terjadi baik berupa faktor ekonomi, faktor politik, faktor sosial, dll.
Bagi investor menganalisis perkembangan suatu saham dan memperkirakan faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan harga saham
sangat penting. Hal ini terkait dengan segala keputusan yang harus diambil investor terkait dengan modal atau dana yang telah ditempatkan pada saham.
Karena itu, perubahan yang terjadi pada harga saham dan faktor-faktor penyebabnya akan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya keuntungan yang
akan diperoleh investor dan potensi kerugian yang dapat terjadi bagi investor.
12
Faktor ekonomi yang diduga turut mempengaruhi pergerakan harga saham dari beberapa penelitian yang ada antara lain dapat ditunjukkan oleh beberapa
indikator-indikator ekonomi yaitu tingkat suku bunga BI rate, nilai tukar valas terhadap rupiah dan inflasi. Penelitian Mamik 2003 berusaha menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode Januari 2002-Desember 2002 oleh faktor penduga
variabel fundamental mikro dan makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penggerak harga saham industri makanan dan minuman lebih banyak dijelaskan oleh
faktor fundamental mikro. Sementara faktor fundamental makro berupa variabel makroekonomi yang diwakili oleh nilai kurs rupiah hanya mempengaruhi secara
signifikan terhadap pergerakan harga saham industri makanan.
Kurs rupiah tidak mempengaruhi harga saham secara signifikan pada industri minuman.
Penelitian yang dilakukan Wiwoho 2005 yang menganalisis mengenai pengaruh faktor fundamental dan kondisi makroekonomi terhadap indeks harga
saham sektor manufaktur periode tahun Juli 1997- Mei 2002 menunjukkan bahwa variabel pada fundamental mikro lebih besar mempengaruhi perubahan harga
saham sektor manufaktur seperti variabel PBV price to book value dan variabel DER debt to equity ratio dibandingkan variabel makroekonomi seperti variabel
suku bunga, inflasi dan kurs US dolar. Walaupun ketiga variabel makroekonomi memiliki pengaruh yang tidak lebih besar dibandingkan dengan variabel
fundamental, ketiga variabel ini secara parsial dan signifikan mempengaruhi harga saham sektor manufaktur.
Penelitian lain yang mencoba menduga pengaruh variabel makroekonmi terhadap suatu saham yaitu penelitian Wijaya 2008 yang menganalisis
mengenai pengaruh faktor-faktor makroekonomi dan return indeks harga saham gabungan terhadap return saham sektor pertanian dan pertambangan periode
januari 2004-juni 2007. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa return indeks harga saham sektor pertanian secara signifikan dipengaruhi oleh nilai return
indeks harga saham gabungan tetapi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel makro ekonomi melalui indikator inflasi, return kurs, dan return
suku bunga Bank Indonesia. Sementara return indeks harga saham sektor pertambangan secara signifikan dipengaruhi oleh return indeks harga saham
gabungan, return kurs, dan return suku bunga Bank Indonesia dan hanya tingkat
13 inflasi yang tidak memiliki pengaruh secara nyata dan signifikan terhadap return
indeks harga saham sektor pertambangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya 2008 berbeda dengan hasil
penelitian lain yang dilakukan oleh Erdina 2006 yang juga menduga kemampuan dari suku bunga, inflasi, kurs US dolar dan beberapa variabel lain
seperti indeks harga saham pertanian, suku bunga Amerika Serikat, indeks perdagangan pertanian, permintaan saham dalam menjelaskan keragaman dari
model indeks harga saham pertanian. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan model sebanyak 87,56 persen
sementara sisanya diterangkan oleh faktor lain diluar model. Artinya variabel- variabel tersebut termasuk variabel tingkat suku bunga Bank Indonesia, inflasi
dan kurs US dolar secara signifikan mempengaruhi indeks harga saham sektor pertanian.
Penelitian Hardiningsih dan Chairiri 2002, diacu dalam Fuadi 2009 yang mencoba menduga pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar terhadap
return saham pada sektor industri dasar dan kimia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dolar berpengaruh negatif terhadap return harga saham. Hal ini dapat dipertegas dengan adanya kondisi krisis moneter yang
terjadi pada tahun 1997, dimana depresiasi rupiah yang tinggi mengakibatkan return
saham menurun. Namun, hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Rahayu 2003, diacu dalam Fuadi
2009 yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dolar berpengaruh positif terhadap return saham pada pasar modal Indonesia.
Beberapa penelitian yang mencoba menduga resiko investasi pada saham sektor agribisnis sehingga hal ini berdampak pada ketidakpastian tingkat
keuntungan dan mempengaruhi terhadap perubahan harga saham, dapat ditunjukkan oleh penelitian Ramadhona 2004, Iskandar 2006 dan Rozak
2009. Dengan menerapkan model Arch-Garch terhadap penentuan besar resiko menyimpulkan bahwa saham INDF memiliki tingkat resiko tertinggi sementara
AALI dinilai memiliki tingkat resiko terendah Ramadhona 2004. Pada penelitian yang dilakukan oleh Iskandar 2006 menyimpulkan
bahwa tingkat resiko harga pada saham GGRM dipengaruhi oleh besarnya nilai
14 sisaan pengembalian sehari sebelumnya. Pada saham HMSP dan RMBA, tingkat
resiko lebih banyak dipengaruhi oleh besarnya nilai sisaan pengembalian sehari sebelumnya dan besaran simpangan baku pengembalian dari rataan untuk satu
hari sebelumnya Iskandar 2006. Sementara, pada penelitian yang dilakukan oleh Rozak 2009 yang meneliti resiko dan peramalan harga saham AALI, LSIP
dan UNSP menyimpulkan bahwa tingkat resiko harian dari AALI paling kecil jika dibandingkan dengan tingkat resiko harian pada LSIP dan UNSP. Dengan
karakteristik perilaku investor risk averter, maka kecenderungan investor untuk tertarik pada saham AALI lebih besar dibandingkan dengan saham LSIP dan
UNSP.
2.2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Kurs US Dolar terhadap Perubahan Harga Saham