7 Perusahaan sektor pertanian yang mengelola kinerjanya untuk dapat
menarik minat investor menyimpan dananya pada perusahaan tersebut meskipun dalam kondisi krisis tidak cukup mampu menahan capital outflow yang dilakukan
oleh investor menghadapi perubahan yang terjadi pada tingkat pengembalian di pasar uang dan pasar valas US dolar Tabel 3 dan Tabel 4. Sehingga perusahaan
pada sektor pertanian ini perlu mengetahui karakteristik keputusan investor saham pertanian ini dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada tingkat
pengembalian di pasar uang dan pasar valas. Selain itu, perilaku investor dalam merespon kekuatan fundamental
keuangan yang mampu ditunjukkan oleh perusahaan sektor pertanian ini dalam pertimbangannya mengambil keputusan untuk tidak memindahkan dananya
menuju pasar keuangan lain juga perlu untuk diketahui. Dengan kekuatan fundamental keuangan yang mampu ditunjukkan perusahaan ini dapat
meyakinkan investor bahwa penurunan harga saham akibat perubahan kondisi perekonomian yang terjadi tidak akan berlangsung dalam jangka waktu lama.
Investor kemudian dapat berharap adanya potensi keuntungan dari perubahan harga saham pada perusahaan sektor pertanian ini ke depannya.
1.2. Perumusan Masalah
PT Astra Agro Lestari Tbk AALI, PT London Sumatera Tbk LSIP, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP dan PT Tunas Baru Lampung Tbk
TBLA merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit dan penghasil CPO. Keempat perusahaan go
public ini memiliki daya tarik tersendiri bagi investor saham. Kinerja keempat
perusahaan ini di pasar saham dan kegiatan umum lainnya mendorong sentimen positif maupun sentimen negatif dari investor terhadap saham ini.
Perubahan yang terjadi pada harga saham pada keempat perusahaan sektor pertanian ini merupakan dasar yang paling penting untuk mempelajari perilaku
investor dalam melakukan dan membuat keputusan investasi di pasar saham sektor pertanian. Perubahan harga saham yang terjadi pada keempat perusahaan
ini akan mempengaruhi pula pada besar kecilnya potensi keuntungan dan potensi kerugian yang mungkin akan terjadi pada investor jika investor tidak mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham ini.
8 Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan harga saham
yakni faktor perubahan kondisi perekonomian. Terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang disebabkan oleh krisis ekonomi global turut
berdampak pada perekonomian Indonesia yang ditandai dengan peningkatan pengeluaran perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa, tingkat suku bunga
BI dan kurs US dolar pada tahun 2008. Pengaruh dari perubahan kondisi perekonomian yang menyebabkan terjadinya perubahan inflasi, tingkat
pengembalian di pasar uang dan pasar valas US dolar menyebabkan terjadinya perubahan harga saham.
Perubahan harga saham dalam merespon perubahan kondisi perekonomian yang terjadi berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain
meskipun perusahaan tersebut bergerak dalam industri yang sama. Keempat perusahaan pertanian yang merupakan penggerak indeks harga saham sektor
pertanian, mengalami penurunan pada harga sahamnya lebih besar dibandingkan perusahaan lain di sektor pertanian serta penurunan indeks harga saham gabungan
IHSG. Secara berturut-turut penurunan harga saham pada keempat saham ini - 65; -72,53; -88,56; dan -69,84 persen Bursa Efek Indonesia 2010.
Apabila dilihat melalui kinerja saham dan prospek saham keempat saham ini memiliki karakteristik yang berbeda. Pertumbuhan laba bersih per lembar
saham EPS perusahaan sebagai ukuran seberapa besar potensi perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi investor setiap lembar sahamnya. Dimana,
peningkatan EPS perusahaan akan diikuti pula oleh kenaikan harga sahamnya. Sebaliknya, penurunan EPS perusahaan juga akan diikuti oleh penurunan harga
sahamnya. Peningkatan EPS pada saham AALI 33,32 persen lebih kecil
dibandingkan peningkatan EPS pada saham LSIP 64,45 persen tahun 2008. Namun penurunan harga saham AALI -65 persen lebih kecil dibandingkan dengan
penurunan harga saham LSIP -72,53 persen Bursa Efek Indonesia 2011. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh saham UNSP dan TBLA. EPS pada saham
UNSP yang turun -15,98 persen lebih kecil dibandingkan penurunan EPS pada saham TBLA -34,95 persen. Namun penurunan harga saham UNSP -88,56
9 persen lebih besar dibandingkan dengan penurunan harga saham TBLA -69,84
persen. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai adakah perbedaan kekuatan
fundamental keuangan lain selain nilai rasio EPS yang dimiliki oleh keempat saham ini sehingga cenderung akan memiliki keterkaitan terhadap perbedaan
perubahan harga saham pada keempat saham ini. Penting untuk dianalisis mengenai kekuatan fundamental keuangan lain pada keempat perusahaan ini
mengingat hal ini akan mempengaruhi tingkat respon keempat saham ini dalam menghadapi perubahan kondisi perekonomian. Sehingga, dengan naiknya tingkat
suku bunga BI rate, inflasi dan kurs US dolar tidak lantas menyebabkan terjadinya penurunan harga saham pada keempat saham ini.
Berdasarkan pada masalah tersebut, dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1 Perubahan fundamental keuangan perusahaan apakah yang diduga
memiliki kecenderungan dalam mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT Bakrie
Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk? 2
Faktor-faktor makroekonomi apakah yang mempengaruhi perubahan harga saham pada PT Astra Agro Lestari Tbk, PT PP London Sumatera Tbk, PT
Bakrie Sumatra Plantations Tbk dan PT Tunas Baru Lampung Tbk?
1.3. Tujuan