Latar Belakang Analisis faktor faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham dalam keputusan berinvestasi pada perusahaan sektor pertanian

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investasi pada hakekatnya merupakan kegiatan meningkatkan dana pada satu atau lebih jenis aset dalam jangka waktu tertentu dengan harapan dapat mendatangkan keuntungan Arifin 2005. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Menyimpan uang dalam bentuk tabungan dan deposito di pasar uang, membeli surat berharga di pasar saham dan membeli valuta asing di pasar valas adalah tiga diantara berbagai alternatif investasi yang dapat dipilih oleh investor. Ketiga alternatif investasi tersebut memiliki daya tarik yang berbeda antara satu investasi dengan investasi lain. Secara umum, besar kecilnya perubahan tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dari ketiga investasi ini akan mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan investasi bagi investor. Investor dapat memindahkan dananya pada instrumen investasi yang memiliki tingkat pengembalian yang rendah menuju instrumen investasi yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Sehingga, akan terjadi perpindahan dana dari satu pasar investasi menuju pasar investasi yang lain. Kurs US dolar dan tingkat suku bunga BI rate sebagai ukuran tingkat pengembalian yang dapat diberikan di pasar valuta asing dan pasar uang yang naik secara bersamaan, menyebabkan permintaan investasi di pasar uang dan pasar valas dapat naik secara bersamaan. Sehingga, hal ini dapat berdampak sangat besar bagi penurunan pemintaan investasi di pasar saham. Krisis ekonomi global yang melanda beberapa perekonomian dunia, dampak dari krisis ini juga berimbas terhadap perekonomian nasional dan berdampak sangat besar pada pasar keuangan terutama pasar saham. Krisis ekonomi global yang terjadi pada triwulan IV tahun 2008 ditandai dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak dari peningkatan harga komoditas dunia, terutama harga minyak dan pangan, diperparah dengan krisis keuangan hebat yang melanda Amerika Serikat mengakibatkan luluhnya industri keuangan global Hendri 2009. 2 Krisis ini menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi di beberapa negara termasuk Indonesia yang diikuti dengan kenaikan suku bunga dan nilai tukar US dolar. Tekanan inflasi telah meningkatkan pengeluaran untuk memproduksi barang dan jasa di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik 2009, pengeluaran untuk memproduksi barang dan jasa rata-rata per bulan mengalami peningkatan sebanyak 2,02 persen menjadi 17,01 persen pada tahun 2007, kemudian meningkat lagi menjadi 17,12 persen pada tahun 2008. Tekanan inflasi juga meningkatkan nilai tukar US dolar terhadap rupiah kurs Putong 2003. Nilai rata-rata kurs US dolar per bulannya meningkat sebanyak 6,94 persen Bank Indonesia 2011. Naiknya kurs US dolar ini, kemudian diikuti pula oleh naiknya tingkat suku bunga BI rate sebanyak 0,07 persen menjadi 8,67 persen pada tahun 2008 Bank Indonesia 2011. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Dana yang Dihimpun melalui Pasar Uang, Pasar Saham dan Pasar Valas US Dolar Periode Desember 2006-Mei 2011 Bulan_Tahun Pasar Uang Rp Triliun Pasar Saham Rp Triliun Pasar Valas US Juta Desember 2006 296,9 1.249,0 42.586,3 Desember 2007 379,2 1.988,3 56.920,0 Desember 2008 344,0 1.076,5 51.639,3 Desember 2009 368,9 2.019,4 66.104,9 Desember 2010 477,7 3.247,0 96.207,0 Mei 2011 483,4 3.425,8 118.109,0 Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia 2011 Masih tingginya perubahan tingkat pengembalian dan masih menariknya investasi pada pasar uang dan pasar valas US dolar di tengah krisis, menyebabkan penurunan jumlah dana yang dihimpun melalui pasar saham paling besar yaitu - 911,8 triliun rupiah jika dibandingkan dengan penurunan jumlah dana yang dihimpun melalui pasar uang dan pasar valas US dolar Tabel 1. 3 Tabel 2 . Perkembangan Perubahan Harga Saham Tiap Sektor dan Indeks Harga Saham Gabungan Periode Tahun 2005-2009 Sumber: Bursa Efek Indonesia 2010, diolah Hal ini menyebabkan perubahan harga saham pada indeks harga saham gabungan sebagai ukuran menarik tidaknya suatu investasi saham mengalami koreksi cukup tajam sebanyak -50,6 persen dan keseluruhan saham sektor ketika itu juga mengalami koreksi pada harga sahamnya Tabel 2. Dampak dari perubahan kondisi perekonomian yang menyebabkan perubahan permintaan pada pasar valas US dolar dan pasar uang sehingga mengakibatkan perubahan permintaan pada pasar saham, perlu diantisipasi bagi investor saham yang memasuki sektor saham dengan mengetahui seberapa besar pengaruh dari perubahan kondisi ekonomi makro ini terhadap sektor saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor saham yang paling terkena dampak dari perubahan makroekonomi tersebut adalah sektor pertanian yang mengalami penurunan sebanyak -66,6 persen pada harga sahamnya Tabel 2. Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 61,9 146,9 126,0 -66,6 90.8 Pertambangan 23,1 54,36 250,4 -73,1 151,1 Industri Dasar Dan Kimia 0 41,1 61,8 -43,3 102,9 AnekaIndustri 6,6 38,8 68 -54,9 179,8 Industri Barang Konsumsi 20,36 39,75 11,10 -25,04 105,4 Transportasi dan Infrastruktur 42,2 63,18 13,3 -43,9 48,6 Properti dan Real Asset -6 91,7 104,8 -58,9 41,85 Keuangan -1,67 57,11 26,1 -32,3 70,9 Perdagangan 14,6 40,2 42,6 -62,2 85,9 Manufaktur 12,9 39,9 41,5 -41,3 123,6 IHSG 16,2 55,3 52,07 -50,6 86,9 4 Tabel 3 . Perkembangan Harga Saham Penutupan Bulanan Perusahaan Sektor Pertanian Periode April 2007-Oktober 2008 Keterangan: t.a= Tidak Ada Data Belum Berdiri Sumber: Bursa Efek Indonesia 2010, diolah Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional dimana lebih dari 40 persen masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Sektor ini juga menjadi sektor primer bagi banyak sektor, karena tidak sedikit hasil yang diproduksi oleh sektor pertanian juga diperlukan oleh sektor lain. Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian mampu mengungguli sektor Nama Perusahaan Apr 2007 Jul 2007 Okt 2007 Jan 2008 Apr 2008 Jul 2008 Okt 2008 PT Astra Agro Lestari Tbk 15.750 15.350 22.500 30.200 23.700 21.900 6.050 PT PP London Sumatra Tbk 6.550 6.600 9.650 12.100 9.150 7.900 1.960 PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk 1.440 1.850 1.990 2.525 1.610 1.390 270 PT Tunas Baru Lampung Tbk 405 570 670 580 375 610 182 Pt Gozco Plantations Tbk t.a t.a t.a t.a t.a 230 80 PT Smart TBK 3.875 4.125 4.500 9.650 8.000 5.000 1.430 PT Sampoerna Agro Tbk t.a 2.350 2.750 4.650 3.650 3.100 1.150 PT BW Plantation Tbk t.a t.a t.a t.a t.a t.a t.a PT Bumi Teknoultra Unggul 87 66 74 162 150 184 95 PT Bisi International Tbk t.a 930 1.040 2.375 4.650 3.700 1.590 PT Cipendawa Tbk 295 255 255 150 150 229 229 PT Mutibreeder Adirama Tbk 410 730 860 710 485 730 380 PT Central Proteinaprima 515 540 435 315 250 215 80 PT Inti Agri Resources 260 320 225 265 720 640 630 PT Dharma Samudra Fishing Tbk 128 105 90 66 59 50 50 5 lainnya yaitu sebesar 26,32 persen BPS 2008. Namun akibat kondisi krisis, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB kian menurun hingga menjadi 13,61 persen pada tahun 2009 BPS 2010. Semakin menurunnya peranan sektor pertanian terhadap perekonomian nasional berimplikasi pula pada rendahnya minat investor berinvestasi di saham pertanian. Minat investor untuk berinvestasi saham di sektor pertanian sangat rendah dan tertinggal jauh jika dibandingkan dengan sektor lain Bursa Efek Indonesia 2010. Hal ini berimplikasi pada terkoreksinya harga saham sektor pertanian yang lebih besar dibandingkan sektor lain dan harga saham pada sebagian besar perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI juga ikut terkoreksi cukup besar pada tahun 2008 Tabel 2 dan Tabel 3. Dua belas dari 15 perusahaan pertanian mengalami penurunan harga saham pada Oktober 2008 jika dibandingkan dengan harga saham Januari 2008 Tabel 3. Hal ini berimplikasi pada penurunan laba bersih yang diterima perusahaan sektor pertanian bahkan lima diantaranya mengalami kerugian cukup besar pada tahun 2009 Tabel 4. Potensi keuntungan yang dapat diterima investor saham dari perusahaan pertanianpun turun bahkan mungkin mengalami kerugian yang disebabkan oleh lima dari 15 perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI justru menghasilkan kerugian. Di sisi lain, empat diantara 15 perusahaan pertanian yang merupakan penggerak bagi indeks harga saham sektor pertanian, juga mengalami penurunan pada laba bersihnya ikut terkoreksi pada harga sahamnya yang lebih besar dibandingkan perusahaan lainnya. Empat dari 15 perusahaan pertanian tersebut antara lain PT Astra Agro Lestari Tbk AALI, PT PP London Sumatera Tbk LSIP, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk UNSP dan PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA. Secara berturut-turut, penurunan harga saham pada keempat saham ini yaitu -65; -72,53; -88,56; dan -69,84 persen jauh lebih besar daripada penurunan indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia 2010. Seiring dengan penurunan kinerja perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI akibat krisis berdampak pula pada penurunan pemintaan saham dari investor. Pertumbuhan volume perdagangan saham sektor pertanian tahun 2009 jika 6 dibandingkan tahun sebelumnya masih rendah dan berada di urutan kedua pertumbuhan terendah volume perdagangan saham Bursa Efek Indonesia 2010. Tabel 4 . Perkembangan Laba Bersih dalam Milyar Rupiah pada Saham Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2007- 2009 Keterangan: t.a= Tidak Ada Data Belum Berdiri Sumber: Bursa Efek Indonesia 2010 Hal tersebut dapat menghambat laju pertumbuhan perusahaan yang bergerak pada sektor pertanian ini ke depannya. Nama Perusahaan 2007 2008 2009 PT Bisi Internasional Tbk 150.192 398.401 75.780 PT Astra Agro Lestari Tbk 1.973.428 2.631.019 1.660.649 PT Bumi Teknoultra Unggul Tbk -7.692 -8.767 -6.232 PT BW Plantation Tbk t.a t.a 167.467 PT Cipendawa Tbk -3.591 5.207 -10.564 PT Central Proteinaprima Tbk 358.413 -407.182 -217.171 PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk 2.096 -71.747 -99.422 PT Gozco Plantations Tbk t.a 54.750 204.385 PT Inti Agri Resources Tbk 20.876 15.490 -7.980 PT PP London Sumatera Tbk 564.034 927.555 707.487 PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk 89.600 31.836 196.691 PT Sampoerna Agro Tbk 215.083 439.516 281.766 PT SMART Tbk 988.944 1.046.389 748.495 PT Tunas Baru Lampung Tbk 97.227 63.337 138.245 PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk 206.575 173.569 252.783 7 Perusahaan sektor pertanian yang mengelola kinerjanya untuk dapat menarik minat investor menyimpan dananya pada perusahaan tersebut meskipun dalam kondisi krisis tidak cukup mampu menahan capital outflow yang dilakukan oleh investor menghadapi perubahan yang terjadi pada tingkat pengembalian di pasar uang dan pasar valas US dolar Tabel 3 dan Tabel 4. Sehingga perusahaan pada sektor pertanian ini perlu mengetahui karakteristik keputusan investor saham pertanian ini dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada tingkat pengembalian di pasar uang dan pasar valas. Selain itu, perilaku investor dalam merespon kekuatan fundamental keuangan yang mampu ditunjukkan oleh perusahaan sektor pertanian ini dalam pertimbangannya mengambil keputusan untuk tidak memindahkan dananya menuju pasar keuangan lain juga perlu untuk diketahui. Dengan kekuatan fundamental keuangan yang mampu ditunjukkan perusahaan ini dapat meyakinkan investor bahwa penurunan harga saham akibat perubahan kondisi perekonomian yang terjadi tidak akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Investor kemudian dapat berharap adanya potensi keuntungan dari perubahan harga saham pada perusahaan sektor pertanian ini ke depannya.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Perusahaan Sektor Farmasi

0 54 96

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2012-2014.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INVESTOR DALAM BERINVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

0 9 114

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan (Kasus Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2010).

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan (Kasus Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2010).

0 1 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris di BEI periode 2006-2008).

0 1 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham di Perusahaan Sektor Pertambangan Periode 2009-2013.

1 7 25

Microsoft Word Tesis Purwanto S4111014

0 4 115

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA ... 67 71 3 PB

0 0 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PENDANAAN PERUSAHAAN SEKTOR FARMASI

0 0 17