Keragaan Desain Kapal Perikanan .1 Hasil Survei Kapal Perikanan

127 5.5 Keragaan Desain Kapal Perikanan 5.5.1 Hasil Survei Kapal Perikanan Pelaksanaan pekerjaan basic design kapal perikanan ini didahului dengan mengadakan survei di lapangan terhadap kapal-kapal perikanan yang sudah dibangun dan sudah dioperasikan. Survei dilakukan di Ternate dengan beberapa daerah yaitu Dufa-dufa, Sangaji dan Jailolo. Pada saat survei, telah diamati 3 tiga jenis kapal penangkap ikan yaitu : kelas 3 GT, 10 GT dan 15 GT dengan masing- masing alat tangkap pole and line, rawai, gillnet, purse seine dan handline . Setelah dilakukan kajian lebih lanjut melalui kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan metode AHP, yang terpilih adalah Kapal 10 GT dengan alat tangkap pole and line. Dalam kajian basic design hanya difokuskan pada alternatif yang terpilih yaitu kapal ikan 10 GT dengan alat tangkap pole and line, dan diharapkan sebagai kajian desain kapal multipurpose dimana kapal yang ada di Ternate mayoritas kapal skala kecil. Data lapangan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik kapal- kapal yang diamati. Disamping itu, desain kapal-kapal tersebut dikaji untuk mengetahui apakah kapal telah didesain dengan baik dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Proses selanjutnya adalah membuat basic design kapal perikanan. Pembuatan desain ini mengacu pada pengamatan lapangan, terutama pada karakteristik budaya daerah. Apabila kapal-kapal perikanan yang diamati, setelah dikaji ternyata memenuhi kriteria desain yang baik, maka kapal tersebut akan digambar ulang. Namun jika kapal tersebut masih belum memenuhi kriteria desain yang baik, maka dibuat desain yang baru. Tahap ini ditujukan terutama untuk menganalisis data dari lapangan yang meliputi kondisi fisik kapal penangkap ikan, dan faktor keamanan serta keselamatannya, operasi penangkapan dan alat tangkap serta alat bantu penangkapan, spesifikasi teknis standar untuk masing- masing kapal yang dikaji serta analisis finansialnya. Dari analisis ini diupayakan untuk menghasilkan rumusan yang dijadikan sebagai hasil akhir dari studi dalam bentuk rekomendasi. 128 1 Kapal Perikanan Kelas 10 GT Kapal kelas 10 GT yang disurvei pada studi ini adalah kapal perikanan yang menggunakan alat tangkap pole and line. Survei dilaksanakan di lapangan dengan cara pengukuran kapal, pengamatan langsung terhadap aspek fisik serta wawancara dengan para nelayan yang mengoperasikan kapal serta pihak galangan dan perajin kapal yang membangun kapal. i Ukuran Pokok Kapal Dari hasil pengukuran fisik kapal diperoleh data ukuran pokok kapal yang disajikan pada Tabel 35. Tabel 35 Ukuran Pokok Kapal Kelas 10 GT yang disurvei NO UKURAN POKOK SATUAN m 1. Panjang Seluruh Kapal L OA 14.15 2. Panjang Deck Kapal L DL 13.50 3. Panjang Garis Air L WL 11.81 4. Lebar Maksimum B max 3.43 5. Lebar Dek B DK 3.43 6. Lebar Garis Air B WL 3.26 7. Tinggi Dek D DK 1.45 8. Freeboard Fb 0.37 9. Sarat T 1.08 ii Gross Tonnage Pada saat survei di lapangan, kelas Gross Tonnage kapal dihitung dan menggunakan beberapa asumsi. Gross Tonnage kapal yang sesungguhnya masih belum dapat dihitung dengan cermat, apabila koefisien balok CB kapal masih belum diketahui. Koefisien balok kapal yang sesungguhnya bisa dihitung setelah data pengukuran di lapangan dianalisis. Dari hasil analisis koefisien balok diperoleh dan digunakan untuk menghitung Gross Tonnage kapal. 129 Berdasarkan KEPMEN No.10 tahun 2003 tentang Perizinan Usaha Penangkapan, pasal 16 ayat 3 huruf a dan berdasarkan rumus International Formula for Tonnage Measurement of Ships 1969, ditetapkan bahwa perhitungan GT untuk kapal : 1 Panjang diatas 24 m dihitung berdasarkan rumus pendekatan GT = V. k, dimana V adalah volume kapal dan k adalah konstanta yang didapat dari tabel konstanta untuk m 3 volume kapal. 2 Panjang dibawah 24 m dihitung dengan rumus : L x B x D x Cb : 2,83. Dimana : Cb = Koefisien block, untuk : Pukat Ikan = 0.8 Purse Seine = 0.6 sd 0.8 Long Line = 0.6 Lainnya = 0.5 - 0.6. 130 iii Rencana Garis Berdasarkan hasil pengukuran fisik kapal di lapangan, rencana garis kapal kelas 10 GT yang disurvei digambar dan disajikan dibawah ini . Gambar 17 Rencana Garis Lines Plan Kapal Multipurpose10 GT 131 iv Nilai Parameter Hidrostatik Karakteristik kapal dapat dibaca pada Tabel 36 yang dihitung berdasarkan rencana garis. Hasil perhitungan ini berdasarkan sarat air 1.08 meter dan 1.45 meter. Tabel 36 Nilai Parameter Hidrostatik Kapal 10 GT pada Sarat Air 1.08 meter NO URAIAN UKURAN SATUAN KET. I. DIMENSION 1. Panjang Seluruh Kapal L OA 14.15 m 2. Panjang Deck Kapal L DL 13.50 m 3. Panjang Garis Air L WL 11.81 m 4. Lebar Maksimum B max 3.43 m 5. Lebar Garis Air B WL 3.26 m 6. Tinggi Deck D DK 1.45 m 7. Sarat T 1.08 m 8. Volume 16.14 m 3 9. Displacement 16.54 ton

II. COEFFICIENTS

1. Prismatic 0.595 2. Block 0.390 3. Midship 0.655 4. Waterplane 0.733

III. RATIOS

1. L B 3.63 2. B T 3.02

IV. CENTROIDS

1. LCB 8.38 m 53.2 Aft 2. LCF 8.74 m 56.2 Aft 3. VCB 0.71 m

V. AREAS

1. Waterplane 28.19 m 2 2. Wetted Surface Area 36.65 m 2 132 Tabel 37 Nilai Parameter Hidrostatik Kapal 10 GT pada Sarat Air 1.45 meter NO URAIAN UKURAN SATUAN KET. I. DIMENSION 1. Panjang Seluruh Kapal L OA 14.15 m 2. Panjang Deck Kapal L DL 13.50 m 3. Panjang Garis Air L WL 12.88 m 4. Lebar Maksimum B max 3.43 m 5. Lebar Garis Air B WL 3.39 m 6. Tinggi Deck D DK 1.45 m 7. Sarat T 1.45 m 8. Volume 27.86 m 3 9. Displacement 28.56 ton

II. COEFFICIENTS

1. Prismatic 0.611 2. Block 0.442 3. Midship 0.721 4. Waterplane 0.762

III. RATIOS

1. L B 3.80 2. B T 2.33

IV. CENTROIDS

1. LCB 8.58 m 53.5 Aft 2. LCF 8.58 m 56.6 Aft 3. VCB 0.94 m

V. AREAS

1. Waterplane 33.25 m 2 2. Wetted Surface Area 48.05 m 2 133 v Parameter Bentuk Pada Tabel 38 disajikan parameter bentuk kapal 10 GT dengan alat tangkap pole and line . Tabel 38 Parameter bentuk kapal 10 GT yang disurvei NO PARAMETER NILAI IDEAL NILAI SURVEI 1. L B rasio pjg lbr 3.10 ~ 4.20 3.630 2. BT rasio lebar sarat 2.00 ~ 3.20 3.020 3. C M coefisien midship 0.50 ~ 0.80 0.655 4. C P Coefisien prismatik 0.55 ~ 0.65 0.595 5. L CB posisi ttk apung - 6.00 ~ 1.00 - 1.800 6. ½ a sudut basah 15.00 ~ 34.00 22.00 vi Scantling Untuk menganalisis konstruksi kapal dilakukan pencatatan terhadap bagian- bagian konstruksi kapal. Pada tabel dibawah ini disajikan scantling kapal 10 GT dan dibandingkan dengan ketentuan yang berlaku. Tabel 39 Scantling Kapal 10 GT yang Disurvei serta Ketentuan Sesuai BKI NO BAGIAN KONSTRUKSI UKURAN SURVEI UKURAN BKI Keterangan 1. Lunas b x d 100 x 120 185 x 275 Kurang Sesuai 2. Linggi Haluan b x d 100 x 100 155 x 230 Kurang Sesuai 3. Linggi Buritan b x d 100 x 100 155 x 245 Kurang Sesuai 4. Gading Lengkung t x d 95 x 100 65 x 75 Sesuai 5. Gading Utama t x d 120 x 150 65 x 100 Sesuai 6. Wrang t x d - 60 x 180 - 7. Galar Balok t x d 150 x 45 210 x 60 Kurang Sesuai 8. Galar Balok Kim t x d 200 x 50 210 x 55 Kurang Sesuai 9. Kulit Luar t 40 40 Sesuai 10. Balok Geladak b x t 110 x 65 85 x 85 Sesuai 11. Geladak t 40 42 Sesuai 12. Pagar Railing d x t 200 x 35 500 x 30 Kurang Sesuai 13. Sekat-Sekat Kedap Air t 40 40 Sesuai 14. Palkah Ikan t 40 45 Sesuai 15. Pondasi Mesin d x t 200 x 250 170 x 210 Sesuai 16. Jarak Gading-Gading a 400 330 Sesuai Keterangan : b = lebar balok, d = tinggi balok, t = tebal balok a = jarak gading-gading 134 vii Perhitungan Gross Tonnage Kapal Perhitungan Gross Tonnage Kapal untuk kapal dibawah 24 m dihitung dengan rumus : L x B x D x Cb : 2,83. Dimana Cb = Koefisien block dari kapal. Untuk Cb Pukat Ikan = 0.8, Purse Seine = 0.6 sd 0.8, Long Line = 0.6, untuk yang lain 0.5 sd 0.6 KEPMEN No. 10 Tahun 2003. GT = 11,81 X 3,43 X 1,45 X 0,55 : 2,83 = 11,415 Tabel 40 Hasil Survei Ukuran Kapal 10 GT NO URAIAN UKURAN SATUAN 1. Panjang Seluruh Kapal L OA 14.15 m 2. Panjang Deck Kapal L DL 13.50 m 3. Panjang Garis Air L WL 11.81 m 4. Lebar Maksimum B max 3.43 m 5. Lebar Garis Air B WL 3.26 m 6. Tinggi Deck D DK 1.45 m 135 vii Rancangan Umum Kapal Pole and line 10 GT dan Purse Seine 10 GT Gambar 18 Desain Kapal Pole and line 10 GT 136 Gambar 19 Desain kapal purse seine 10 GT 137

5.5.2 Aspek Ekonomi Operasional Kapal

Aspek ekonomi pengoperasian kapal akan mengkaji mengenai keterkaitan pengoperasian kapal penangkapan ikan terhadap perekonomian, khususnya kelayakan usaha penangkapan secara finansial. Pengoperasian atau usaha penangkapan ikan akan selalu dipengaruhi dan sekaligus mempengaruhi perekonomian, baik secara regional maupun nasional bahkan juga internasional. Oleh karena itu, kajian ekonomi khususnya dari sisi finansial pengoperasian kapal penangkapan ikan perlu dilakukan untuk melihat kelayakan usaha tersebut. Ukuran kelayakan suatu usaha biasanya berdasarkan pada dua kriteria yaitu nilai keuntungan bersih saat ini yang biasanya dikenal dengan istilah Net Present Value NPV dan prosentase penerimaan internal yang dikenal dengan istilah Internal Rate of Return IRR. Kedua kriteria dasar ini berangkat dari asumsi bahwa nilai uang saat ini adalah lebih besar bila dibandingkan dengan nilai uang pada masa yang akan datang. Untuk dapat menghitung nilai NPV atau IRR akan dilakukan beberapa perhitungan awal yang meliputi biaya investasi, biaya operasi dan hasil operasi. Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah IRR. Selanjutnya, kelayakan usaha ini akan dikaji dengan mengaitkannya pada pagu kredit bank dan juga pola penangkapan ikan yang dewasa ini dikembangkan dalam usaha penangkapan ikan. Usaha penangkapan ikan dengan pola tersebut akan dikaitkan dengan pembentukan koperasi perikananKUD Mina. Diharapkan dari kajian ekonomi khususnya dari sudut pandang finansial ini akan diperoleh alternatif pengusahaan yang produktif, layak dan dapat dilaksanakan oleh kelompok nelayan yang tergabung dalam koperasi perikanan. 138 1 Biaya Investasi Kasko Kapal Biaya Investasi meliputi biaya pengadaan kapal dan alat tangkapnya dengan rincian seperti Tabel 41 dibawah ini. Tabel 41 Biaya Investasi Kapal Ukuran 10 GT dengan Pole and Line No Jenis Biaya Harga Rp. Umur Ekonomis Tahun Penyusutan Nilai Penyusutan Rp. 1. Kasko Lengkap 37.471.800 10 10 3.747.180 2. Permesinan 46.344.900 10 10 4.634.490 3. Perlengkapan Kapal 9.881.300 10 10 988.130 4. Alat Tangkap 3.000.000 3 33.33 1.000.000 Jumlah : 96.698.000 10.369.800 2 BiayaModal Kerja Biaya atau Modal Kerja yang dibutuhkan adalah modal kerja untuk operasi penangkapan selama satu tahun, yang rinciannya disajikan pada Tabel 42 dibawah ini. Tabel 42 Biaya Modal Kerja Kapal Ukuran 10 GT dengan Pole and Line NO Jenis Biaya Per TripHari Rp. Per Tahun Rp. 1. Umpan 1.800.000 18.000.000 2. Bahan Bakar 2.200.000 22.000.000 3. Oli 180.000 1.800.000 4. Ransum 300.000 3.000.000 5. Air Tawar 8.000 80.000 6. Es Balok 600.000 6.000.000 7. Upah ABK - - 8. Perawatan Kapal - 1.350.000 9. Perawatan Alat Tangkap - 300.000 10. Lain- lain - 200.000 Jumlah : - 52.730.000 : Upah ABK dibayarkan berdasarkan prosentase dari hasil penjualan setelah dikurangi biaya operasional. 139 3 Hasil Pengamatan Survei Kapal Perikanan 10 GT : i Rasio L B = 3.630. Rasio L B kapal kelas 10 GT ini masuk nilai ideal yang ditetapkan. Oleh karena itu, nilai L B kapal ini sudah sesuai peraturan BKI. ii Rasio B T = 3.02. Rasio B T dari kapal kelas 3 GT ini masuk nilai ideal yang ditetapkan. Oleh karena itu, nilai L B kapal ini sudah sesuai peraturan BKI. iii Koefisien bidang lintang tengah C M = 0.655. Koefisien bidang lintang tengah kapal masuk nilai ideal yang ditetapkan. iv Letak titik tekan L CB berada 0,532. L CB di depan midship adalah memenuhi kriteria yang ditetapkan. v Half Angle of Entrance Of Load Water Line ½ a = 13° adalah dibawah nilai ideal yang telah ditetapkan. vi Dari hasil perhitungan Gross Tonnage kapal adalah 11,415 yang ternyata lebih besar dari perkiraan kasar dimana kapal dianggap masuk kelas 10 GT. vii Jarak gading- gading kapal survei 500 mm, jauh lebih besar dari yang ditetapkan oleh BKI yaitu 280 mm. Kapal yang disurvei pada umumnya tidak memasang wrang, sedangkan peraturan BKI harus dipasang wrang. viii Semua parameter bentuk, scantling maupun kapasitas kapal akan di design baru untuk menjadi basic design yang tetap dan akan diusahakan mempertahankan bentuk yang spesifik maupun nilai budaya dari daerah Ternate. 140

5.6 Linear Goal Programming