16
minimum secara kontinyu. Hal ini pada dasarnya karena belum terjalinnya keterkaitan antara industri pengolahan dengan pemasok bahan baku. Tantangan
yang dihadapi di dalam pembangunan industri perikanan tangkap pada dasarnya adalah terwujudnya keberhasilan nelayan dengan industri pengolahan ikan secara
mantap, sehingga mobilisasi pembangunan industri perikanan, seperti industri pengalengan ikan, dan industri pengolahan ikan lainnya, dapat memberikan
peranan yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani nelayan Ditjen Perikanan Tangkap, DKP, 2004.
2.2 Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perikanan Tangkap
Analisis kebijakan adalah sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode pene litian dan argumen menghasilkan dan
memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah kebijakan
Dunn, 1998. Selanjutnya Quandun dalam Dunn, 1998 menyebutkan bahwa analisis
kebijakan adalah setiap jenis analisa yang menghasilkan dan menyajikan informasi sehingga dapat menjadi dasar bagi para pengambil kebijakan dalam
menguji pendapat mereka.. Kata “analisa” digunakan dalam pengertian yang paling umum yang secara tidak langsung menunjukkan penggunaan intuisi dan
pertimbangan yang tidak hanya pengujian kebijakan dalam pemecahan terhadap komponen-komponen tapi juga merencanakan dan mencari sintesa atas alternatif-
alternatif baru. Kebijakan Pemerintah yang sangat penting dan strategis untuk mengatur
pengelolaan perikanan adalah dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 31 tentang Perikanan dimana secara tegas dalam pasal 6 ayat 1 diamanatkan bahwa
Pengelolaan perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia dilakukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta
terjaminnya kelestarian sumberdaya ikan. Kemudian pasal 6 ayat 2 menyatakan bahwa Pengelolaan perikanan untuk kepentingan penangkapan ikan dan
pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan hukum adat danatau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat.
17
Berkaitan dengan kebijakan tersebut dan sesuai dengan potensi dan peluang yang dimiliki Indonesia, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal
Perikanan telah menetapkan beberapa misi pembangunan perikanan tangkap, yaitu : 1 mengendalikan pemanfaatan sumberdaya ikan; 2 meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan nelayan; 3 meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil perikanan; 4 menyediakan bahan pangan sumber protein hewani dan bahan baku
industri serta ekspor; 5 menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan usaha perikanan tangkap; 6 menciptakan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha yang produktif; 7 meningkatkan kualitas sumberdaya manusia; 8 mengembangkan kelembagaan dan peraturan perundangan; 9 meningkatkan
penerimaan PNBP dan PAD; 10 meningkatkan tertib administrasi pembangunan; dan 11 menjadikan sumberdaya ikan sebagai perekat nusa dan
bangsa Ditjen Perikanan Tangkap, 2001. Untuk mendukung misi tersebut, maka kebijakan dan strategi yang
diterapkan adalah : 1 peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha penangkapan; 2 peningkatan mutu dan nilai tambah hasil perikanan; 3
pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap; 4 peningkatan pelayanan dan pengendalian Perizinan Usaha; 5 penyempurnaan peraturan
perundang-undangan di bidang perikanan tangkap; 6 penyempurnaan Sistem Statistik Perikanan Tangkap; dan 7 peningkatan peran Indonesia dalam
organisasilembaga internasional yang terkait dengan perikanan tangkap. Adapun tujuannya yang hendak dicapai adalah : 1 meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan nelayan; 2 menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya; dan 3 meningkatkan kontribusi sub sektor perikanan tangkap
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sasaran pembangunan perikanan tangkap meliputi : 1 peningkatan
produksi Perikanan Tangkap; 2 volume dan nilai ekspor hasil perikanan tangkap; 3 pengembangan armada penangkapan ikan; 4 penyediaan ikan untuk
konsumsi dalam negeri; 5 penyediaan lapangan kerja atau penyerapan tenaga kerja nelayan; dan 6 peningkatan PNBP.
18
2.3 Perkembangan Armada, Produksi dan Nilai Hasil Perikanan