Basic design Kapal Aspek Fisik Kapal

45 8 Alatbahan penangkapan yang digunakan, tidak merusak lingkungan tidak polusi. Pelaksanaan Code of Conduct for Responsible Fisheries ini akan efektif hasilnya, jika dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip yang mengarah pada pedoman tersebut di atas kedalam kebijakan dan peraturan perikanan. Dalam menentukan Kode Etik Tatalaksana Perikanan yang Bertanggungjawab, dilakukan pemberian bobot nilai terhadap tiap unsur dari pedoman tersebut di atas berdasarkan setiap jenis alat tangkap yang beroperasi di wilayah perairan Ternate Maluku Utara. Bobot nilai yang diberikan berkisar antara 1 - 4. Setelah masing- masing unsur pedoman yang menjadi arah dari Code of Conduct for Responsible Fisheries dengan setiap jenis alat tangkap diberi bobot nilai, unsur-unsur tersebut dihubungkan keterkaitannya dalam bentuk matrik untuk memperoleh beberapa alternatif. Kemudian alternatif- alternatif tersebut dijumlahkan bobotnya untuk menghasilkan rangking dari tiap-tiap alat tangkap. Jenis alat tangkap dengan ranking tertinggi merupakan alat tangkap yang diprioritaskan memenuhi kaidah Code of Conduct for Responsible Fisheries.

3. 8 Metode Analisis Tentang Kapal Perikanan

3.8.1 Basic design Kapal

Kajian Basic Design Kapal Perikanan adalah suatu pekerjaan untuk merancang kapal-kapal penangkapan ikan. Untuk merancang basic design kapal penangkapan ikan, agar hasil yang diperoleh maksimal mengacu pada dua dasar, yaitu laik laut dan layak tangkap. Untuk membuat atau merancang kapal agar laik laut dapat mengacu pada prinsip-prinsip perancangan suatu kapal yang sesuai dengan kaidah perancangan kapal. Sedangkan untuk kapal dapat menjadi laik tangkap, harus mengacu pada ilmu- ilmu perikanan khususnya teknologi penangkapan yang akan digunakan. Dalam membuat basic design kapal penangkapan ikan, diawali dengan survei yang antara lain meliputi pengukuran terhadap kapal-kapal penangkapan ikan yang sudah ada dan dioperasikan oleh para nelayan. Dan hasil pengukuran akan dilakukan kajian dan analisis terhadap data yang diperoleh di lapangan, baik ditinjau dari aspek fisik kapal dan aspek ekonomi. Khususnya hasil analisis aspek 46 fisik kapal, akan dijadikan acuan untuk membuat rancangan-rancangan basic design pada pekerjaan ini.

3.8.2 Aspek Fisik Kapal

Aspek fisik kapal mencakup dimensi-dimensi utama kapal panjang, lebar, dalamtinggi dan sarat, koefisien-koefisien bentuk kapal termasuk faktor stabilitas kapal. Basic design kapal perikanan ini meliputi 4 empat rancangan, yaitu: 1. Rancangan Garis Lines Plan 2. Rancangan Umum General Arrangement 3. Rancangan Konstruksi Melintang Midship Section Construction 4. Rancangan Konstruksi Membujur Profile Construction Rancangan garis menentukan karakteristik kapal dibawah air. Rancangan ini akan menentukan bentuk lambung kapal yang akan dirancang. Rancangan garis air merupakan parameter bentuk form parameter sebagai dasar yang menentukan kinerja performance maupun Stabilitas kapal. Oleh karena itu, nilai- nilai parameter bentuk ini sangat bervariasi antara satu kapal dengan kapal lainnya, tergantung pada bentuk dan jenis kapal yang direncanakan. FAO 1996 memberikan beberapa parameter bentuk kapal yang ideal untuk jenis-jenis kapal penangkapan ikan. Namun secara umum perancang kapal designer menentukan atau memilih nilai dari parameter bentuk yang sesuai denga n jenis kapal yang direncanakan. Parameter bentuk yang ditetapkan oleh FAO 1996 antara lain adalah: . 1 Rasio perbandingan antara panjang dan lebar L B. 2 Rasio perbandingan antara lebar dengan sarat air B T. 3 Koefisien Midship C M . 4 Koefisien Prismatic C P . 5 Letak titik tekan, secara membujur dalam prosentase panjang kapal Longitudinal Centre of Bouyancy L CB , dan bila berada di belakang Midship diberi tanda minus -. 6 Half angle of entrance of load water line ± a 7 Trim . 47 Adapun nilai-nilai yang ideal parameter bentuk adalah: 1 L B ………………………. 3,10 - 4,30 2 B T ………………………. 2,00 - 3,20 3 C M ………………………. 0,50 - 0,80 4 C P ………………………. 0,55 - 0,65 5 L CB ………………………. - 6,00 - +1,00 6 ½ a ………………………. 15.0 - 34,0 7 Trim ………………………. - 0,04 - + 0,13 Untuk menentukan parameter bentuk akan dilakukan perhitungan dari ukuran utama kapal. Ukuran pokok kapal ditentukan dengan metoda perbandingan terhadap kapal yang disurvei yang dianggap laik laut dan laik tangkap kemudian dibandingkan dengan kriteria nilai ideal yang diberikan oleh FAO 1996. Ukuran pokok tersebut adalah : 1 Panjang Panjang kapal sangat erat kaitannya dengan tata ruang, sehingga memenuhi kapasitas ruang mesin, tangki bahan bakar, tangki air tawar, ruang palkah ikan, ruang akomodasi, gudang, tempat kerja untuk kegiatan penangkapan, gudang alat tangkap dan lain sebagainya. Pada prinsipnya panjang kapal akan berpengaruh terhadap: 1 Hambatan Kapal 2 Kecepatan 3 Kekuatan Membujur 4 Stabilitas 5 Pengaturan Tata Ruang 2 Lebar Lebar kapal sangat erat hubungannya dengan stabilitas kapal dan juga hambatan kapal serta area kerja pada geladak kapal. 3 Tinggi Tinggi kapal sangat erat hubungannya dengan kapasitas muat, stabilitas serta kekuatan membujur kapal. Penambahan atau pengurangan tinggi kapal akan berpengaruh terhadap kekuatan membujur dan letak titik berat. 48 4 Sarat air Sarat air adalah kedalaman kapal pada kondisi kosong atau penuh. Sarat air kapal digunakan untuk mengetahui displacement kapal. 5 Freeboard Freeboard adalah ketinggian antara sarat air terhadap geladak utama. Freeboard berpengaruh terhadap stabilitas yaitu sudut karam kapal. 6 Koefisien dan Rasio Kapal Koefisien-koefisien kapal akan menentukan ciri kapal bentuk kapal dan berhubungan erat dengan stabilitas serta hambatan kapal, yang meliputi : i Koefisien Balok Koefisien balok CB menentukan bentuk dan volume kapal bentuk kapal yang berada di bawah garis air. Koefisien balok juga digunakan untuk menentukan displacement kapal. ii Koefisien Bidang Lintang Tengah Koefisien bidang lintang tengah C M adalah untuk menentukan luas bidang lintang tengah kapal. Koefisien ini juga berpengaruh pada stabilitas kapal. iii Koefisien Bidang Garis Air Koefisien bidang garis air Cw menentukan luas bidang garis air pada setiap kedalaman air. Jika tiap-tiap luas garis air dihitung secara integral dengan metoda Simson akan diperoleh displacement, stabilitas melintang dan stabilitas membujur kapal. iv Koefisien Prismatik Koefisien prismatik Cp menentukan kelangsingan kapal dan berhubungan erat dengan hambatan kapal. v Speed Length Ratio SLR Kecepatan kapal penangkapan ikan dapat dikelompokkan berdasarkan rasio perbandingan antara kecepatan dan panjang kapal yang dinyatakan dengan V v L . Dari pengelompokan ini akan muncul kriteria kapal dengan kecepatan tinggi, kecepatan normal dan kecepatan rendah. § Kecepatan rendah V v L = 0,69 sd 0,92 § Kecepatan normal V v L = 1,03 sd 1,14 49 § Kecepatan tinggi V v L = 1,26 sd 1,37 Kapal penangkapan ikan biasanya termasuk kapal berkecepatan tinggi, dimana kecepatan optimumnya memiliki nilai V v L = 1,34 atau bilangan Froude V v gL = 0,38. 7 Rancangan Umum Rancangan umum General Arrangement adalah gambaran umum dari keseluruhan penataan ruangan dan perlengkapan di kapal. Penataan ruang di kapal dimaksudkan untuk memperoleh efisiensi ruangan-ruangan yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi dan kegiatan kapal tersebut. Penataan ruangan pada saat perencanaan pembuatan kapal dirancang dan dihitung secara seksama agar memenuhi areal maupun volume ruangan yang dibutuhkan serta untuk memperoleh stabilitas kapal yang mantap. Pada prinsipnya penataan ruangan ini bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu ruangan di bawah geladak dan ruangan di atas geladak. Ruang di bawah geladak meliputi : i Ruang Ceruk Buritan : biasanya digunakan sebagai tempat steering gear. Pada kapal kayu, ruang ceruk buritan ini menjadi multi fungsi, yang juga digunakan sebagai penyimpanan peralatan mesin. ii Ruang Mesin : biasanya disebut juga sebagai kamar mesin digunakan sebagai tempat akomodasi dari mesin kapal yang merupakan sumber daya penggerak kapal. Tenaga mesin dapat ditentukan dengan menghitung hambatan kapal dalam berbagai jenis nilai kecepatan dan dituangkan dalam bentuk grafik. iii Ruang Palkah Ikan : adalah ruangan yang digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan. Ruang palkah ikan ini harus diberi insulasi, agar penetrasi panas dapat dikurangi atau dihambat. Bahan insulasi yang sering digunakan dewasa ini adalah Polyurethan. Pendinginan ikan di palkah ikan dapat dengan menggunakan unit pendingin atau menggunakan es. Karena ikan harus dipertahankan mutunya agar tetap baik maka konstruksi palkah ikan terutama dinding-dinding kapal yang diberi insulasi harus dirancang secara khusus dan seksama sesuai dengan persyaratan mutu ikan yang diperlukan. 50 Pada prinsipnya ukuran palkah ikan ditentukan antara lain oleh : • Lama hari operasi jumlah setting • Produktivitas alat tangkap • Jenis ikan yang tertangkap • Sistem pendinginan yang digunakan • Stowage ratio ikan. iv Ruang Ceruk Depan : ruang ceruk depan digunakan untuk tempat serbaguna seperti untuk menyimpan rantai jangkar. Disamping itu, sisa ruangan yang ada juga digunakan untuk menyimpan peralatan kapal ataupun suku cadang alat tangkap ikan. v Tangki Bahan Bakar : ruangan yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar yang akan digunakan kapal selama beroperasi. Volume tangki bahan bakar sangat berhubungan dengan lama operasi pelayaran serta daya mesin yang digunakan di kapal. vi Tangki Air Tawar : ruangan yang digunakan untuk menyimpan air tawar untuk keperluan awak kapal selama operasi penangkapan pelayaran. Ukuran tangki air tawar juga berhubungan dengan jumlah awak kapal serta lama trip operasi. FAO menyarankan bahwa seorang awak kapal penangkapan ikan membutuhkan air tawar ± 14 liter per hari. vii Tangki Ballast : tangki ballast pada umumnya terletak di haluan kapal. Tangki ballast biasanya diisi air laut yang berfungsi untuk mengimbangi moment trim agar kapal tidak tungging atau tonggak. Ruang di atas geladak pengaturannya sangat penting karena berhubungan langsung dengan pengoperasian alat tangkap. Ruang di atas geladak meliputi ruang kemudi, ruang akomodasi awak kapal, gudang tempat penyimpanan alat tangkap serta berbagai tempat alat bantu penangkapan. 8 Rancangan Konstruksi Melintang Ukuran balok konstruksi melintang kapal ditentukan dengan perhitungan scantling berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia BKI pada tahun 1996, khususnya untuk kapal kayu, yang didalamnya meliputi : a. Lunas b. Linggi haluan dan linggi buritan 51 c. Gading-gading dan wrang d. Galar balok e. Kulit Iuar f. Balok geladak g. Geladak h. Pagar i. Sekat-sekat kedap air j. Palkah ikan k. Pondasi mesin. Ukuran-ukuran bagian konstruksi dapat berubah sesuai dengan kriteria daerah pelayaran yang telah ditetapkan oleh peraturan BKI, 1996. 9 Rancangan Konstruksi Membujur Rancangan konstruksi membujur kapal meliputi : a. Konstruksi membujur Iambung b. Konstruksi geladak c. Konstruksi bangunan atas d. Konstruksi linggi haluan e. Konstruksi linggi buritan

3.8.3 Metode Analisis GT Kapal Ikan