4 Analytical Hierarchy Process AHP

38 tertinggi merupakan alternatif strategi yang diprioritaskan untuk dilakukan Rangkuti 2000.

3. 4 Analytical Hierarchy Process AHP

Proses Analisis Hirarki The Analytical Hierarchy Process dikembangkan pertama kali oleh L. Saaty pada tahun 1971, yang merupakan pakar matematika dari University of Pittsburg Amerika Serikat. Metode ini adalah salah satu dari ilmu pengambilan keputusan Saaty, 1991. Tujuan utama dari metode ini adalah dapat mengatasi proses pengambilan keputusan dengan masalah yang merupakan suatu sistem kompleks dan tidak terstruktur. Kompleksitas dan tidak terstrukturnya suatu sistem tersebut karena dukungan data dan informasi dari masalah yang dihadapi sangat minim. Data yang diperlukan kalaupun ada mungkin hanya bersifat kualitatif saja yang berdasarkan presepsi, pengalaman atau intuisi. Sehingga masalah tersebut hanya dapat dirasakan dan diamati, namun kelengkapan data numerik tidak menunjang untuk memodelkannya secara kuantitatif. Dalam penyelesaian masalah yang kompleks dan tidak terstruktur tersebut, perlu langkah penyederhanaan dengan menstrukturkan komponen masalah tersebut secara hirarki. Dimana dalam menyusun suatu hirarki diperlukan tahap-tahap sebaga i berikut : Tahap 1 : Mendefinisikan masalah dan menentukan secara spesifik solusi yang diinginkan Tahap 2 : Menyusun hirarki dimulai dengan tujuan objective yang umum, diikuti oleh sub tujuan, kriteria, dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan hirarki paling bawah. Tahap 3 : Membangun matrik perbandingan pasangan yang mempunyai kontribusi relatif atau pengaruh pada masing- masing tujuan atau kriteria yang dikembangkan pada tingkat yang lebih atas. Tahap 4 : Melakukan perbandingan pasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak [nn-1]2 buah, 39 dimana n adalah banyaknya komponen yang dibandingkan. Tahap 5 : Setelah data perbandingan pasangan terkumpul, kemudian dihitung nilai eigen value dan diperiksa konsistensinya. Jika tidak konsisten, maka pengambilan data diulang. Tahap 6 : Mengulangi tahap 3,4 dan 5 untuk seluruh tingkat dan kelompok hirarki. Tahap 7 : Menghitung eigenvektor dari setiap matrik perbandingan pasangan di atas, dimana nilai dari vektoreigen merupakan bobot setiap komponen. Tahap 8 : Memeriksa konsistensi jika nilainya lebih besar dari 10, maka kualitas data judgement harus diperbaiki. Adapun keuntungan menyusun ke dalam bentuk hirarki dalam analisis adalah sebagai berikut : 1 Hirarki yang merepresentasikan sistem dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana perubahan tingkat kepentingan elemen pada level atas berpengaruh terhadap tingkat kepentingan elemen-elemen pada tingkat hirarki di bawahnya. 2 Hirarki memberikan informasi yang lengkap dan jelas atas struktur dan fungsi dari sistem dalam tingkatan lebih rendah dan memberikan gambaran faktor- faktor apa yang berpengaruh terhadap tujuan-tujuan pada tingkat lebih atas. Pembatasan-pembatasan dari elemen-elemen pada tingkatan tertentu direpresentasikan secara baik dalam tingkatan berikutnya yang lebih atas dari elemen tersebut. 3 Penganalisaan dengan hirarki lebih efisien daripada analisis secara keseluruhan. 4 Stabil dan fleksibel, stabil dalam hal perubahan yang kecil akan menghasilkan pengaruh yang kecil pula, fleksibel dalam hal penambahan terhadap struktur hirarki tidak akan merusak atau mengacaukan performasi hirarki secara keseluruhan. 40 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan Tahap terpenting dari proses analisis hirarki adalah penilaian perbandingan pasangan, yang pada dasarnya merupakan perbandingan tingkat kepentingan antara komponen elemen dalam suatu tingkat hirarki. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan sejumlah kombinasi elemen yang ada pada setiap hirarki, sehingga dapat dilakukan penilaian kuantitatif untuk mengetahui besarnya bobot setiap elemen. Untuk pembandingan pasangan, bentuk matrik merupakan bentuk yang lebih disukai. Beberapa keuntungan dengan menggunakan bentuk matrik adalah : 1 Bentuk lebih sederhana 2 Merupakan alat yang cukup baik yang menawarkan kerangka untuk pengujian konsistensi 3 Dapat diperolehnya tambahan informasi melalui pembuatan seluruh pembandingan yang mungkin. 4 Dalam analisa sentivitas dari seluruh tingkat hirarki untuk mengubah dalam judgement . Oleh Saaty 1980 telah menyusun tabel skala perbandingan pasangan seperti dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut : 41 Tabel 9 Nilai skala perbandingan berpasangan Intensitas Kepentingan Definisi Variabel Keterangan 1 Sama pentingnya Kedua elemen memberikan kontribusi 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting terhadap yang lain Pengalaman atau judgement sedikit memihak pada sebuah elemen dibandingkan elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu mempunyai tingkat kepentingan yang kuat atau esensial terhadap yang lainnya Pengalaman atau judgement secara kuat memihak pada sebuah elemen dibanding elemen yang lainnya 7 Tingkat kepentingan yang jelas lebih kuat Sebuah elemen secara kuat disukai dan dominasinya tampak dalam praktek 9 Tingkat kepentingannya mutlak Bukti bahwa suatu elemen lebih penting dari elemen yang lainnya adalah sangat jelas 2,4,6,8 Nilai-nilai tengah diantara 2 judgement yang berdampingan Nilai ini diberikan bila diperlukan adanya kompromi antara dua judgement Kebalikan dari nilai di atas Bila komponen i mendapat salah satu nilai di atas non zero saat dibandingkan dengan elemen j, maka elemen j mempunyai nilai sebaliknya saat dibandingkan dengan i.

3. 5 Analisis Finansial